Pengembangan Wilayah Berbasis Sumberdaya Alam yang

168 Umumnya usaha pengolahan ikan laut dilakukan dengan cara diasinkan atau dikeringkan dan diperkirakan 25 dari total hasil tangkapan. Namun perlu dikembangkan teknologi tepat guna dalam proses pengolahan ikan, sehingga diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi peningkatan pendapatan masyarakat nelayan.

2.7.3 Pengembangan Wilayah Berbasis Sumberdaya Alam yang

Berkelanjutan Kajian konservasi lahan di hulu DAS Citarum dalam upaya mendukung pengembangan wilayah berbasis sumberdaya alam yang berkelanjutan telah diteliti Nurul Febriani 2008. Menurut Rustiadi, et al., 2003 pengembangan lebih menekankan kepada proses meningkatkan dan memperluas. Pengembangan adalah sesuatu yang tidak dari nol, atau tidak membuat sesuatu yang sebelumnya tidak ada, melainkan melakukan sesuatu yang sebenarnya sudah ada tetapi kualitas dan kuantitasnya ditingkatkan dan diperluas. Selanjutnya dalam hal pengembangan masyarakat nelayan tersirat pengertian bahwa masyarakat yang dikembangkan sebenarnya sudah memiliki kapasitas bukannya tidak memiliki sama sekali namun perlu ditingkatkan kapasitasnya capacity building. Secara filosofis suatu proses pembangunanpengembangan dapat diartikan sebagai upaya yang sistematik dan berkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapat menyediakan berbagai alternatif pengelolaan sumberdaya alamnya yang ramah lingkungan. Dalam menentukan prioritas pengelolaan wilayah berbasis sumberdaya alam berkelanjutan didasarkan kepada hasil wawancara dengan masyarakat yang terlibat terlebih dahulu dan juga kepada para stakeholder, dalam penentuan strategi pengelolaan sumberdaya wilayah yang berkelanjutan. Selanjutnya alternatif dan prioritas kebijakan dalam pengelolaan wilayah yang berkelanjutan dengan aspek ekonomi, sosial, ekologi dan kelembagaan masyarakat nelayan dilakukan analisis dengan Multi Criteria Desicion Making MCDM yang menggunakan software Preference Ratios in Multiattribute Evaluation PRIME. Menurut Jankowski 1994 pengelolaan wilayah untuk mencari alternatif mengoptimalisasikan pengelolaan sumberdayanya secara berkelanjutan, 169 memerlukan sejumlah pendekatan untuk menghitung kriteria yang banyak guna membentuk struktur pendukung proses pengambilan keputusan, namun harus memenuhi beberapa faktor, yaitu; i mempunyai kemampuan dalam menangani jenis data yang bervariasi kuantitatif, kualitatif dan campuran dan pengukuran yang intangible; ii dapat mengakomodasi perbedaan yang diinginkan dalam penentuan kriteria; iii dapat menerapkan skema bobot yang bervariasi untuk suatu prioritas stakeholder yang berbeda; iv tidak membutuhkan penentuan nilai ambang sehingga tidak terjadi penurunan skala dari variabel yang continue pada skala nominal; dan v prosedur analisis relatif sederhana. Peneliti memberikan implikasi kebijakan dalam pengembangan wilayah berbasis sumberdaya alam yang berkelanjutan didasarkan terhadap 3 tiga skenario alternatif kebijakan pengelolaan wilayah dengan menggunakan analisis multikriteria, prioritas pengelolaan untuk masa yang akan datang adalah diterapkan sebagai pengembangan wilayah. Kebijakan ini baik secara langsung maupun tudak langsung akan menimbulkan konsekuensi dalam berbagai aspek, yaitu ekonomi, sosial dan ekologi. Implikasi kebijakan terhadap pengelolaan wilayah menguraikan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi, yaitu : 1. Persepsi dan partisipasi masyarakat. Pengelolaan wilayah memerlukan partisipasi masyarakat dan harus diterima oleh masyarakat lokal. Pengertian masyarakat tidak hanya terbatas pada masyarakat pengelola, tetapi juga seluruh pihak yang berkepentingan terhadap pengelolaan. Penerimaan terhadap konservasi dalam penelitian ini pada gilirannya akan menciptakan partisipatif aktif dari masyarakat dalam keikutsertaan untuk melakukan kegiatan konservasi di Hulu DAS Citarum. Penerimaan masyarakat diperlukan untuk menumbuhkan rasa kepemilikan sence of belonging terhadap konservasi atau pengelolaan wilayah sehingga muncul kesadaran untuk senantiasa aktif dalam melaksanakan konservasipengelolaan wilayah. 2. Nilai ekonomi kawasan. Nilai ekonomi akan mengalami peningkatan dibandingkan kondisi saat ini, karena hal ini terkait dengan fungsinya dan logikanya apabila terjadi 170 pengembangan maka akan menjaga nilai ekologis. Hal lain yang akan memberikan nilai ekonomis terhadap kawasan adalah peningkatan jasa lingkungan bagi wilayah tersebut. Semakin tinggi perekonomian suatu wilayah yang dicirikan oleh tingginya kegiatan ekonomi per kapita dari jumlah penduduk, maka akan semakin tinggi nilai ekonomi yang diberikan oleh kawasan. Demikian juga pembangunan ekonomi regional akan semakin kuat dan berkelanjutan apabila pengelolaan wilayah semakin efektif, karena subsidi nilai dari jasa ekologis kawasan semakin tinggi. 3. Pengelolaan dan pengembangan wilayah. Sumberdaya alam merupakan sumberdaya esensial bagi kelangsungan hidup manusia dan sumberdaya alam tidak saja mencukupi kebutuhan hidup manusia namun juga memberikan kontribusi bagi kesejahteraan penduduknya dan pengembangan suatu wilayah. Dari sisi pengelolaan wilayah, konsep dari konservasipengelolaan wilayah yang pada dasarnya adalah sebagai upaya dalam pengendalian pemanfaatan sumberdaya alam sebagai faktor pendukung utama dalam pembangunan. Peningkatan nilai guna berupa nilai jasa lingkungan, nilai ekonomi sumberdaya baik langsung maupun tidak langsung sehingga bukan saja manfaat ekonomi yang didapat tetapi juga manfaat ekologi dalam jangka panjang bagi wilayah itu sendiri. Dalam tatanan pengembangan wilayah, konservasipengelolaan wilayah akan memberikan nilai tambah bagi pengembangan wilayah, karena diharapkan dari pengelolaan ini memberikan perubahan baik, sehingga mengarahkan pengembangan wilayah kepada terjadinya ekonomi eficient, pemerataan equity dan keberlanjutan sustainability untuk masa yang akan datang. 4. Institusi pengelolaan. Pengelolaan wilayah harus mencakup aspek sosial ekonomi, ekologi dan kebijakan. Usaha pengelolaan wilayah harus melibatkan pihak yang memiliki kepentingan seperti pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, perguruan tinggi, lembaga penelitian dan masyarakat, sektor swasta dan pihak-pihak lain. Disamping itu diperlukan komitmen kelembagaan yang kuat dari masing-masing stakeholder yang terlibat. Serangkaian program 171 pemberdayaan masyarakat yang dapat diterapkan dan berkaitan dengan pengelolaan wilayahkonservasi adalah: a. Penguatan kelembagaan dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat dan pelestarian sumberdaya alam, diantaranya melalui optimalisasi fungsi koperasi yang ada. b. Pengelolaan berbasis pengelolaan sumberdaya alam yang ramah lingkungan. c. Pemberdayaan berbasis budidaya pertanian, peternakan dan perikanan. d. Pemberdayaan isteri-isteri petani termasuk nelayan dalam memberikan alternatif kegiatan untuk penguatan ekonomi rumah tangga.

2.7.4 Pengembangan Kawasan Strategis Nasional KSN Provinsi Riau