174
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran
Pembangunan wilayah pesisir dalam kaitannya dengan menumbuhkan ekonomi Kabupaten Pelalawan, dan kerangka pemikiran parsialnya ialah
pembangunan wilayah dan pembangunan ekonomi. Perbedaan mendasar ilmu ekonomi dan ilmu pembangunan wilayah ialah pada masalah ruang Budiharsono,
2001. Di dalam teori ekonomi, tingkat harga dan produksi optimal ditentukan oleh beberapa faktor seperti struktur biaya, penerimaan revenue dan bentuk
pasar yang berlaku. Dengan kata lain bahwa analisis ilmu ekonomi berada pada alam tanpa ruang. Ruang merupakan hal yang penting dalam pembangunan
wilayah. Konsep ruang sangat berkaitan dengan waktu, karena pemanfaatan bumi dan segala kekayaannya membutuhkan organisasipengaturan ruang dan waktu.
Unsur-unsur tersebut di atas secara bersama-sama menyusun unit tata ruang yang disebut wilayah.
Dalam konsep wilayah, pesisir merupakan wilayah yang memproduksi ikan, namun bisa juga dikatakan sebagai wilayah dengan tingkat pendapatan
penduduk yang tergabung di bawah garis kemiskinan. Sebagai wilayah nodal, wilayah pesisir seringkali sebagai wilayah belakang, sedangkan daerah perkotaan
sebagai intinya. Bahkan seringkali wilayah pesisir dianggap sebagai halaman belakang backyard, yang merupakan tempat membuang segala macam limbah.
Sebagai wilayah administrasi, wilayah pesisir dapat berupa wilayah administrasi yang relatif kecil yaitu kecamatan atau desa, namun dapat juga berupa
kabupatenkota berupa wilayah kecil. Sedangkan sebagai wilayah perencanaan, batas wilayah pesisir lebih ditentukan dengan kriteria ekologis. Karena
menggunakan batas kriteria ekologis tersebut, batas wilayah pesisir sering melewati batas-batas satuan wilayah administratif.
Setiap kebijakan yang akan dilaksanakan dalam strategi pengembangan wilayah pesisir tersebut dapat dipastikan akan menimbulkan dampak positip
manfaat dan dampak negatif kerugian bagi masyarakat nelayan. Oleh karena itu, kebijakan yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat yang lebih
175
besar daripada kerugian yang akan ditimbulkannya. Penelitian kebijakan diperlukan untuk menilai sejauhmana implementasi dari kebijakan yang telah
dilaksanakan selama ini dengan mendeskripsikannya melalui analisa kelayakan usaha potensial. Aktifitas kelayakan usaha diukur perbandingannya sejauh-mana
menjadi sektor basis untuk dikembangkan sebagai potensi dalam meningkatkan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir. Penelitian ini juga sebagai upaya untuk
mengembangkan kebijakan lebih lanjut yang dapat memecahkan permasalahan yang ada. Analisis untuk menilai layak atau tidaknya pembangunan dan strategi
pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan digunakan analisis multi criteria decision making MCDM. Penggunaan analisis MCDM ini untuk
memberikan rekomendasi pembangunan dan strategi pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan dengan mempertimbangkan aspek ekonomi,
sosial, ekologis dan kelembagaan dalam pengelolaan sumberdaya pesisir di Kecamatan Teluk Meranti dan Kecamatan Kuala Kampar. Analisis MCDM ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi skenario yang optimal, sehingga manfaat yang diterima masyarakat lebih besar dibandingkan dengan kerugian yang akan
diterima. Manfaat yang diinginkan adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat nelayan, baik dalam bentuk penambahan pendapatan maupun
pengurangan biaya yang harus dipikul. Kerugian yang ingin dihindarkan adalah berkurangnya tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan dalam bentuk hilangnya
kesempatan untuk memperoleh pendapatan maupun munculnya tambahan biaya akibat adanya kebijakan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam analisis ini adalah menemukan solusi yang memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat secara optimal dari
berbagai alternatif dan atribut dari suatu pengelolaan sumberdaya. Pada analisis ini, karena pengambil keputusan adalah pemerintah dan pihak terkait dengan hasil
yang dirasakan masyarakat, maka responden dalam analisis ini adalah masyarakat, sehingga pemilihan atau penentuan atribut dalam analisis ini adalah atribut-atribut
yang melekat pada masyarakat. Selain itu, pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya juga memiliki dampak-dampak terhadap lingkungan, sehingga aspek
biofisik juga diperhitungkan dengan analisis MCDM menggunakan software PRIME.
176
Metode penentuan atributkriteria dalam penelitian ini yang akan digunakan ditentukan dengan mempertimbangkan relevansinya terhadap potensi
analisa usaha dan sektor basisnya dalam mengembangkan wilayah pesisir adalah : 1. Atribut ekonomi yang meliputi :
1 Pendapatan nelayan 2 Sumber modal
3 Aspek pasar 2. Atribut sosial, yang meliputi :
1 Persepsi masyarakat terhadap perikanan tangkap 2 Konflik antar nelayan konflik sosial
3 Penyerapan tenaga kerja 4 Partisipasi masyarakat nelayan
3. Atribut Lingkunganekologi, yang meliputi : 1 Ketersediaan stock
2 Pencemaran 4. Atribut Kelembagaan yang meliputi :
1 Peran kelembagaan 2 Efektivitas kelembagaan
Sedangkan alternatif-alternatif yang mungkin dan realistis ditentukan melalui tiga skenario yang menjadi alternatif pilihan adalah :
1. Skenario Eksisting, yaitu membiarkan kondisi pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir pada saat ini di Kabupaten Pelalawan tanpa
ada perubahan. 2. Skenario
Economic driven, dimana pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir dilakukan hanya dengan fokus memperhatikan keuntungan ekonomi
bagi pelaksana pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir tanpa memperhatikan kondisi sosial dan lingkungan masyarakat nelayan.
3. Skenario Environmental driven, dimana pembangunan dan pengembangan wilayah pesisir dilakukan dengan memperhatikan aspek ekologis, sosial
ekonomi masyarakat nelayan agar fungsi wilayah pesisis sebagai filter infiltrasi salinitas air laut dapat dipertahankan.
177
Dengan menggunakan analisis MCDM menggunakan software PRIME pada penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya di wilayah Kabupaten Pelalawan berdasarkan tiga alternatif untuk mengukur kinerja pengelolaan, yaitu pada kondisi ekonomi mengarahkan
pengelolaan yang dilakukan oleh masyarakat user based dengan economic driven dan environmental driven. Beberapa kriteria yang berhubungan dengan
alternatif pengelolaan disusun untuk memperoleh pengambilan keputusan yang tepat.
Penentuan nilai pada kondisi ekonomi berdasarkan survey kemasyarakat nelayan yang di sampling dan data sekunder di wilayah penelitian, sedangkan
untuk alternatif lain berdasarkan kecenderungan permasalahan yang terjadi di masyarakat juga, serta penerapkan berbagai pola pengelolaan dan pemanfaatan
sumberdaya di Kabupaten Pelalawan. Penilaian pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya adalah melihat value interval dari ketiga skenario pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya. Value interval merupakan kisaran nilai kemungkinan dari atribut dalam pencapaian tujuan.
Kerangka pemikiran dalam penelitian untuk menentukan pembangunan dan strategi pengembangan wilayah pesisir di Kabupaten Pelalawan dapat dilihat
pada Gambar 1.
178
ANALISIS DESKRIPTIF
ISU POKOK PEMBANGUNAN
WILAYAH PESISIR
ANALISIS LQ
ANALISIS MCDM
Menggunakan Software
PRIME RANCANGAN PROGRAM
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR
OTONOMI DAERAH
UU 322004 KEBIJAKAN
PEMBANGUNAN KABUPATEN
PELALAWAN -RENSTRA
-RPJM 2006-2010
EKONOMI REGIONAL
POTENSI BASIS EKONOMI PADA
WILAYAH PESISIR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Pengembangan Wilayah Pesisir
179
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Kuala Kampar dan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Waktu pelaksanaan penelitian pada awal
bulan September hingga akhir bulan Oktober tahun 2007.
3.3. Metode Penelitian dan Teknik Sampling