210
4.5.4.4 Kebijakan Peningkatan Perhubungan
Kebijakan pembangunan bidang perhubungan dimaksudkan sebagai upaya memperlancar arus barang dan orang di wilayah Kabupaten Pelalawan, yang
selanjutnya akan menunjang pengembangan ekonomi rakyat. ProgramKegiatan yang dilakukan meliputi :
1. Peningkatan sarana dan prasarana perhubungan. 2. Peningkatan ketertiban dan pencegahan kecelakaan lalu lintas.
4.5.4.5 Kebijakan Peningkatan Aparatur
Kebijakan pembangunan aparatur dimaksudkan sebagai upaya peningkatan pelayanan aparatur sebagai penyelenggara urusan pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan dengan mengutamakan mutu pelayanan melalui programkegiatan :
1. Peningkatan sarana dan prasarana pemerintahan. 2. Peningkatan motivasi dan disiplin kerja.
3. Peningkatan kualitas dan kuantitas aparatur. 4. Peningkatan sistem dan metode kerja.
4.5.5 Target dan Sasaran yang Ingin Dicapai
Target dan sasaran yang ingin dicapai dalam pembangunan Kabupaten Pelalawan adalah sebagai berikut :
1. Meningkatnya pengelolaan sumberdaya alam dan sumberdaya ekonomi secara lebih adil dan berwawasan lingkungan, yang dengan demikian akan
meningkatkan produk dan nilai tambah ekonomi. 2. Meningkatnya pendapatan masyarakat dan pendapatan regional Kabupaten
Pelalawan, menurunnya angka kemiskinan, serta pertumbuhan ekonomi yang ekuivalen dengan pertumbuhan penduduk.
3. Meningkatnya kualitas sumberdaya manusia di Kabupaten Pelalawan yang lebih handal, berdayasaing dan etos kerja yang tinggi.
4. Meningkatnya mutu hidup dan kehidupan masyarakat di Kabupaten Pelalawan melalui peningkatan kesehatan, terjaminnya kebutuhan pokok, tersedianya
211
sarana dan prasarana utama, seperti listrik, air minum, perumahan dan lingkungan pemukiman yang layak.
5. Lancarnya arus orang dan barang di Kabupaten Pelalawan, terbuka isolasi daerah sulit dan meningkatnya akses ke sentra ekonomi.
6. Meningkatnya sarana dan prasarana aparatur, guna peningkatan kinerja pemerintahan, kinerja pembangunan dan kinerja pelayanan kemasyarakatan.
Selain pembangunan Kabupaten Pelalawan berdasarkan Program Pembangunan Daerah yang telah di tetapkan, pembangunan Kabupaten Pelalawan
juga terkait dengan kebijakan pembangunan kawasan yaitu kebijakan Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia Malaysia Singapura – Growth Triangle KESR
IMS – GT yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari Kerjasama Singapura Johor Riau SIJORI yang diresmikan melalui penandatanganan MOU
pada 17 Desember 1994. Untuk Kerjasama Ekonomi Sub Regional Indonesia Malaysia Thailand – Growth Triangle KESR IMT – GT, keterlibatan Provinsi
Riau relatif baru yaitu melalui deklarasi pada pertemuan tingkat Menteri Ministrial Meeting di Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam pada tanggal
20 Maret 1997. Kegiatan yang diikuti selama ini pada KERS IMT-GT masih terbatas sebagai peserta aktif pada tingkat pertemuan WGM, SOM dan MM
belum ada dalam bentuk ikatan kerjasama MOU. Tujuan dasar dari KESR ini adalah untuk mendorong pembangunan dan
meningkatkan kerjasama ekonomi kawasan di bidang perdagangan, pariwisata, pertanian, industri dan kegiatan ekonomi lainnya di wilayah segi tiga
pertumbuhan dengan pelaku utama kalangan dunia usaha sektor swasta dan pemerintah bertindak selaku fasilitator. Visi ke depan dan program-program
KESR adalah mewujudkan sektor swasta sebagai engine of growth dalam pengembangan ekonomi kawasan, didukung oleh berbagai kemudahan dan
layanan yang profesional oleh masing-masing pemerintah peserta KESR. Dari pihak Indonesia pada saat ini ada tujuh provinsi yang telah terlibat
dalam KESR IMS – GT, yaitu : Riau, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung dan Kalimantan Barat. Untuk KERS IMT – GT ada empat
provinsi yang terlibat, yaitu : Nanggroe Aceh Darusalam, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau. Dengan lokasinya yang strategis dan berdekatan dengan
212
ketiga negara tetangga peserta KERS, memungkinkan Provinsi Riau terlibat baik pada KERS IMS – GT maupun IMT – GT. Kebijakan KESR IMS – GT dan
IMT – GT di wilayah Provinsi Riau diarahkan pada upaya-upaya sebagai berikut : A. Meningkatkan keterkaitan dan keterpaduan dalam penyusunan program-
program KESR, meliputi, keterkaitan dan keterpaduan antar sektor, antar lembaga, inter dan intra wilayah, pendanaan dan penjadwalan, serta “link and
match dengan program dari negaraprovinsi lain. B. Merumuskan kembali konsep keterkaitan dan keterpaduan program KESR
antar provinsi terkait sehingga terwujud kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja program KESR.
C. Melanjutkan upaya-upaya deregulasi dan debirokratisasi secara menyeluruh dengan memperbesar peran pemerintah daerah dalam kerangka otonomi
daerah. D. Melakukan pendataan yang akurat menyangkut potensi dan peluang
kerjasama yang ada disetiap Provinsi terkait, untuk ditawarkan kepada dunia usaha di negara lain peserta KESR.
E. Menerbitkan perangkat hukum dan peraturan pelaksanaannya di daerah untuk mendukung pelaksanaan program KESR, utamanya yang berkaitan perijinan
pemanfaatan lahan. F. Meningkatkan upaya-upaya promosi investasi dan informasi kebijakan
penanaman modal di provinsi terkait melalui sistem jaringan komunikasi internet dan sistem promosi terpadu.
4.6. Program Pembangunan Perikanan