Penelitian Terdahulu Analisis kepuasan konsumen restoran Papa Ron’s Pizza Bogor

11 Waralaba merupakan sistem keterkaitan usaha vertikal antara pemilik paten yang menciptakan paket teknologis bisnis franchisor dengan penerima hak pengelolaan operasional bisnis franchisee. Jadi, sesungguhnya waralaba dapat dikatakan sebagai teknik menjual ”Sukses” dari usaha yang sudah berhasil. Bisnis waralaba dicirikan dengan: 1 Franchisor yang menawarkan paket usaha. 2 Franchisee yang memiliki unit usaha outlet yang memanfaatkan paket usaha milik franchisor. 3 Ada kerjasama antara franchisor dan franchisee dalam hal pengelolaan unit usaha. 4 Ada kontrak tertulis yang mengatur kerjasama.

2.4 Penelitian Terdahulu

Simaremare 2006 melakukan penelitian ”Analisis Loyalitas Konsumen Restoran Macaroni Panggang Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengidentifikasi proses keputusan pembelian konsumen, menganalisis tingkat kepuasan dan loyalitas konsumen serta mengetahui hubungan antara karakteristik konsumen dengan loyalitas. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif tabulasi sederhana, Importance Performance Analysis IPA dan Uji Chi-Square. Responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah perempuan, usia 20- 30 tahun, suku Sunda, beragama Islam, status belum menikah, lokasi tempat tinggal di Bogor. Responden sebagian besar berpendidikan akhir sarjana, bekerja sebagai pegawai swasta dan pendapatan uang saku per bulan berkisar Rp 500.000 – Rp 1.500.000. Proses pengambilan keputusan pembelian dengan tahap pengenalan kebutuhan yang dapat dilihat dari motivasi kunjungan karena citarasa masakan enak dengan manfaat yang dicari sebagai makanan selingan. Tahap pencarian informasi diperoleh dari teman. Tahap evaluasi alternatif, yang menjadi pertimbangan responden mengunjungi restoran Macaroni Panggang Bogor karena citarasa masakan enak. Tahap keputusan pembelian dilakukan secara terencana, dimana mayoritas konsumen datang pada hari libur. Tahap pascapembelian, 12 responden menyatakan puas setelah mengunjungi restoran Macaroni Panggang Bogor. Loyalitas konsumen restoran Macaroni Panggang Bogor termasuk ke dalam kriteria Clients dan tingkat loyalitas menunjukkan tidak berkaitan dengan karakteristik konsumen, tetapi lebih dipengaruhi oleh kinerja restoran itu sendiri. Gaol 2006 melakukan penelitian ” Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Pasta dan Restoran Wajan Bekas Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengidentifikasi proses keputusan pembelian konsumen, mengidentifikasi tingkat kepuasan konsumen dan merumuskan saran alternatif kebijakanan bagi perusahaan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif tabulasi sederhana, Importance Performance Analysis IPA dan analisis kesenjangan Gap. Responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah perempuan, usia 16- 25 tahun, suku Sunda, status belum menikah. Responden sebagian besar berpendidikan akhir sarjana, bekerja sebagai pegawai swasta dan pendapatan uang saku per bulan berkisar Rp 500.000 – Rp 1.500.000. Proses pengambilan keputusan pembelian dengan tahap pengenalan kebutuhan yang dapat dilihat dari motivasi kunjungan karena rasa masakan. Tahap pencarian informasi diperoleh dari teman. Tahap evaluasi alternatif, yang menjadi pertimbangan responden mengunjungi restoran Wajan Bekas Bogor karena rasa masakan. Tahap keputusan pembelian dilakukan secara terencana, dimana mayoritas konsumen datang pada hari libur. Tahap pascapembelian, responden menyatakan puas setelah mengunjungi restoran Wajan Bekas Bogor dan tindakan yang dilakukan responden apabila terjadi kenaikan harga adalah tetap membeli. Hasil yang diperoleh dari IPA yaitu atribut produk pasta yang perlu dipertahankan adalah rasa, kebersihan dan halal. Konsumen merasa puas terhadap atribut restoran yaitu kecepatan penyajian, kesesuaian menu dengan pesanan, penanganan keluhan pengunjung, keramahan dan kesopanan pramusaji, keamanan dan kenyamanan restoran serta kebersihan dan kerapihan restoran. Hasil yang diperoleh dari analisis kesenjangan Gap yaitu atribut variasi menu merupakan prioritas utama yang perlu ditingkatkan. Atribut restoran yang perlu diprioritaskan karena belum memenuhi harapan konsumen adalah atribut 13 alunan musik, sarana parkir yang memadai, aroma ruangan, kecepatan penyajian, kesigapan pramusaji, kebersihan dan kerapihan restoran, kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen, penampilan pramusaji, keramahan dan kesopanan pramusaji serta keamanan dan kenyamanan restoran. Amalia 2006 melakukan penelitian ”Kepuasan Konsumen dan Product Positioning Sosis Badranaya di Kota Bandung – Jawa Barat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lingkungan internal dan eksternal perusahaan, mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap Sosis Badranaya dan menganalisis kemampuan bersaing sosis badranaya terhadap sosis merek pesaing. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif tabulasi sederhana, Importance Performance Analysis IPA, Customer Satisfaction Index CSI dan analisis Biplot. Berdasarkan pengamatan lingkungan internal dan eksternal, produksi perusahaan cenderung menurun dari lingkungan internal karena terbatasnya modal perusahaan untuk mengembangkan usahanya, kurang efektifnya kegiatan promosi dan kemampuan sumberdaya manusia yang masih lemah. Hal ini didukung dengan adanya ancaman dari lingkungan eksternal yaitu munculnya pesaing baru yang lebih agresif dan pelanggan yang semakin peka terhadap kualitas produk. Responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah perempuan, usia 26- 35 tahun, bekerja sebagai pegawai swasta. Responden mempunyai pendapatan menengah ke atas sesuai dengan pekerjaan konsumen. Hasil yang diperoleh dari IPA menunjukkan bahwa konsumen merasa kurang puas. Atribut tersebut meliputi aroma sosis, rasa sosis, warna sosis, tekstur sosis, desain kemasan, kejelasan tanggal kadaluwarsa, daya tahan sosis dan ketersediaan sosis. Informasi yang diperoleh dari hasil Biplot, menunjukkan bahwa sosis badranaya kalah bersaing dengan sosis pesaingnya yaitu Vida dan Farmhouse. Hal ini terlihat dari kelemahan atribut yang dimilikinya sangat banyak meliputi aroma sosis, rasa sosis, warna sosis, tekstur sosis, desain kemasan, kejelasan tanggal kadaluwarsa, daya tahan sosis dan ketersediaan sosis. Sary 2006 melakukan penelitian ”Analisis Perilaku Konsumen Martabak Air Mancur Bogor Kasus Cabang Jl.Pajajaran dan Jl.Sudirman”. Penelitian ini 14 bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik konsumen, mendeskripsikan proses keputusan pembelian konsumen dan menganalisis tingkat kepuasan konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif tabulasi sederhana, model multiatribut angka ideal dan Importance Performance Analysis IPA. Responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah laki-laki dan perempuan sama banyak, usia 16-35 tahun, pendidikan terakhir konsumen di cabang Jl.Pajajaran adalah sarjana dan di cabang Jl.Sudirman adalah SMU. Responden sebagian besar bekerja sebagai staf swasta dan pendapatan uang saku per bulan bervariasi, lebih kecil dari Rp 1.000.000 dan lebih besar dari Rp 2.000.000 – Rp 3.000.000. Konsumen memiliki alasan mengkonsumsi martabak yang sama antara dua cabang yaitu menjadikan makanan hiburan dan merupakan sekedar hobi. Alasan memilih mengonsumsi Martabak Air Mancur adalah karena rasa yang enak dan manfaat yang didapat adalah sebagai makanan selingan. Faktor keluarga dan konsumen sendiri merupakan faktor yang mempengaruhi pembelian Martabak Air Mancur. Sebagian besar konsumen membeli martabak pada hari libur dan rasa lapar adalah biasa saja bagi konsumen. Rasa lezat yang dimiliki Martabak Air Mancur merupakan persepsi bagi konsumen di cabang Jl.Pajajaran dan martabak yang bervariasi adalah persepsi bagi konsumen di cabang Jl.Sudirman. Alasan yang menyebabkan konsumen membeli adalah sekalian lewat. Hasil sikap responden di cabang Jl.Sudirman lebih baik daripada di cabang Jl.Pajajaran. Penelitian di dua cabang Martabak Air Mancur sebagian besar atribut terdapat pada kuadran II. Perbedaan yang muncul untuk dua cabang adalah terdapat atribut kemasan, variasi menu dan aroma. Firdita 2007 melakukan penelitian ”Analisis tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food ”Bintang Laguna” di Pesisir Pantai Anyer Propinsi Banten”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen serta menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif tabulasi sederhana, Importance Performance Analysis IPA dan Customer Satisfaction Index CSI. 15 Responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah laki-laki, usia 33-40 tahun, suku Sunda dan Jawa, status sudah menikah. Responden sebagian besar berpendidikan akhir SMU, bekerja sebagai pegawai negeri BUMN dengan pendapatan uang saku per bulan berkisar Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000. Atribut yang perlu dipertahankan berdasarkan analisis IPA yaitu rasa, aroma, halal dan harga. Kepuasan konsumen terhadap atribut restoran diketahui bahwa konsumen merasa puas terhadap kemampuan pramusaji berkomunikasi dengan konsumen, diskon harga dan kecepatan penyajian. Prioritas dari atribut restoran yang perlu ditingkatkan adalah kesesuaian menu dengan pesanan, kesigapan pramusaji, keramahan, perhatian dan kesopanan pramusaji, keamanan dan kenyamanan restoran serta kebersihan restoran. Dari hasil analisis didapatkan bahwa nilai indeks kepuasan konsumen terhadap produk restoran memiliki nilai yang tinggi yaitu sebesar 76,80 . Sedangkan nilai indeks kepuasan konsumen terhadap atribut restoran juga memiliki nilai yang tinggi yaitu sebesar 78,40 . Rusmayanti 2008 melakukan penelitian ”Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Chidori Kota Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengidentifikasi proses keputusan pembelian, mengidentifikasi tingkat kepuasan konsumen dan mengidentifikasi implikasi manajerial. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif tabulasi sederhana, Importance Performance Analysis IPA dan Customer Satisfaction Index CSI. Berdasarkan hasil penelitian pada 100 responden, karakteristik responden Restoran Chidori yang paling banyak datang ke restoran yaitu berjenis kelamin laki-laki, usia 23-28 tahun, status belum menikah, alamat di Bogor. Responden sebagian besar berpendidikan terakhir sarjana, bekerja sebagai pegawai swasta, pendapatan uang saku per bulan di atas Rp 2.500.001 dan tingkat pengeluaran per bulan berkisar Rp 1.500.001 – Rp 2.500.000. Proses pengambilan keputusan pembelian dalam pengenalan kebutuhan yang paling tinggi jumlah respondennya yaitu alasan membeli produk restoran karena cita rasa masakan dan sebagai makanan besar. Pencarian informasi mengenai restoran yang paling tinggi jumlah respondennya yaitu lebih percaya melalui teman. Pencarian informasi mengenai bentuk promosi penjualan yang 16 paling tinggi jumlah respondennya yaitu promosi melalui potongan harga dan pengaruh promosi terhadap responden yaitu responden tertarik. Evaluasi alternatif yang paling tinggi jumlah respondennya yaitu atribut rasa masakan. Keputusan pembelian yang paling tinggi jumlah respondennya yaitu tergantung situasi dan yang mempengaruhi dalam keputusan pembelian yang paling tinggi jumlah respondennya yaitu terpengaruh karena teman. Hasil pembelian dapat diketahui bahwa responden akan kembali datang mengunjungi restoran walaupun harga dinaikkan 10-40 dan responden sudah puas dengan menu yang disajikan oleh restoran tersebut. Atribut yang perlu dipertahankan berdasarkan analisis IPA yaitu atribut pada kuadran B rasa, halal, keramahan dan kesopanan pramusaji, keamanan dan kenyamanan restoran, kebersihan dan kerapihan restoran, keragaman menu dan kemudahan proses pembayaran. Atribut yang harus diperbaiki yaitu atribut pada kuadran A harga produk, kecepatan pelayanan, kecepatan merespon keluhan konsumen dan paket promosi. Pengukuran kepuasan konsumen terhadap atribut restoran melalui analisis CSI menghasilkan skor sebesar 80,2 . Jika nilai ini didasarkan pada indeks kepuasan konsumen, maka nilai CSI 0,802 berada pada selang 0,66-0,80, sehingga dapat dikatakan bahwa secara umum indeks kepuasan konsumen untuk atribut yang diuji berada pada kriteria puas. Prasetio 2008 melakukan penelitian ”Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran Papa Ron’s Pizza Bogor”. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis hubungan dan faktor- faktor yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen. Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif tabulasi sederhana dan Structural Equation Modelling SEM. Responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah kalangan muda dan remaja yang memiliki pendapatan uang saku per bulan lebih dari satu juta. Dua variabel laten yang dapat diterima sebagai variabel indikator yaitu, kepuasan terhadap pelayanan dan terhadap karyawan bersama-sama menghasilkan kepuasan. Kepuasan terhadap produk dan citra tidak dapat diterima sebagai variabel indikator pembentuk kepuasan. 17 Perbedaan dengan penelitian Prasetio 2008 yaitu penelitian sekarang fokus kepada kepuasan konsumen. Alat analisis yang digunakan berbeda karena tujuan dari penelitian berbeda. Alat analisis yang akan digunakan adalah analisis deskriptif tabulasi sederhana, Importance Performance Analysis IPA, Customer Satisfaction Index CSI dan analisis kesenjangan Gap. Tujuan penelitian dan alat analisis yang digunakan sama dengan penelitian Gaol 2006. Penelitian terdahulu yang menjadi acuan penulis dapat dilihat pada Tabel 4. 18 Tabel 4. Penelitian Terdahulu No Peneliti Tahun Judul Tujuan Alat Analisis 1 Simare mare 2006 Analisis Loyalitas Konsumen Restoran Macaroni Panggang Bogor Mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengidentifikasi proses keputusan pembelian konsumen serta hubungan antara karakteristik konsumen dengan loyalitas. Importance Performance Analysis IPA dan Uji Chi-Square. 2 Pratiwi 2006 Analisis Nilai dan Loyalitas Pelanggan Macaroni Panggang Bogor Menganalisis karakteristik pelanggan, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pelanggan total, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas pelanggan. Structural Equation Modelling SEM 3 Gaol 2006 Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Produk Pasta dan Restoran Wajan Bekas Bogor Mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengidentifikasi proses keputusan pembelian konsumen, mengidentifikasi tingkat kepuasan konsumen dan merumuskan saran alternatif kebijakanan bagi perusahaan. Importance Performance Analysis IPA dan analisis kesenjangan Gap 4 Amalia 2006 Kepuasan Konsumen dan Product Positioning Sosis Badranaya di Kota Bandung – Jawa Barat Mengkaji lingkungan internal dan eksternal perusahaan, mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap Sosis Badranaya dan menganalisis kemampuan bersaing sosis badranaya terhadap sosis merek pesaing. Importance Performance Analysis IPA, Customer Satisfaction Index CSI dan analisis Biplot. 5 Sary 2006 Analisis Perilaku Konsumen Martabak Air Mancur Bogor Kasus Cabang Jl.Pajajaran dan Jl.Sudirman Mendeskripsikan karakteristik konsumen, mendeskripsikan proses keputusan pembelian konsumen dan menganalisis tingkat kepuasan konsumen. Model multiatribut angka ideal dan Importance Performance Analysis IPA 6 Firdita 2007 Analisis tingkat Kepuasan Konsumen Restoran Sea Food ”Bintang Laguna” di Pesisir Pantai Anyer Propinsi Banten Mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, menganalisis tingkat kepuasan konsumen terhadap bauran pemasaran. Importance Performance Analysis IPA dan Customer Satisfaction Index CSI 7 Rusmayan ti 2008 Kepuasan Konsumen Terhadap Restoran Chidori Kota Bogor Mengidentifikasi karakteristik konsumen, mengidentifikasi proses keputusan pembelian, mengidentifikasi tingkat kepuasan konsumen dan mengidentifikasi implikasi manajerial. Importance Performance Analysis IPA dan Customer Satisfaction Index CSI 8 Prasetio 2008 Kepuasan dan Loyalitas Konsumen Restoran Papa Ron’s Pizza Bogor Mengidentifikasi karakteristik konsumen, menganalisis hubungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan dan loyalitas konsumen. Structural Equation Modeling SEM III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis