2.1.5 Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Usaha Agribisnis LM3 Sebuah Studi Kasus
Pengembangan LM3 yang telah dilaksanakan oleh Departemen Pertanian RI bertujuan untuk pemberdayaan dan pengembangan usaha agribisnis sekaligus
upaya untuk meningkatkan kesejateraan masyarakat sekitarnya, berupa gerakan moral melalui pendidikan dan ketrampilan. Kekuatan lembaga seperti pesantren,
paroki, subak, gereja, dan lembaga keagamaan lainnya merupakan lembaga yang memiliki rasa dan tanggung jawab yang tinggi, mempunyai kemandirian, adaptif
terhadap perubahan, memiliki jaringan kultural dan basis konstituen yang solid, penjaga moral etika bagi masyarakat serta sebagai komunitas yang ikhlas tulus
rela berkorban bagi masyarakat Suprapto, 2006. Adapun mereka yang telah berperan dalam pengembangan LM3
berdasarkan informasi dari Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian Departemen Pertanian RI antara lain; Yayasan Al-Ittifaq yang kerjasama dengan
kaum dhuafa, kaum miskin yang tidak memiliki apa-apa. Kerjasama tersebut berawal dari tahun 1992 dengan keterlibatan para santri mencangkul di ladang,
mengairi tanaman, memberi makan ternak, mengemas sayuran dan menjualnya ke pasar. Di sela aktivitas yang melelahkan, apabila tiba waktu sholat, bersegeralah
para santri meninggalkan kesibukannya untuk memenuhi panggilan illahi. Sebuah gambaran penggabungan antara unsur profesionalisme kerja dengan dasar
spiritual. Kewajiban terhadap Tuhan-Nya adalah yang utama. Ini menjadi tata nilai bagi para santri di Pesantren Al-Ittifaq. Bagi mereka bertani untuk ngaji,
berdagang untuk ngaji, dan semua hal untuk ngaji.
Adapun tahapan kerjasama yang dilakukan oleh Pesantren Al-Ittifaq; Pertama, kerjasama yang berorientasi ke dalam, artinya membangun kerjasama
dengan para santri. Tujuannya adalah agar mereka yang merasa awalnya dari golongan yatim piatu dan merasa tidak mampu menjadi merasa percaya diri
dengan potensi yang dimiliki sehingga mampu bersaing dengan masyarakat lainnya. Kedua, kerjasama dengan pihak luar dengan membangun kepercayaan
terhadap pihak luar, terutama mematuhi kesepakatan-kesepakatan yang telah dibangun bersama.
Pada saat ini, Pesantren Al-Ittifaq menjadi salah satu penyalur buah dan sayur untuk pasar swalayan di Jakarta yaitu Hero, Makro dan Giant. Di Bandung,
swalayan yang sudah menjadi langganan adalah Yogya, Matahari, dan Superindo. Kapasistas produksinya adalah 3,5 ton per hari, satu ton dari lahan pesantren dan
sisanya dari lahan kurang lebih 400 warga sekitar pesantren. Tahun 1997 berdiri Koperasi Pondok Pesantren kopontren yang mendorong dilaksanakannya
pembinaan terhadap empat kelompok tani dengan jumlah anggota 80-90 petani setiap kelompoknya. Yayasan menjunjung tinggi kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas dengan didampingi seorang penyuluh yang membina 4 kelompok tani tersebut.
Selanjutnya, LM3 Al-Kautsar Al-Gontori di Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sama halnya dengan Pondok Pesantren Al-Ittifaq
Bandung, Pesantren Al-Gontori mendidik para santrinya dengan ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum serta membekali dengan ketrampilan. Bedanya, para
santri di pesantren tersebut lebih diasah dalam dua Bahasa Asing yakni Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Adapun lahan yang dipakai untuk kegiatan LM3
merupakan lahan masyarakat sekitarnya sebagai tempat kegiatan ekstrakurikuler pesantren dalam bidang pertanian. Jenis tanaman yang ada antara lain : pohon
mangga dan pohon melinjo yang sudah berbuah, juga dibudidayakan sayuran seperti tomat, bawang daun, seledri, kubis, wortel, cabe, terong, kol, dan ketimun.
Selain itu juga dikembangkan peternakan itik, kambing, dan sapi. Untuk bidang perikanan dikembangkan ikan nila dan karper. Semua kegiatan pertanian
dilakukan oleh sebanyak 250 santri dari penanaman hingga pemasaran. Pada saat ini, kerjasama dengan masyarakat sekitar juga terus dibangun untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar pesantren.
2.2 Kerangka Pemikiran
Perubahan paradigma pembangunan dari model pembangunan yang bersifat top down ke arah bottom up memunculkan wacana baru yakni sebuah
konsep pemberdayaan masyarakat. Konsep ini telah berkembang di Eropa sejak abad ke-18 dan digunakan di negara berkembang termasuk Indonesia pada abad
20. Departemen Pertanian RI melalui Dirjen BPSDMP dan P2HP
melaksanakan Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Kelembagaan LM3 pada bidang agribisnis. Pesantren Pertanian Darul Fallah di
Desa Benteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor adalah salah satu penerima program berdasarkan pada hasil tahapan identifikasi dan seleksi dari BPSDMP
dan P2HP. Berbekal potensi lokal berupa SDM sumberdaya manusia, sumberdaya alam pertanian, memiliki unit usaha pengembangan agribisnis