BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan strategi studi kasus. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dan bukan rangkaian angka Miles dan Huberman, 1992. Unaradjan 2000, mengistilahkan penelitian
kualitatif dengan sebutan field study yaitu jenis penelitian yang berhubungan dengan peneliti yang terlibat dalam lapangan penelitiannya, maksudnya peneliti
berpartisipasi selama beberapa lama dalam kehidupan sehari-hari kelompok sosial yang diteliti. Jawaban yang dicari adalah jawaban atas pertanyaan bagaimana
pengalaman sosial dibentuk dan diberi makna Sitorus, 1998. Di dalam kasus pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan LM3, peneliti menekankan
realita sosial yang terjadi pada kehidupan di sekitar wilayah Pesantren Pertanian Darul Fallah berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat melalui program
pengembangan LM3 pada bidang agribisnis peternakan. Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang
penelaahannya terhadap satu kasus yang dilakukan secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif Faisal, 2005. Sitorus 1998, menyebutkan bahwa
studi kasus merupakan strategi penelitian yang bersifat multi-metode yakni memadukan metode pengamatan, wawancara, dan analisis dokumen. Pada
penelitian ini seseorang atau kelompok yang diteliti adalah individu pengelola LM3 dan masyarakat lingkar Pesantren Pertanian Darul Fallah dengan menelaah
secara intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif mengenai pemberdayaan masyarakat dalam program pengembangan LM3.
Studi kasus yang dipilih adalah studi kasus instrinsik untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang suatu kasus khusus yakni pemberdayaan
masyarakat melalui pengembangan LM3 di pesantren. Pesantren Pertanian memiliki sesuatu yang unik dibandingkan dengan pesantren pada umumnya.
Keunikannya terletak pada latar belakang pendidikan pada bidang pertanian. Pada umumnya, pesantren hanya mengedepankan pendidikan agama saja sebagai latar
belakang. Pesantren pertanian menyeimbangkan aspek religi dan pendidikan pertanian sebagai dasar di dalam mengasah ilmu pengetahuan, sehingga keluaran
SDM diharapkan selain fasih dalam ilmu agama, juga cakap dalam kemampuan di bidang pertanian.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian