3. Pelatihan Teknologi Hortikultura bagi Pengelola Pesantren. Kerjasama
dengan Kantor Menteri Negara Riset dan Teknologi RI, Depag RI, LPM IPB. Juli 2001
4. Pelatihan Teknologi Kultur Jaringan Tanaman. PT DaFa Tekno Agromandiri.
Sejak tahun 2001 5.
Pelatihan Pembibitan Tanaman. Kerjasama Sekretariat Bina Desa dengan PT DaFa Taman. Oktober 2002
6. Pelatihan Pembekalan bagi Calon Pensiun Pegawai Perum Pegadaian.
Kerjasama dengan IPB. 2002. 7.
Pelatihan Pertanian terpadu bagi Pengelola Pesantren. Kerjasama dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Darat Propinsi Jambi. Mei 2003.
8. Pelatihan Tanaman Hortikultura, Kerjasama Departemen Pertanian RI, tahun
2006. 9.
Pelatihan Pengolahan Air, Kerjasama Departemen Pertanian Tahun 2006.
5.2 Sistem Agribisnis Peternakan pada LM3
Di dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan pembahasan pada sistem agribisnis peternakan LM3. Agribisnis peternakan LM3 Pesantren
Pertanian Darul Fallah merupakan kegiatan yang sudah dilaksanakan sejak tahun 1991 sehingga mengalami pergantian jenis usaha ternak maupun pengelolanya.
Menurut Hn, beberapa usaha ternak yang pernah dikembangkan antara lain; usaha ternak domba, kambing, ayam, sapi perah, dan kambing perah. Demikian juga
dengan para pengelola, dimana sudah mengalami pergantian berulang-ulang.
Sampai penelitian ini dilakukan, pengelola pada unit agribisnis peternakan berjumlah 12 orang. Secara lengkap jumlah dan identitas pengelola usaha
agribisnis peternakan LM3 Pesantren Pertanian Darul Fallah dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 5.
Struktur Organisasi Usaha Agribisnis LM3 Pesantren Pertanian Darul Fallah
Menurut Departemen Pertanian 2007 sebagaimana dikutip Jiaravanon 2007, konsep agribisnis dipandang sebagai suatu sistem yang mencakup lima
subsistem. Pertama, subsistem agribisnis hulu, yang meliputi semua kegiatan yang memproduksi dan menyalurkan input-input pertanian dalam arti luas. Di
dalam sistem ini termasuk kegiatan pabrik pupuk, usaha pengadaan bibit unggul, baik untuk tanaman pangan, tanaman perkebunan, ternak maupun ikan, juga
termasuk pabrik pakan, pabrik pestisiada, serta kegiatan perdagangannya. Kedua, subsistem agribisnis usahatani, lebih dikenal sebagai kegiatan usahatani.
Ketua LM3 Darul Fallah Ketua Pengelola LM3
Produksi Usahatani Administrasi dan Keuangan
Pengolahan Pemasaran
Pemeliharaan Sapi
Pengolahan Pemasaran
Pemeliharaan Kambing
Lingkupnya adalah kegiatan di tingkat petani, pekebun, peternak, dan nelayan termasuk kegiatan perhutanan yang merupakan kegiatan mengelola input-input
berupa lahan, tenaga kerja, modal, teknologi, dan manajemen untuk menghasilkan produk pertanian.
Ketiga, subsistem pengolahan yang disebut kegiatan agroindustri, merupakan kegiatan industri yang menggunakan produk pertanian sebagai bahan
baku. Keempat, subsistem pemasaran serta perdagangan hasil pertanian dan hasil olahannya untuk menyampaikan output kepada konsumen dalam dan luar negeri.
Kelima, subsistem jasa penunjang yang merupakan kegiatan jasa yang melayani pertanian. Kegiatan tersebut diantaranya adalah perbankan, infrastruktur, litbang,
pendidikan, dan penyuluhan atau konsultasi, transportasi dan lain sebagainya.
5.2.1 Agribisnis Hulu
Pada bagian hulu, agribisnis peternakan LM3 Pesantren Pertanian Darul Fallah meliputi pemeliharaan sapi perah, kambing perah, penyediaan pakan
hijauan rumput untuk pakan ternak, dan pabrik pakan ternak. Pada awalnya sapi perah berjumlah 30 ekor, dan 22 ekor produktif untuk diperah. Selanjutnya terjadi
penambahan 10 ekor sapi betina sehingga total sapi menjadi 40 ekor dengan 32 ekor merupakan sapi yang produktif untuk diperah. Menurut End, pengadaan 10
ekor sapi perah betina dan pendirian bangunan untuk pabrik pakan ternak merupakan realisasi program pengembangan LM3 dari BPSDMP Departemen
Pertanian RI. Namun menurut Ys, khusus untuk pengadaan sapi, tidak semuanya berasal
dari dana bantuan LM3 karena sebelum pengadaan, terlebih dahulu pengelola
menjual sapi yang sudah ada sebelumnya dikarenakan sudah tidak produktif lagi. Hal ini terkait dengan usia sapi dan keadaan fisik sapi yang memerlukan waktu
lama untuk pemulihan. Selain itu, terdapat satu ekor sapi pejantan untuk memperlancar proses produksi.
Dokumentasi: Tarjo 2008
Gambar 6. Jenis Sapi Perah di Pesantren Pertanian Darul Fallah Sementara itu, khusus untuk kambing perah, saat penelitian dilakukan,
jumlah indukan kambing untuk diperah berjumlah 20 ekor betina dan 2 ekor pejantan. Dari sejumlah 20 ekor indukan, yang produktif diperah setiap harinya
berjumlah antara 12-14 ekor. Jenis kambing betina merupakan jenis kambing Peranakan Etawa PE dan jenis Jawa Randu. Jenis kambing jantan merupakan
jenis kambing PE. Menurut Ys, keterbatasan bibit unggul menjadi penghambat proses produksi, karena jika menunggu anakan betina, membutuhkan waktu
minimal satu tahun untuk siap jadi indukan dan siap diperah. Maka, diperlukan indukan unggul untuk menambah kapasitas produksi. Keberadaan kambing jantan
harus berjenis PE dan betina lebih dominan jenis jawa randu, Ys mengemukakan bahwa jenis kambing jantan PE memiliki kualitas yang paling baik sebagai
pejantan dibandingkan dengan jenis kambing lainnya. Hal ini juga berpengaruh terhadap kualitas produksi susu yang dihasilkan pada kambing betina setelah
dikawinkan. Sementara itu, jenis Jawa Randu dipilih dengan alasan harganya lebih murah daripada jenis PE, sementara kualitas susu yang dihasilkan tidak jauh
berbeda, sehingga dapat menekan biaya produksi.
Dokumentasi: Tarjo 2008
Gambar 7. Jenis Kambing Peranakan Etawa Pejantan Sebagai sumber pakan untuk ternak, terdapat lahan seluas kurang lebih
satu hektar untuk pakan hijauan. Namun, pakan hijauan saja tidak cukup untuk pakan ternak sapi perah dan kambing perah. Diperlukan konsumsi makanan
tambahan khusus untuk jenis ternak yang diperah. Menurut Ys, untuk menghasilkan kualitas susu yang baik dan kuantitas produksi tinggi, diperlukan
konsumsi makanan tambahan berupa konsentrat dan ampas tahu atau kedelai. Konsentrat merupakan jenis makanan yang berisi campuran beberapa jenis sisa
hasil pertanian seperti dedak, bungkil sawit, ampas tebu, onggok, kulit jagung, dan lain-lain yang selanjutnya dicampur dengan menggunakan mesin pengolah
sehingga siap untuk dikonsumsi ternak.
Pada awalnya, unit peternakan Pesantren Pertanian Darul Fallah membeli konsentrat dari KPS Bogor sebagai pabrik pakan ternak terbesar di Bogor. Namun
setelah mendapat bantuan dana dari Departemen Pertanian, didirikan pengolahan pabrik pakan ternak. Sampai dengan penelitian dilakukan, pabrik pakan belum
beroperasi secara optimal. Hanya sementara waktu melakukan pengolahan untuk konsumsi sendiri, namun setelah bahan baku untuk konsentrat harganya naik, unit
peternakan kembali membeli konsentrat ke KPS Bogor. Ampas tahu diperoleh dengan cara bekerjasama dengan pabrik pembuat
tahu di wilayah Bogor dan Tanjung Priuk Jakarta. Apabila dilihat dari biaya produksi, mendatangkan ampas dari Jakarta membutuhkan biaya transportasi lebih
tinggi. Namun, karena ampas tersebut sangat dibutuhkan untuk memperlancar aktivitas produksi maka mendatangkan dari wilayah Jakarta. Menurut Qqn,
efisiensi harga hampir sama dengan mendatangkan dari wilayah Bogor, sehingga biaya produksi tidak terlalu tertekan.
5.2.2 Agribisnis Usahatani
Pada sektor usaha tani, kegiatan yang dilakukan oleh para pengelola unit agribisnis peternakan Pesantren Pertanian Darul Fallah antara lain: menanam
rumput, ngarit
1
, membersihkan kandang, memberi pakan ternak, mengobati jika terdapat ternak yang sakit, dan memerah susu. Pada sektor ini, saat penelitian
dilakukan, terdapat 3 sumberdaya manusia. Satu orang menangani kambing perah dan dua orang menangani sapi perah. Adapun tugas yang dilakukan oleh ketiga
sumberdaya tersebut sebagaimana tersebut di atas.
1
Mengambil rumput yang siap dipanen dengan alat berupa sabit untuk selanjutnya diberikan kepada ternak.
Kegiatan menanam rumput hanya dilakukan setiap setahun sekali atau pada saat membuka lahan baru untuk ditanam rumput. Rumput gajah sebagai
mayoritas rumput yang ditanam untuk pakan ternak. Di sekitarnya, tumbuh rumput liar yang dapat juga dimanfaatkan untuk pakan. Seperti yang disampaikan
oleh Bapak Sm, setiap harinya para pengelola melakukan kegiatan rutin sebagai berikut. Pertama, membersihkan kandang dan ternak pada pagi hari mulai jam
06.00 WIB dan memberikan pakan pada ternak dilanjutkan sarapan pagi. Kedua, memerah susu sesi pertama pada jam 07.00 WIB dilanjutkan penimbangan.
Ketiga, ngarit ke kebun sekitar pontren. Keempat, memberi pakan berupa ampas tahu sekitar jam 10.00 WIB dilanjutkan istirahat. Kelima, membersihkan kandang
dan ternak untuk persiapan pemerahan susu berikutnya. Keenam, memerah susu sesi kedua sekitar jam 14.00 WIB dilanjutkan penimbangan. Ketujuh, memberi
pakan ternak untuk sore hari sekitar jam 15.30 WIB. Hal ini yang menjadi kegiatan rutin 3 pengelola di bagian budidaya ternak.
Selain itu, terdapat kegiatan mengobati penyakit pada ternak yang terkena penyakit. Sementara itu produksi susu murni sebelum pasteurisasi untuk sapi
perah kurang lebih 300 liter per hari. Kambing perah kurang lebih menghasilkan susu 8 liter per hari. Angka ini menurut Qqn, masih sangat minim untuk sebuah
unit usaha agribisnis. Maka dibutuhkan percepatan untuk memperbesar skala usaha agar semakin berkembang menjadi lebih baik secara kualitas, maupun
kuantitas. Langkah yang dilakukan menurut End adalah dengan melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam hal penguatan modal.
5.2.3 Agribisnis Hilir
Pada sektor hilir, kegiatan agribisnis mencakup dua kegiatan penting yakni kegiatan pengolahan dan pemasaran hasil produksi olahan. Pada unit agribisnis
peternakan Pesantren Pertanian Darul Fallah, kegiatan ini dilakukan oleh empat sumberdaya manusia. Dua orang menangani proses pengolahan dan dua orang
menangani bagian pemasaran. Pada bagian pengolahan, sumberdaya yang ada merupakan tenaga
perempuan yang telah dilatih sebelumnya. Adapun macam produksi olahan yang sudah dilakukan berupa yoghurt, es susu, dan kevir. Bentuk kemasan pun beragam
ukuran dan bentuk. Untuk es susu dikemas dalam plastik biasa selanjutnya disatukan dalam satu pak yang berisi 20 buah es susu ukuran kecil atau 10 es susu
ukuran sedang. Demikian juga untuk yoghurt, namun produk ini juga memakai kemasan gelas dan botol untuk produk yang berbahan baku susu kambing.
Sementara kevir berbahan baku susu sapi dengan kemasan gelas. Proses pengolahan dimulai dari setelah penimbangan kemudian disaring,
pasteurisasi, dan dilakukan pengolahan sesuai dengan jenis produk yang akan dibuat. Setelah itu dilakukan pengemasan dan dimasukkan dalam freezer agar
menjadi beku untuk mempertahankan kualitas produk. Selain produk olahan, unit agribisnis peternakan Pesantren Pertanian Darul Fallah juga melakukan kemasan
produk susu murni sapi dan kambing. Untuk susu sapi dikemas dalam kemasan per 0,5 liter dan untuk susu kambing dikemas dalam kemasan per 200 ml. Dalam
sehari, tidak ada patokan kuantitas produksi yang dihasilkan karena tergantung dari permintaan pasar, namun tetap memperhatikan target. Menurut Qqn, sektor
pemasaran harus terus ditingkatkan agar di bagian produksi dan pengolahan juga meningkat.
Dokumentasi: Tarjo 2008
Gambar 8. Proses Penimbangan Susu oleh Karyawan sebelum Disaring
Selanjutnya, untuk pemasaran produk dilakukan untuk wilayah Jabotabek. “jajanan yang menyehatkan” menjadi slogan unit usaha ini dalam menembus
persaingan pasar. Sebagaimana yang diungkapkan Qqn, bahwa selama ini produk jajanan khususnya minuman yang beredar merupakan produk minuman dengan
komposisi bahan baku yang masih dipertanyakan keamanannya. Contoh kecil yang dapat diamati adalah dari pemakaian zat pewarna yang berlebih sehingga
membahayakan konsumen yang pada umumnya adalah anak usia sekolah. Jadi, selain meraih keuntungan dibalik usaha ini, Pesantren Pertanian Darul Fallah
berupaya mengkampanyekan kesehatan bagi konsumen, demikian yang disampaikan End.
Sumberdaya pemasar yang ada sementara ini berjumlah dua orang. Tenaga tersebut dirasa sudah cukup untuk sementara ini. Apabila suatu waktu produksi
meningkat, unit agribisnis peternakan ini akan menambah tenaga kerja baik di bagian hulu, usahatani maupun hilir. Pengamatan penulis selama penelitian,
jumlah produksi semakin meningkat. Hal ini dikarenakan jumlah permintaan pasar juga meningkat. Pengelola melakukan pemasaran langsung dan tidak
langsung. Pemasaran langsung dilakukan di sekitar wilayah Bogor dengan memberdayakan santri yang memiliki motivasi untuk menjual. Sedangkan
pemasaran tidak langsung adalah dengan menggandeng orang yang siap menjadi agen dengan perjanjian secara tertulis yang sudah disepakati bersama.
Dokumentasi: Tarjo 2008
Gambar 9. Salah Satu Produk Olahan Susu berupa Yoghurt
5.2.4 Agribisnis Kelembagaan dan Jasa Penunjang
Pada sektor kelembagaan dan jasa penunjang terdapat beberapa komponen penting yang berperan dalam agribisnis peternakan yang dilakukan oleh Pesantren
Pertanian Darul Fallah. Komponen-komponen tersebut antara lain :
1. Koperasi Pondok Pesantren Kopontren
Adanya kopontren menurut Ys, sangat membantu keberadaan unit agribisnis peternakan, khususnya pengadaan modal untuk pakan dan pemasaran.
Apabila kegiatan agribisnis memiliki kekurangan dana untuk operasional, maka salah satu alternatif yang dilakukan adalah dengan memakai dana dari kopontren.
Selain itu,. kopontren juga membantu memasarkan produk olahan untuk wilayah dalam pontren.
2. Penyuluhan
Kegiatan pendidikan dan pelatihan yang merupakan bagian dari penyuluhan merupakan hal penting bagi para pengelola agribisnis. Hal ini
dikarenakan, kemampuan sumberdaya manusia merupakan penentu maju tidaknya sebuah usaha agribisnis. Artinya, kegiatan usaha agribisnis membutuhkan
sumberdaya manusia yang berkualitas. Sumberdaya manusia yang berkualitas menurut Soekartawi 1994, adalah manusia yang dapat mengembangkan potensi
dirinya secara produktif bagi pembangunan nasional. Cirinya adalah efisiensi, kerajinan, kerapian, sikap, tepat waktu, kesederhanaan, kejujuran, logis dalam
berfikir dan bertindak, kesediaan untuk mengubah sikap gesit dalam memanfaatkan kesempatan, bekerja secara energik, sikap bersandar pada kekuatan
sendiri, mampu bekerjasama, dan memandang jauh ke depan.
3. Infra struktur dan transportasi
Infrastruktur seperti jalan merupakan bagian jasa penunjang yang penting dalam proses agribisnis. Menurut pengamatan penulis, sarana jalan menuju lokasi
kegiatan agribisnis peternakan di Pesantren Pertanian Darul Fallah memiliki jalan berbatu sehingga diperlukan perbaikan. Hal ini yang menjadi salah satu kendala di
dalam melaksanakan kegiatan agribisnis. Demikian juga untuk transportasi. Menurut End, pada awalnya transportasi turut menjadi hambatan, namun setelah
mendapat bantuan dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian P2HP Departemen Pertanian melalui program pengembangan LM3
tahun 2007, semuanya menjadi lebih lancar. Unit agribisnis peternakan sekarang memiliki sebuah mobil pick up, APV, dan sebuah sepeda motor untuk menunjang
kegiatan pemasaran, serta beberapa tambahan alat pengolahan susu.
5.3 Ikhtisar