Ikhtisar Tahap Perencanaan Program

dalam melaksanakan kegiatan agribisnis. Demikian juga untuk transportasi. Menurut End, pada awalnya transportasi turut menjadi hambatan, namun setelah mendapat bantuan dari Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian P2HP Departemen Pertanian melalui program pengembangan LM3 tahun 2007, semuanya menjadi lebih lancar. Unit agribisnis peternakan sekarang memiliki sebuah mobil pick up, APV, dan sebuah sepeda motor untuk menunjang kegiatan pemasaran, serta beberapa tambahan alat pengolahan susu.

5.3 Ikhtisar

Sejarah LM3 di Pesantren Pertanian Darul Fallah dimulai pada tahun 19981999 pada Proyek Peningkatan Ketahanan Pangan Nasional melalui Pemberdayaan Masyarakat Petani, Badan Agribisnis Departemen Pertanian RI. Pontren Pertanian Darul Fallah ditunjuk sebagai pengelola LM3 KKA Klinik Konsultasi Agribisnis memperoleh pembinaan dengan mengikuti magang atau pelatihan kepada pengelola LM3 yang diselenggarakan selama 10 hari pada bulan Januari 1999 di Pusat Inkubator Agribisnis Al-Ittifaq Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. Pada tahapan selanjutnya, LM3 mengalami pasang surut dan pada tahun 2006 LM3 Pesantren Pertanian Darul Fallah mendapat kepercayaan dari Departemen Pertanian RI setelah mengajukan permohonan dengan mendapat bantuan modal usaha agribisnis. Kegiatan pengembangan LM3, hanya dikhususkan untuk kegiatan agribisnis dengan berbagai macam bidang agribisnis. Namun, pengajuan modal usaha yang dilakukan oleh Pesantren Pertanian Darul Fallah hanya dibatasi pada pengembangan usaha agribisnis peternakan. Pada sistem agribisnis peternakan di Pesantren Pertanian Darul Fallah, dari sub sistem agribisnis hulu hingga hilir, berjalan dengan cukup baik. Hal ini ditandai dengan keberhasilan di dalam memasarkan produk olahan susu berupa es susu, yoghurt, dan kevir ke beberapa wilayah. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana sumberdaya manusia atau pengelola di dalam melaksanakan kegiatannya, apakah sudah memiliki kapabilitas yang sesuai dengan bidang agribisnis yang ditekuni ataukah sebaliknya. Maka pada bab selanjutnya akan di bahas mengenai partisipasi para pengelola dalam melaksanakan program pengembangan LM3 secara menyeluruh dari awal sebelum pelaksanaan hingga evaluasi. BAB VI PARTISIPASI MASYARAKAT DAN PENGELOLA PADA PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS LM3

6.1 Tahap Perencanaan Program

6.1.1 Pengambilan Keputusan

Perkembangan agribisnis peternakan di Pesantren Pertanian Darul Fallah mengalami pasang surut. Menurut Ys, pada tahun 2006 usaha yang masih tersisa adalah usaha kambing perah dan sapi perah. Namun kondisinya cukup memprihatinkan. Hal ini dipertegas oleh Bapak Sm sebagai pengelola sekaligus masyarakat sekitar pesantren yang sudah lama bekerja di peternakan Pesantren Pertanian Darul Fallah. Beliau menuturkan: “Peternakan di sini mah sudah lama Mas, namun ya begitu, kadang bagus kadang jelek. Selama saya bekerja sejak tahun 70-an, ya begitu-begitu saja. Memang sudah waktunya diperbaiki. Tapi yang punya wewenang kan orang yayasan Mas” Pendapat pengelola di atas menggambarkan bahwa partisipasi pengelola dalam tahap pengambilan keputusan tidak ada. Keputusan dilakukan sepihak oleh yayasan dan pengelola hanya melaksanakan mandat dari yayasan. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Ife 1995 dikutip Nasdian 2003, yang menyatakan bahwa partisipasi diartikan sebagai peran serta warga komunitas secara aktif dalam proses pengambilan keputusan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, implementasi, dan evaluasi program. Aktif di sini menurut Ife 1995 sebagaimana dikutip Nasdian 2003, mengandung makna ciri seseorang berpartisipasi adalah keadaan memungkinkan serta mendukung peran serta seseorang dan struktur serta proses dari kegiatan tidak membuat seseorang merasa diasingkan. Keadaan fisik peternakan kurang baik. Sebagai contoh kondisi fisik sapi perah sangat kurus sehingga kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan kurang. Demikian juga dengan bangunan kandang yang membutuhkan perbaikan. Saat penelitian ini akan dilakukan, kondisi kandang sapi sudah rusak sebagian dan kurang layak untuk melakukan proses produksi. Menurut Hn, setelah pihak yayasan mendapatkan berbagai masukan dan mengetahui adanya program pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan LM3 dari Departemen Pertanian RI maka beberapa pimpinan yayasan memutuskan untuk mengambil peluang tersebut. Selanjutnya dibuat proposal yang disusun oleh salah satu pengelola yakni End dengan persetujuan yayasan, untuk selanjutnya diajukan ke Departeman Pertanian melalui BPSDMP pada tahun 2006.

6.1.2 Identifikasi dan Seleksi

Identifikasi dan seleksi dilaksanakan sebagai persiapan implementasi tahap awal pelaksanaan program yang mencakup pengumpulan data berupa profil lembaga, potensi usaha, sumberdaya fisik, sumberdaya manusia, dan sumberdaya sosial. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengenali dan memahami secara menyeluruh gambaran LM3 yang akan terlibat program untuk selanjutnya memilih dan menetapkan LM3 sesuai dengan kriteria dalam pedoman umum. Menurut End, setelah proposal diterima Departemen Pertanian RI, Pesantren Pertanian Darul Fallah mengikuti semua proses identifikasi dan seleksi dengan tahapan sebagai berikut : 1 Penjaringan melalui Kabupaten Bogor, 2 Identifikasi dan verifikasi melalui Balai Diklat Agribisnis Peternakan dan Hewan Cinagara Bogor, 3 Validasi dan Penilaian dari tim pusat BPSDMP Departemen Pertanian RI tahun 2006 dan oleh tim pusat P2HP Departemen Pertanian RI tahun 2007, 4 Seleksi akhir, dimana LM3 Pesantren Pertanian Darul Fallah menjadi bagian dari 163 LM3 terpilih di Indonesia. Menurut Bpk Sgt, terdapat kurang lebih 1000 LM3 yang mendaftar dan masuk ke Balai Balai Diklat Agribisnis Peternakan dan Hewan Cinagara Bogor. Selanjutnya diseleksi dengan memilih 20 LM3 yang tersebar di Provinsi Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Bangka Belitung, Papua, dan Papua Barat. Salah satu LM3 terpilih dari beberapa provinsi di atas merupakan LM3 Pesantren Pertanian Darul Fallah Bogor. Kegiatan identifikasi dan seleksi mengalami kemunduran, yang seharusnya terlaksana pada bulan Maret sampai dengan Mei 2006, baru terlaksana pada Bulan September 2006.

6.2 Tahapan Pelaksanaan Program

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Pemberdayaan Usaha Mikro Melalui Program Migran Masyarakat Mandiri Di Desa Kutasirna Sukabumi-Jawa Barat

0 4 94

Kajian Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Dan Kambing Perah Di Pesantren Darul Fallah, Ciampea Bogor

0 6 124

Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Studi Kasus Di Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat

0 12 188

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)

1 18 169

Strategi Pemasaran Susu Kambing (Studi Kasus Usaha Peternakan Pesantren Pertanian Darul Fallah Kota Bogor, Jawa Barat)

4 67 155

Analisis gender dalam penyelenggaraan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan (kasus di desa Kemang, kecamatan Bojongpicung kabupaten Cianjur, provinsi Jawa Barat)

0 4 198

Partisipasi masyarakat miskin terhadap penanggulangan kemiskinan dalam program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM-M) perkotaan di Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

0 5 120

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Di Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor

0 4 94