Monitoring dan Evaluasi Program

telah bekerjasama dengan beberapa agen pasar guna memperluas pasar. Sampai dengan penelitian ini dilakukan, telah ada tiga agen pemasar yang berlokasi di Depok, Jakarta, dan Tangerang. Kapasitas produksi juga semakin meningkat sehingga hal ini membuat perkembangan usaha menjadi semakin maju. Bentuk kerjasama seperti di atas menurut Hn, merupakan suatu hal yang positif yang akan terus di kembangkan. Semakin besar pesantren melakukan segala bentuk usaha, maka semakin mandiri pesantren di dalam membiayai kegiatannya. Optimisme seperti inilah yang dibutuhkan oleh para pengelola sehingga mampu memotivasi diri dengan segenap kemampuan yang dimiliki dengan saling bahu membahu mencapai cita yang diinginkan.

6.3 Monitoring dan Evaluasi Program

Monitoring atau pemantauan merupakan kegiatan mengamati pelaksanaan setiap kegiatan yang dilakukan. Evaluasi adalah suatu proses yang menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas, dampak, dan kontinyuitas dari kegiatan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai secara sistematik dan objektif. Tujuannya adalah untuk menjaga agar kegiatan yang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan. Pada program pengembangan LM3 di Pesantren Pertanian Darul Fallah, evaluasi yang dilakukan tidak penuh. Monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan hanya sebatas untuk merealisasikan dalam bentuk laporan tertulis. Bagi para pengelola, jarang sekali diajak menyampaikan ide-ide berkaitan dengan perbaikan-perbaikan yang akan dilakukan. Semua hanya menurut pada hasil evaluasi yang dilakukan yayasan. Sebagaimana yang diungkapkan Bapak Mw, “Kita-kita mah nurut saja sama atasan Mas. Kalau atasan meminta harus ganti ini, ganti itu, ya kita laksanakan saja. Nanti kalau kita usul, malah dikira lancang. Sudah ada yang berwenang Mas” Bentuk hubungan seperti inilah yang menurut pengamatan penulis kurang berjalan sehat. Meskipun pemimpin memiliki wewenang dan kapasitas sebagai pihak yang memiliki keahlian dan kemampuan, semestinya juga menempatkan bawahan sebagai subjek sehingga tidak ada kesan bawahan-atasan dalam strata sosial pengembangan usaha pada LM3. Partisipasi tidak terlihat, bahkan pengelola merasa menurut saja terhadap atasan. Hal ini tidak membentuk sikap mandiri sebagaimana yang disampaikan Nasdian 2003, bahwa partisipasi yang tercapai akan menimbulkan kemandirian self-relience bagi komunitas Menurut Ife 1995 sebagaimana dikutip Nasdian 2003, mengartikan self- relience bahwa komunitas pada dasarnya bergantung pada sumberdaya sendiri daripada sumberdaya dari luar dirinya. Pengelola di atas menunjukkan ketergantungan terhadap yayasan, sehingga tidak percaya diri. Selanjutnya, End menyampaikan bahwa evaluasi yang dilakukan oleh pendampingpun juga demikian, hanya terbatas pada laporan tertulis tanpa melihat kondisi riil yang terjadi di lapangan. Pendamping hanya dua kali datang dan bertanya beberapa hal terkait perkembangan program. Jika yang terjadi demikian, maka partisipasi pengelola dalam melakukan evaluasi terhadap kegiatan agribisnisnya tidak berjalan sesuai dengan bentuk partisipasi sesungguhnya karena menurut Cohen dan Uphoff 1980 dikutip Nasdian 2003 bahwa partisipasi melihat adanya keterlibatan masyarakat mulai tahap pembuatan keputusan, penerapan keputusan pelaksanaan, dan evaluasi.

6.4 Ikhtisar

Dokumen yang terkait

Pemberdayaan Masyarakat Miskin Melalui Program Pengembangan Kecamatan Di Kabupaten Aceh Utara...

0 33 3

Program Pemberdayaan Perempuan Kursus Wanita Karo Gereja Batak Karo Protestan (Kwk-Gbkp) Pada Perempuan Pengungsi Sinabung Kecamatan Payung Kabupaten Karo

2 51 132

Pemberdayaan Usaha Mikro Melalui Program Migran Masyarakat Mandiri Di Desa Kutasirna Sukabumi-Jawa Barat

0 4 94

Kajian Kelayakan Finansial Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Dan Kambing Perah Di Pesantren Darul Fallah, Ciampea Bogor

0 6 124

Evaluasi Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. Studi Kasus Di Kecamatan Parigi Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat

0 12 188

Analisis Strategi Pengembangan Usaha Yoghurt (Studi Kasus pada Unit Peternakan Darul Fallah (Dafarm), Desa Benteng Ciampea, Bogor-Jawa Barat)

1 18 169

Strategi Pemasaran Susu Kambing (Studi Kasus Usaha Peternakan Pesantren Pertanian Darul Fallah Kota Bogor, Jawa Barat)

4 67 155

Analisis gender dalam penyelenggaraan program nasional pemberdayaan masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan (kasus di desa Kemang, kecamatan Bojongpicung kabupaten Cianjur, provinsi Jawa Barat)

0 4 198

Partisipasi masyarakat miskin terhadap penanggulangan kemiskinan dalam program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri (PNPM-M) perkotaan di Desa Cadasngampar, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

0 5 120

Partisipasi Masyarakat Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Di Desa Kotabatu, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor

0 4 94