BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Desa Benteng
4.1.1 Letak Geografis
Desa Benteng merupakan salah satu desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat yang terdiri dari dua dusun, tujuh Rukun
Warga RW, dan 38 Rukun Tetangga RT. Adapun batas wilayah Desa Benteng adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Rancabungur Kecamatan Rancabungur
Sebelah Timur : Desa Cibanteng
Sebelah Selatan : Desa Bojongrangkas
Sebelah Barat : Desa Ciampea
Berdasarkan Data Monografi Desa Benteng tahun 2008, Desa Benteng memiliki luas 286 hektar, dengan ketinggian 300 m di atas permukaan laut.
Temperatur udara di Desa Benteng rata-rata 23 – 25 °C, penyinaran matahari 66 dan kelembaban nisbi 80 . Curah hujan rata-rata 12, 55 mm per hari atau
3000 mm per tahun, 09 - 12 bulan basah serta 0-1 bulan kering. Jarak kantor desa dengan ibukota kabupaten adalah 45 km, jarak dengan ibukota provinsi adalah
133 km, dan jarak dengan ibukota negara adalah 75 km. Desa Benteng merupakan daerah dengan pemukiman seluas 60, 5 hektar
dan daerah pertanian sawah dengan luas 60 hektar. Sedangkan ladang seluas 43,6 hektar, jalan seluas 12 hektar, pemakaman, seluas 4 hektar, rumah ibadah seluas 4
hektar, perkantorasn seluas 3 hektar, bangunan pendidikan seluas 3 hektar, dan 17 hektar untuk kawasan lainnya. Pertanian memiliki peranan yang penting bagi
Desa Benteng. Jika digabungkan, areal pertanian sawah dan ladang luasnya
berjumlah 103,6 hektar atau sekitar 36 dari luas desa. Menurut Ab, fokus areal pertanian berada di lingkup Pesantren Pertanian Darul Fallah ke arah utara yang
merupakan areal persawahan. Luas areal pertanian di pesantren sekitar 21 hektar atau 20,27 dari 103,6 hektar luas pertanian desa. Artinya bahwa, lahan
pertanian di Pesantren Pertanian Darul Fallah tidak dominan terhadap lahan pertanian desa. Masyarakat Desa Benteng yang berada di sekitar pesantren tidak
begitu tergantung pada lahan pertanian di pesantren. Namun ada beberapa warga yang turut mengolah lahan di dalam areal pesantren atas izin yayasan pesantren.
Secara ringkas, komposisi penggunaan lahan di Desa Benteng tergambar dalam Tabel 1.
Tabel 1. Luas Lahan di Desa Benteng Beserta Penggunaannya
Kegunaan Luas hektar
Presentasi
Untuk pemukiman 60,5
21,1 Untuk persawahan
60,0 21,0
Untuk ladang 43,6
15,0 Untuk jalan
12,0 4,2
Untuk pemakaman 4,0
1,3 Untuk rumah ibadah
4,0 1,3
Untuk perkantoran 3,0
1,0 Untuk pendidikan
3,0 1,0
Lain-lain 17,0 6,0
Sumber : Data Monografi Desa Benteng tahun 2008
Komoditi utama produksi pertanian di Desa Benteng menurut Ud, selaku masyarakat tani di wilayah tersebut antara lain berupa tanaman pangan
diantaranya adalah padi, ubi, palawija dan sayuran dataran rendah, serta komoditi utama peternakan ayam kampung, domba, kambing, dan itik manila. Petani di
Desa Benteng melakukan pola tanam tiga sampai empat kali dalam setahun. Pola tanam tiga kali dalam setahun yakni padi-padi-palawija. Namun ada juga petani
yang melakukan pola tanam empat kali yakni padi-padi-palawija-palawija. Tanaman padi biasanya ditanam pada saat musim penghujan, sedangkan tanaman
palawija ditanam pada saat curah hujan rendah. Sementara itu, peternakan yang dikembangkan oleh masyarakat didominasi peternakan domba. Menurut Ab,
peternak di Desa Benteng beternak domba dengan cara penggemukan sebagai sumber pasokan daging khususnya menjelang Hari Raya Idul Adha. Hal ini
dipertegas oleh Ud,
“ Iya Mas, ternak domba mah lebih bisa diandalkan daripada ternak ayam ataupun bebek. Bahan pakan untuk domba juga gratis, kan lumayan untuk
sampingan. Apalagi pas musimnya Kurban Mas, bisa untuk membeli kebutuhan lain.”
Pada awalnya, beternak domba juga menjadi prioritas usaha peternakan Pesantren Pertanian Darul Fallah, namun saat ini pesantren beralih pada
pengembangan peternakan sapi perah dan kambing perah. Peralihan tersebut menurut Hn dikarenakan prospek usaha tersebut lebih menjanjikan dan secara
bersamaan pesantren mendapat bantuan program dari Departemen Pertanian. Sementara itu, masyarakat desa secara personal sangat jarang yang memelihara
sapi maupun kerbau sebagai hewan ternak. Hal ini menurut Ab, dikarenakan masyarakat belum terbiasa memelihara sapi, namun untuk kerbau ada beberapa
orang yang memeliharanya. Sebagaimana diungkapkan Ud,
“Memelihara sapi atau kerbau harga belinya mahal dan repot dalam mengurusnya Mas. Pakannya banyak dan menjualnya juga lama. Jika ada yang
meminjamkan modal, masyarakat juga senang biar bisa untuk membeli induk sapi.”
Ungkapan tersebut menandakan begitu besar harapan masyarakat untuk mendapatkan akses modal guna menambah pendapatan ekonomi mereka. Modal
merupakan hal yang penting untuk membuat masyarakat menjadi lebih berdaya.
4.1.2 Sarana dan Prasarana di Desa Benteng
Adapun sarana dan prasarana yang ada di Desa Benteng meliputi sarana dan prasarana pemerintah desa berupa 1 buah kantor desa dan 38 pos kamling.
Sarana dan prasarana perhubungan berupa jalan tanah sepanjang 14 km, 48 buah gorong-gorong, dan 4 buah jembatan. Sarana pendidikan umum terdiri dari 2 buah
sekolah dasar SD dan sarana pendidikan Islam berupa 3 buah taman kanak- kanak TK, 4 buah Madrasah Ibtidaiyah, dan sebuah pondok pesantren. Sarana
peribadatan berupa 11 buah masjid dan 1 buah mushola. Selanjutnya sarana kesehatan berupa 1 buah posyandu serta sarana olahraga berupa 11 buah lapangan
bulu tangkis, 3 buah lapangan bola volley dan 1 buah lapangan sepak bola. Berdasarkan pengamatan penulis, lapangan sepak bola berada di Pesantren
Pertanian Darul Fallah.
4.1.3 Kependudukan
Data jumlah penduduk Desa Benteng sampai dengan Bulan Maret 2008 berdasarkan Data Monografi Desa tahun 2008 adalah 10.958 jiwa, terdiri dari
laki-laki 5.365 jiwa dan perempuan 5.593 jiwa. Jumlah kepala keluarga 1.978 KK. Jumlah tersebut mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan data
tahun 2007 yakni sebesar 10.858 penduduk dengan komposisi 5.530 penduduk laki-laki dan 5.328 penduduk perempuan. Peningkatan ini menurut Ab selain
disebabkan oleh meningkatnya jumlah kelahiran, juga disebabkan oleh perpidahan penduduk dari daerah lain. Jumlah penduduk Desa Benteng berdasarkan struktur
umur dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah Penduduk Desa Benteng Berdasarkan Struktur Umur
Kelompok umur
tahun Jenis Kelamin
Jumlah jiwa Laki-laki Perempuan
0-6 702 602
1304 7-12 604
613 1217
13-18 621 638
1258 19-25 504
341 845
26-35 606 709
1315 36-45 651
856 1507
46-50 748 692
1440 51-60 412
519 931
61-75 329 331
660 76 keatas
188 295
483 Jumlah 5.365
5.593 10.958
Sumber : Data Monografi Desa Benteng tahun 2008
Berdasarkan Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa usia produktif penduduk berada pada kelompok umur 36-45 tahun yang ditandai dengan jumlah penduduk
tertinggi sebanyak
1507 jiwa. Sementara itu, jumlah penduduk menurut keyakinan
beragama mayoritas beragama Islam dengan jumlah 10.474 jiwa, disusul Katholik 331 jiwa, Budha 100 jiwa, Protestan 38 jiwa, dan Hindu 15 jiwa.
Selanjutnya, jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk Desa Benteng Berdasarkan Mata Pencaharian
Mata pencaharian Jumlah jiwa
Petani 554 Pedagang 108
Pegawai Negeri Sipil 622
Pensiunan 438 Swasta 227
Buruh pabrik 28
Pengrajin 292 Sopir angkutan
48 Lain-lain 382
Jumlah 2.699
Sumber : Data Monografi Desa Benteng tahun 2008
Berdasarkan Tabel 3, mata pencaharian penduduk Desa Benteng paling dominan adalah pegawai negeri sipil PNS dengan jumlah 622 jiwa. Hal ini
menunjukkan bahwa PNS merupakan profesi yang paling diminati di desa ini. Namun berdasarkan penelusuran peneliti, bahwa penduduk yang bekerja sebagai
PNS tidak semuanya penduduk asli, namun penduduk pendatang yang bertugas dan berpindah tempat ke Desa Benteng. Berikutnya adalah petani dengan jumlah
554 jiwa. Meskipun menempati urutan kedua, potensi pertanian masih berkembang di Desa Benteng terbukti masih ada sejumlah penduduk yang masih
memiliki kemauan untuk bertani. Menurut Sm, keahlian yang dimiliki hanya sekitar pengetahuan bertani dan beternak. Untuk melakukan pekerjaan selain
bertani membutuhkan keahlian dan pendidikan yang lebih baik.
4.2 Gambaran Umum Pesantren Pertanian Darul Fallah