merupakan lahan masyarakat sekitarnya sebagai tempat kegiatan ekstrakurikuler pesantren dalam bidang pertanian. Jenis tanaman yang ada antara lain : pohon
mangga dan pohon melinjo yang sudah berbuah, juga dibudidayakan sayuran seperti tomat, bawang daun, seledri, kubis, wortel, cabe, terong, kol, dan ketimun.
Selain itu juga dikembangkan peternakan itik, kambing, dan sapi. Untuk bidang perikanan dikembangkan ikan nila dan karper. Semua kegiatan pertanian
dilakukan oleh sebanyak 250 santri dari penanaman hingga pemasaran. Pada saat ini, kerjasama dengan masyarakat sekitar juga terus dibangun untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat sekitar pesantren.
2.2 Kerangka Pemikiran
Perubahan paradigma pembangunan dari model pembangunan yang bersifat top down ke arah bottom up memunculkan wacana baru yakni sebuah
konsep pemberdayaan masyarakat. Konsep ini telah berkembang di Eropa sejak abad ke-18 dan digunakan di negara berkembang termasuk Indonesia pada abad
20. Departemen Pertanian RI melalui Dirjen BPSDMP dan P2HP
melaksanakan Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan Kelembagaan LM3 pada bidang agribisnis. Pesantren Pertanian Darul Fallah di
Desa Benteng Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor adalah salah satu penerima program berdasarkan pada hasil tahapan identifikasi dan seleksi dari BPSDMP
dan P2HP. Berbekal potensi lokal berupa SDM sumberdaya manusia, sumberdaya alam pertanian, memiliki unit usaha pengembangan agribisnis
pertanian maupun peternakan, jaringan pemasaran, teknologi, dan kelembagaan menjadikan alasan dipilihnya pesantren tersebut sebagai peserta program LM3.
Menurut Ife 1995 dikutip Nasdian 2003, pemberdayaan masyarakat berarti melengkapi masyarakat dengan sumberdaya, kesempatan, pengetahuan,
dan ketrampilan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menentukan masa depan mereka sendiri dan untuk turut berpartisipasi dalam memberi
pengaruh pada kehidupan masyarakat mereka. Departemen Pertanian RI merupakan agen pemberdayaan masyarakat karena memiliki program. Target
program pemberdayaan adalah pengelola usaha agribisnis LM3 Pesantren Pertanian Darul Fallah dan masyarakat sekitar pesantren.
Namun berdasarkan fakta di lapangan, di dalam pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat melalui Pengembangan LM3 di Pesantren Pertanian
Darul Fallah, muncul berbagai masalah dan hambatan. Kemunduran pelaksanaan program, indikasi kurangnya partisipasi dalam mencapai kemandirian para
pengelola dan masyarakat sekitar pesantren menjadi menarik untuk ditelusuri penyebabnya. Keberadaan masyarakat sekitar pesantren merupakan aset bagi
perkembangan pembangunan di dalam pesantren dan masyarakat sekitarnya apabila dapat saling bekerjasama.
Berdasarkan pendapat Ife 1995 tersebut di atas, peneliti berusaha untuk menganalisis program pemberdayaan masyarakat pada pengembangan LM3 di
Pesantren Pertanian Darul Fallah. Secara ringkas, kerangka pemikiran yang digunakan peneliti dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
2.3 Hipotesis Pengarah