Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Keterangan: y = nilai y rata-rata dari pengamatan x = nilai x rata-rata dari pengamatan Pengujian kebaikan model, dapat dihitung dengan koefisien determinasi R-sq, yaitu:   2 1 1 1 2 12 . 2 1 - - - 1 y n i n i n i i i i i y s n y x b y a y R         Walpole, 1982 R-sq dapat menunjukkan proporsi keragaman total nilai-nilai peubah y yang dapat diterangkan oleh model yang digunakan. Semakin tinggi nilai R-sq, maka semakin baik model tersebut. Misalnya nila R-sq adalah sebesar 0.8, artinya model tersebut dapat dijelaskan oleh x sebesar 80 persen dan sisanya dijelaskan oleh faktor lain.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Selama ini masalah limbah masih merupakan masalah lingkungan yang perlu dicarikan jalan keluar yang tepat. Pengolahan limbah yang tidak sesuai baik dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dapat menyebabkan inefisiensi. Jika dikaitkan dengan biaya, adanya inefisiensi pengelolaan limbah dapat meningkatkan biaya lingkungan yang akan menjadi tanggungjawab rumah sakit. Penelitian ini bermula dari permasalahan yang sering terjadi dalam pengelolaan limbah, yaitu permasalahan yang akan timbul apabila limbah tidak dikelola dengan baik dan tepat. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pengelolaan limbah. Awal kajian dari penelitian ini adalah melihat dan menganalisis secara deskriptif keragaan pengelolaan limbah rumah sakit, bagaimana pembagian divisi pengelolaan limbah padat dan cair sampai mekanisme pengelolaan. Setelah itu, kajian dilanjutkan dengan meneliti efisiensi dari pengolahan limbah cair dengan menggunakan IPAL. Efisiensi kinerja IPAL secara keseluruhan dapat digambarkan dengan membandingkan kualitas limbah setelah diolah outlet dengan yang sebelum diolah inlet. Rumus yang digunakan adalah rumus efisiensi Soeparman dan Suparmin, 2001 pada halaman 57. Selain itu, uji-t juga digunakan dalam membandingkan nilai inlet dan outlet serta pencapaian nilai outlet terhadap standar baku mutu pada masing-masing parameter. Optimalisasi pengelolaan limbah juga perlu memperhatikan keseluruhan biaya pengelolaan yang nantinya dapat dijadikan pertimbangan penetapan tarif rumah sakit. Hal tersebut terkait dengan biaya pengelolaan limbah cair yang dapat dibebankan pada pasien kelas tertentu. Penetapan biaya pengelolaan limbah cair dihitung dengan menggunakan konsep Unit Daily Cost. Selain itu, dalam penelitian ini juga akan dibahas mengenai biaya efektif dalam penurunan per satuan parameter limbah dengan menggunakan konsep cost-effectiveness. Hal ini bertujuan untuk mengetahui biaya efektif dalam menurunkan konsentrasi dalam setiap parameter limbah. Secara umum, kualitas limbah dipengaruhi oleh aspek-aspek penting dalam prosedural dan kinerja pengelolaan, baik dari sisi performa SDM maupun kemampuan teknologinya ataupun faktor lain yang mempengaruhi seperti biaya. Hal tersebut akan dianalisis dengan melihat seberapa besar pengaruh aspek-aspek penting dalam prosedural dan kinerja terhadap kualitas limbah yang dihasilkan. Namun, karena hanya faktor biaya yang dapat mengalami perubahan dan penelitian ini lebih menekankan pada sudut pandang ekonomi saja, maka analisisnya hanya mengamati pengaruh biaya terhadap kinerja IPAL yang ditunjukkan dengan penurunan konsentrasi parameter limbah. Biaya yang diamati pengaruhnya adalah biaya penurunan per parameter limbah yang menunjukkan keefektifan biaya. Analisis mengenai sejauhmana pengaruh antar kedua variabel tersebut menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hal yang dapat dijadikan bahan tambahan untuk pertimbangan dalam kelangsungan pengelolaan limbah rumah sakit adalah penilaian masyarakat sekitar rumah sakit mengenai limbah yang dihasilkan rumah sakit terutama mengenai pengelolaan limbah rumah sakit. Hasil dari survey terhadap masyarakat dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi feedback kepada pengembangan sistem pengelolaan limbah rumah sakit pada khususnya dan pengelolaan limbah untuk kesehatan lingkungan pada umumnya. Secara grafis, alur pemikiran dalam penelitian ini disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional Permasalahan pengelolaan limbah RS. Telogorejo Penurunan kadar pencemar parameter limbah Pemilihan dan strategi pengelolaan limbah Respon masyarakat sekitar mengenai limbah Sistem pengelolaan limbah Limbah padat Limbah cair Non klinis Klinis Infeksius IPAL Biaya Penilaian masyarakat Deskriptif Kuantiatif Uji–t, Regresi linear dan cost-effectiveness Dinas Kebersihan Kota Insinerator subkontrak Analisis deskriptif Rekomendasi Permasalahan pengelolaan limbah RS. Telogorejo Penurunan kadar pencemar parameter limbah Pemilihan dan strategi pengelolaan limbah Respon masyarakat sekitar mengenai limbah Sistem pengelolaan limbah Limbah padat Limbah cair Non klinis Klinis Infeksius IPAL Penilaian masyarakat Kualitas limbah cair Baku mutu limbah cair Perda Efisiensi; penetapan tarif; biaya efektif; pengaruh biaya; hubungannya dengan masyarakat Biaya Deskriptif Kuantiatif Uji–t, Regresi linear dan cost-effectiveness Dinas Kebersihan Kota Insinerator subkontrak Analisis deskriptif Rekomendasi Permasalahan pengelolaan limbah RS. Telogorejo Penurunan kadar pencemar parameter limbah Pemilihan dan strategi pengelolaan limbah Respon masyarakat sekitar RS. Telogorejo Sistem pengelolaan limbah Limbah padat Limbah cair Non klinis Klinis Infeksius IPAL Penilaian masyarakat

IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian