Berdasar hasil identifikasi biaya pengelolaan IPAL keseluruhan, didapatkan besaran biaya pengelolaan IPAL rata-rata per hari sebesar Rp 412.126,
28. Besar biaya tersebut yang kemudian dapat digunakan dalam perhitungan biaya pengelolaan IPAL yang dapat dijadikan pertimbangan dalam penetapan tarif
rumah sakit dan biaya penurunan konsentrasi per parameter limbah. Tabel 13. Perhitungan Biaya Pengelolaan IPAL Rata-rata per Hari RS. Telogorejo
Tahun 2005-2007 Jenis Biaya
Jumlah Rp Instalasi
22.940.000 OperasionalPemeliharaan
24.778.494 Penggantian komponen
difuser 3.000.000
sikat NSI 3.000.000
rumpon 2.000.000
Pembayaran Gaji Pegawai 51.326.916
Listrik+Air 43.380.681
Jumlah biaya rata-ratatahun 150.426.091
Jumlah biaya rata-ratahari 412.126,28
Asumsi yang digunakan : 1. Umur ekonomis gedung IPAL adalah 50 tahun
2. Penggantian komponen untuk diffuser adalah setiap lima tahun, sikat NSI adalah setiap enam tahun dan rumpon adalah setiap 10 tahun.
3. Jumlah hari dalam satu tahun adalah 365 hari 4. Keseluruhan biaya dihitung dalam rata-rata per tahunnya.
8.2. Perhitungan Unit Daily Cost dari Pengelolaan Limbah Cair
Aktivitas rumah sakit yang menghasilkan limbah membuat suatu konsekuensi yaitu kewajiban pengelolaan limbah yang membutuhkan biaya.
Biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan limbah dapat disebut sebagai biaya
sosial dimana biaya sosial merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mengatasi eksternalitas negatif, yaitu limbah. Kebutuhan biaya yang meningkat dapat
menyebabkan aktivitas terganggu, misalnya berkurangnya jenis layanan atau produk dan jasa yang dikeluarkan, pengurangan tenaga kerja serta penurunan
keuntungan. Sebagai rumah sakit swasta di samping harus tetap menjalankan fungsi
sosialnya, RS. Telogorejo juga harus tetap memperhatikan neraca pengeluaran agar tetap dapat mempertahankan keuntungan demi kelangsungan rumah sakit.
Adanya kewajiban membuat IPAL akan memberi beban tambahan bagi rumah sakit dalam hal pengeluaran. Agar tidak mengurangi jumlah keuntungan rumah
sakit, biaya pengelolaan limbah cair dapat dibebankan pada pasien yang menempati kelas tertentu dengan konsep Unit Daily Cost UDC.
UDC adalah rata-rata biaya pengelolaan limbah cair yang dikeluarkan per harinya dibagi dengan jumlah kamar pasien Djaja, 2006. Berdasarkan
perhitungan ini, akan didapatkan UDC yang dapat dijadikan salah satu biaya yang harus ditanggung oleh pasien rawat inap. Ketentuan ini menjadi hak penuh bagi
rumah sakit untuk dilaksanakan ataupun tidak. Belum seluruh rumah sakit di Indonesia telah menggunakan kebijakan UDC. Penetapan tarif ini dapat
dibebankan kepada seluruh pasien pada kelas apapun namun juga dapat ditetapkan pada pasien kelas tertentu. Penetapan tarif pada kelas tertentu menunjukkan
adanya subsidi silang antar pasien. Hal ini ditujukan untuk tetap membantu pasien dari kalangan menengah ke bawah, tanpa mengurangi layanan yang diberikan
pada mereka.
Berdasar data pembiayaan untuk pengelolaan limbah cair di RS. Telogorejo, didapatkan biaya pengelolaan rata-rata per hari adalah sebesar Rp
412.126,28. Sedangkan kapasitas tempat tidur RS. Telogorejo adalah 295 bed. Berdasarkan data tersebut, besar UDC yang dihasilkan adalah Rp 412.126,28
dibagi dengan 295 tempat tidur, yaitu sebesar Rp 1.397,04. Penetapan beban pengelolaan limbah cair pada pasien, selain ditujukan untuk tetap
mempertahankan keuntungan, hal ini juga ditujukan untuk menjaga pengelolaan limbah cair atau bahkan menjadikan pengelolaan tersebut jauh lebih baik agar
dapat meminimalkan dampak negatif dari limbah secara optimal sehingga masyarakat dan lingkungan tidak akan menerima dampak yang dapat
menimbulkan kerugian baik secara ekonomi dan sosial.
8.3. Perhitungan Efektivitas Biaya Penurunan Konsentrasi per Parameter Limbah