Perhitungan Efektivitas Biaya Penurunan Konsentrasi per Parameter Limbah

Berdasar data pembiayaan untuk pengelolaan limbah cair di RS. Telogorejo, didapatkan biaya pengelolaan rata-rata per hari adalah sebesar Rp 412.126,28. Sedangkan kapasitas tempat tidur RS. Telogorejo adalah 295 bed. Berdasarkan data tersebut, besar UDC yang dihasilkan adalah Rp 412.126,28 dibagi dengan 295 tempat tidur, yaitu sebesar Rp 1.397,04. Penetapan beban pengelolaan limbah cair pada pasien, selain ditujukan untuk tetap mempertahankan keuntungan, hal ini juga ditujukan untuk menjaga pengelolaan limbah cair atau bahkan menjadikan pengelolaan tersebut jauh lebih baik agar dapat meminimalkan dampak negatif dari limbah secara optimal sehingga masyarakat dan lingkungan tidak akan menerima dampak yang dapat menimbulkan kerugian baik secara ekonomi dan sosial.

8.3. Perhitungan Efektivitas Biaya Penurunan Konsentrasi per Parameter Limbah

Sesuai dengan rumus perhitungan menurut Djaja 2006, tahapan setelah menghitung biaya pengelolaan IPAL rata-rata per harinya adalah menghitung biaya pengelolaan per hari per liter limbah. Rata-rata debit limbah RS. Telogorejo adalah sebesar 300 m 3 atau 300.000 liter sehingga dapat dihitung biaya pengelolaan per hari per liter adalah sebesar Rp 1.374,-. Biaya pengelolaan yang digunakan dalam perhitungan dinyatakan dalam biaya per hari per liter dikarenakan nilai konsentrasi dari limbah dinyatakan dalam mg per liter. Biaya penurunan konsentrasi per parameter limbah didapat dengan membagi biaya pengelolaan per hari per liter dengan penurunan konsentrasi pada masing-masing parameter. Pada parameter BOD, rata-rata dari keseluruhan penurunan konsentrasi BOD adalah sebesar 33.254 mgl sehingga biaya penurunan konsentrasi untuk parameter BOD adalah sebesar Rp 0.044,-mg. Artinya adalah IPAL RS. Telogorejo rata-rata menurunkan 33.254 mgl BOD dengan biaya penurunan konsentrasinya sebesar Rp 0.044,-mg. Sedangkan untuk parameter COD, rata-rata penurunan konsentrasinya adalah yang tertinggi, yaitu sebesar 86.864 mgl sehingga didapat biaya penurunan konsentrasi yang relatif lebih kecil daripada parameter BOD. Biaya penurunan konsentrasi parameter COD adalah sebesar Rp 0.016,-mg. Parameter TSS yang rata-rata besar penurunannya berada setelah COD, yaitu 78.028 mgl, besar biaya penurunannya relatif lebih besar sedikit daripada COD dan relatif lebih kecil daripada BOD. Besar biaya penurunan konsentrasi TSS adalah sebesar Rp 0.018,-mg. Rata-rata besar penurunan pada NH 3 sebesar 17.192 mgl. Nilai tersebut berada di bawah rata-rata penurunan konsentrasi parameter BOD. Besar biaya penurunan konsentrasi NH 3 adalah sebesar Rp 0.089,-mg. Sedangkan untuk rata-rata besar penurunan parameter PO4 adalah yang terendah diantara yang lain, yaitu sebesar 2.392 mgl dan biaya penurunan konsentrasi untuk parameter PO 4 adalah sebesar Rp 0.471,-mg. Biaya tersebut adalah yang paling tinggi diantara parameter lain. Berdasarkan keseluruhan perhitungan, dapat dikatakan bahwa, semakin besar penurunan konsentrasi limbah, maka biaya penurunannya akan semakin kecil. Efektivitas biaya dapat dilihat dengan membandingkan nilai rasio biaya penurunan konsentrasi per satuan parameter. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di RS. Telogorejo, biaya penurunan konsentrasi yang paling efektif adalah pada parameter COD dengan biaya penurunan Rp 0.016,-mg dan penurunan sebesar 86.864 mgl. Biaya tersebut efektif karena dalam pengolahan dengan IPAL, konsentrasi COD mengalami penurunan yang paling besar. Biaya penurunan konsentrasi yang paling tidak efektif jika dibandingkan dengan parameter lainnya adalah PO 4 yang bernilai Rp 0.471,- mg dengan penurunan terkecil yaitu sebesar 2.932 mgl. Biaya penurunan parameter NH 3 lebih efektif dari PO 4 yaitu sebesar Rp 0.089,-mg dengan penurunan 17.192 mgl. namun, penurunan NH 3 tidak efektif jika dibandingkan dengan parameter BOD yang memiliki biaya penurunan sebesar Rp 0.044,-mg dengan penurunan sebesar 33.254 mgl. Sedangkan parameter TSS memiliki biaya penurunan yang lebih efektif daripada parameter BOD namun tidak efektif bila dibandingkan dengan parameter COD. Besar biaya penurunan TSS adalah Rp 0.018,-mg dengan penurunan 78.028 mgl. Rangkuman dari hasil pengamatan dan perhitungan mengenai efektivitas biaya penurunan konsentrasi per parameter limbah RS. Telogorejo dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Efektivitas Biaya Penurunan Konsentrasi per Parameter Limbah RS. Telogorejo Semarang Parameter Biayaliter Rp Penurunan mgl Biaya penurunan Rpmg BOD 33.254 0.044 COD 86.864 0.016 TSS 1.374 78.028 0.018 NH 3 17.192 0.089 PO 4 2.932 0.471 Sumber : Data Uji Inlet dan Outlet serta Biaya Pengelolaan Limbah Cair RS. Telogorejo Tahun 2005-2007 diolah. Biaya efektif dapat membantu pengelola RS. Telogorejo pada khususnya dan pengguna IPAL serta pemerintah pada umumnya terkait dengan pengembangan strategi pengelolaan limbah atau dalam mengidentifikasi jenis unit IPAL dengan efektivitas biaya penurunan pada parameter tertentu, misalnya mengidentifikasi biaya penurunan parameter BOD yang sering menjadi fokus perhatian sehingga identifikasi tersebut dapat dijadikan informasi untuk pihak lain yang berkepentingan dalam menurunkan konsentrasi limbah untuk parameter tertentu secara optimal. Informasi ini diharapkan dapat meminimisasi biaya eksternal yang dikeluarkan dengan tanpa mengurangi manfaat yang diharapkan dari pengelolaan limbah sehingga lingkungan tetap terjaga dan masyarakat tidak mengalami kerugian. Selain itu, apabila terdapat pemanfaatan dari hasil olahan limbah, penelitian yang lebih jauh di bidang ekonomi akan dapat dilakukan, misalnya dengan menggunakan konsep benefit-cost ratio. Limbah cair hasil olahan IPAL yang sudah melalui proses khlorinasi dapat dimanfaatkan. Pemanfaatan tersebut dapat berupa : penggunaan air hasil limbah olahan IPAL sebagai air cuci mobil, media ternak ikan non konsumtif seperti ikan sapu-sapu ataupun dimanfaatkan dengan tujuan keindahan seperti air pengisi kolam ikan hias untuk memperindah taman rumah sakit. Apabila pemanfaatan tersebut dapat dikomersilkan, maka akan menambah manfaat yang dapat diukur secara ekonomi. Namun, pemanfaatan air limbah hasil olahan seperti yang telah dicontohkan sebelumnya juga dapat memberikan manfaat ekonomi yaitu penghematan penggunaan air. Selain itu, pemanfaatan air limbah hasil olahan IPAL akan mengurangi tingkat pencemaran di perairan karena tidak dibuang langsung ke perairan. Berdasarkan analisis tersebut, pemanfaatan limbah dapat menekan terjadinya kerusakan lingkungan dan meminimalkan dampak yang dapat mengenai berbagai aspek.

IX. PENGARUH BIAYA TERHADAP PENURUNAN KONSENTRASI PARAMETER LIMBAH