b. Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik spesialistik dan sub spesialistik terbatas dengan kapasitas 500-1000
tempat tidur. 3. Rumah Sakit Kelas C yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau kandungan, dan kesehatan, dengan kapasitas 100-
500 tempat tidur. 4. Rumah Sakit Kelas D yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas
dan kemampuan pelayanan medik dasar, dengan kapasitas tempat tidur kurang dari 100.
Fungsi Rumah sakit selain yang di atas juga merupakan pusat pelayanan rujukan medik spesialistik dan sub spesialistik dengan fungsi utama menyediakan
dan menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan kuratif dan pemulihan rehabilitatisi pasien Depkes RI, 1989. Menurut surat keputusan
Menteri Kesehatan RI no. 983Menkes171992 tentang pedoman organisasi, rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat dasar, spsialistik dan sub spesialistik. Sedangkan klasifikasi didasarkan pada perbedaan tingkat menurut kemampuan pelayanan kesehatan
yang dapat disediakan yaitu rumah sakit kelas A, Kelas B, Pendidikan dan Non Pendidikan kelas C dan Kelas D.
2.2. Landasan Hukum yang Mengatur Limbah Rumah Sakit
Pelaksanaan pengelolaan limbah rumah sakit harus dilakukan sesuai dengan dasar peraturan yang berlaku. Peraturan-peraturan yang dimaksud adalah
peraturan yang terkait dengan pengendalian pencemaran air. Hal ini mengingat
bahwa sebagian besar limbah dibuang ke sungai. Berikut adalah peraturan- peraturan yang berlaku :
1. UU No. 23 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Hal-hal yang terkait adalah : a Kewajiban mengendalikan pencemaran lingkungan bagi yang
menimbulkannya, baik bagi setiap orang pasal 5 ayat 2 maupun bagi setiap bidang usaha pasal 7 ayat 1.
b Dasar perlindungan lingkungan hidup, yaitu dengan berdasarkan baku mutu lingkungan pasal 15.
c Persyaratan pembuangan limbah cair ke dalam lingkungan, yaitu tidak boleh menyebabkan pencemaran terhadap lingkungan yang menerima
limbah tersebut pasal 15 ayat 2. d Ganti rugi dan biaya pemulihan lingkungan hidup akibat pencemaran
lingkungan pasal 20 ayat 1 dan 3. e Sanksi pidana perusakan dan pencemaran lingkungan pasal 22.
2. UU No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Hal-hal yang terkait adalah :
a Hak bagi setiap orang untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal pasal 4.
b Kewajiban bagi setiap orang untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga dan lingkungannya pasal 5.
c Penyelenggaraan kesehatan lingkungan demi terwujudnya kualitas lingkungan yang sehat yaitu bebas dari risiko yang membahayakan
kesehatan dan keselamatan hidup manusia pasal 22 ayat 1. d Kewajiban untuk memelihara dan meningkatkan lingkungan yang
sehat sesuai dengan standar dan persyaratan bagi setiap tempat atau sarana pelayanan umum pasal 22 ayat 4.
3. PP No. 20 Tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Peraturan ini mengenai kriteria, tolak ukur pencemaran, penggolongan air,
daya tampung, izin, pengaturan pembuangan limbah cair dan pengawasan kualitas air yang mencantumkan tentang :
a Kriteria dan tolak ukur pencemaran, yaitu didasarkan pada baku mutu air sesuai dengan peruntukannya.
b Penggolongan air dan baku mutu air pasal 7, 10, 42. c Dasar pengendalian pencemaran air, yaitu berdasarkan baku mutu air,
daya tampung beban pencemaran pada lingkungan perairan penerima limbah, baku mutu limbah, persyaratan pembuangan limbah dan
perizinan pembuangan limbah pasal 14, 15,16, 17, 25 dan 26. d Perizinan pembuangan limbah cair ke dalam lingkungan perairan
pasal 17, 20, 21, 22, 25 dan 26. e Pengaturan pembuangan limbah cair ke dalam tanah pasal 19.
f Saluran pembuangan limbah cair pasal 20, pengawasan kualitas air pasal 31 dan 32.
g Kewajiban setiap penanggungjawab kegiatan yang membuang limbahnya ke lingkungan perairan untuk melaporkan hasil
pemeriksaannya kepada Gubernur pasal 31, ayat 2, dan pasal 32. 4. Permenkes No. 173MenkesPerVIII77 tentang Pengawasan Pencemaran
Badan Air dan Air untuk berbagai Kegunaan yang Berhubungan dengan Kesehatan.
Peraturan ini mengenai lokasi rumah sakit, tanggungjawab pengelola rumah sakit, lingkup, pembinaan teknis dan pengawasan, mencantumkan tentang
kemungkinan timbulnya pencemaran lingkungan, gangguan kesehatan dan tempat penyebab penularan penyakit dari rumah sakit. Rinciannya adalah :
a Lokasi rumah sakit harus terletak di daerah yang terhindar dari pencemaran pasal 1 ayat 1.
b Tanggungjawab pengelola rumah sakit terhadap upaya menyehatkan dan memelihara lingkungan rumah sakit dan pengaruhnya terhadap
manusia Ketentuan Umum dari pasal 5. c Lingkup upaya penyehatan lingkungan rumah sakit pasal 6.
d Pembinaan teknis terhadap pengelola rumah sakit di tingkat pusat oleh Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, sedangkan pembinaan teknis
penyehatan lingkungan rumah sakit di provinsi dilaksanakan oleh Kakanwil Depkes RI yang bersangkutan pasal 7.
e Pelaksanaan pengawasan penyelenggara penyehatan lingkungan rumah sakit dilakukan oleh Kepala Dinas Kesehatan Depkes RI, 1998
5. Kepmenkes RI No. 1204MenkesSKX2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, yang mempertimbangkan :
a Rumah sakit
sebagai sarana
pelayanan kesehatan,
tempat berkumpulnya orang sakit maupun sehat, atau dapat menjadi tempat
penularan penyakit serta memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
b Oleh karena itu tindak lanjut poin a, perlu penyelenggaraan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan persyaratan
kesehatan. 6. PP No.51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
AMDAL. Usaha atau kegiatan yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan pasal 2 7. Kepmenkes RI No. 876MenkesSKVIII2001 tentang Pedoman Teknis
Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan. Pedoman teknis AMDAL yang merupakan kajian aspek kesehatan
masyarakat yang harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan perencanaan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian dari suatu usaha dan atau
kegiatan pembangunan yang dapat menimbulkan dampak penting pasal 1. 8. PP No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air. a Setiap orang yang membuang air limbah ke prasarana dan atau sarana
pengelolaan air
limbah yang
disediakan oleh
Pemerintah KabupatenKota dikenakan retribusi pasal 24 ayat 1.
b Setiap orang yang melakukan usaha dan atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang benar dan akurat mengenai pelaksanaan
kewajiban pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air pasal 32.
9. Kep-58MenLH121995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit.
Peraturan ini mengenai baku mutu limbah cair rumah sakit dan tanggungjawab rumah sakit mencantumkan tentang :
a baku mutu limbah cair kegiatan rumah sakit pasal 2 ayat 1 dan lampiran 3, 4, 5, 6.
b Rumah sakit yang telah beroperasi sebelum dikeluarkannya keputusan ini, berlaku Baku Mutu Limbah Cair BMLC seperti dalam lampiran
A dan wajib memenuhi BMLC seperti dalam lampiran B selambat- lambatnya tanggal 1 Januari 2000 pasal 3 ayat a.
c Rumah sakit yang tahap perencanaannya dilakukan sebelum dikeluarkannya keputusan ini dan beroperasi setelah dikeluarkannya
keputusan ini, berlaku BMLC lampiran A dan wajib memenuhi BMLC lampiran B selambat-lambatnya tanggal 1 Januari 2000 pasal 3 ayat
b. d Kewajiban penanggungjawab kegiatan rumah sakit untuk mengelola
dan memeriksa kualitas limbah cair oleh laboratorium yang berwenang berikut frekuensinya pasal 7 dan 8.
10. Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan No. Kep- 124121997 tentang Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam
Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, menimbang :
a Setiap usaha atau kegiatan pembangunan yang diperkirakan menimbulkan dampak penting terhadap kesehatan masyarakat, perlu
dilakukan pengkajian aspek kesehatan masyarakat. b Aspek kesehatan masyarakat merupakan bagian dalam penyusunan
AMDAL yang perlu dikaji secara mendalam sehingga dampak negatif akibat suatu kegiatan terhadap kesehatan masyarakat dapat ditekan
serendah mungkin dan dikelola dengan baik.
2.3. Limbah Rumah Sakit