Perumusan Masalah PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Berdasarkan standar baku mutu yang ada, dapat diketahui bahwa parameter BOD dan TSS setelah diolah dengan IPAL, baku mutu yang dapat ditoleransi adalah sebesar 30 mgl. Baku mutu yang disyaratkan untuk parameter COD adalah 80 mgl. NH 3 bebas dan phosphat harus dapat memenuhi standar baku mutu sebesar 0.1 dan 2 mgl. Standar untuk NH 3 bebas dirasa terlalu tinggi oleh pihak rumah sakit karena standar baku mutu tersebut sama halnya dengan standar baku mutu NH 3 untuk air minum. Sedangkan suhu yang dikeluarkan oleh limbah cair berstandar 30 ฀C dan untuk derajat asam pH limbah berkisar antara 6-9.

1.2. Perumusan Masalah

Permasalahan yang mendasar mengenai limbah adalah pengelolaannya dan dampak yang akan terjadi apabila limbah tidak dikelola dengan baik atau bahkan tidak dikelola sama sekali. Salah satu dampak yang terjadi adalah meningkatnya pencemaran, kualitas lingkungan dan kesehatan yang kian memburuk yang kemudian dapat merugikan masyarakat dari sisi sosial dan ekonomi. Rumah Sakit Telogorejo pernah mendapat protes dari warga sekitar Jalan Anggrek karena merasa terganggu dengan asap dari insinerator 15 . Asap hasil pembakaran dengan menggunakan insinerator masuk ke lingkungan Jalan Anggrek dan menimbulkan gangguan pernafasan. Solusi dari permasalahan tersebut adalah RS. Telogorejo menutup insinerator dan menyerahkan pembakaran sampah pada krematorium milik Yayasan Pancaka Semarang. Selain itu, permasalahan pengelolaan limbah yang dialami oleh RS. Telogorejo adalah 15 Informasi diperoleh dari wawancara kepada Sanitarian RS. Telogorejo dan Bapak Sulis warga Anggrek, 2009. penurunan konsentrasi beban pencemar limbah cair. Apabila konsentrasi limbah hasil olahan berada di atas baku mutu, maka limbah tersebut dikatakan mencemari lingkungan. Permasalahan lain dalam pengelolaan limbah adalah eksternalitas negatif dari dampak limbah jika limbah tidak diproses. Limbah sebagai eksternalitas negatif dari seluruh kegiatan di rumah sakit membutuhkan pengolahan yang memerlukan biaya yang disebut dengan biaya eksternal sehingga biaya keseluruhan yang dikeluarkan oleh rumah sakit bukan hanya biaya swasta melainkan juga biaya sosial yang mencakup biaya eksternal. Selama ini, pembiayaan pengelolaan limbah belum diperhatikan oleh Bagian Sanitasi RS. Telogorejo. Selain itu, sejauhmana efektivitas biaya dalam menurunkan konsentrasi masing-masing parameter limbah maupun pengaruh biaya efektif tersebut terhadap kinerja IPAL belum diketahui. Penilaian pengelolaan limbah rumah sakit tidak hanya melalui pengamatan yang dilakukan di rumah sakit tetapi juga menganalisis persepsi masyarakat terhadap pengelolaan limbah. Pengelolaan limbah yang buruk dapat merugikan warga, misalnya penurunan kesehatan sehingga masyarakat perlu mengeluarkan biaya ekstra untuk berobat. Secara tidak langsung, pengelolaan limbah yang buruk dapat merugikan kesejahteraan masyarakat. Pemilihan RS. Telogorejo Semarang untuk dijadikan tempat penelitian dikarenakan rumah sakit tersebut telah memiliki pengelolaan limbah, namun belum melakukan evaluasi terkait permasalahan efisiensi dan pembiayaan. Selain itu, RS.Telogorejo juga merupakan salah satu rumah sakit terkemuka dan dipercayai oleh masyarakat Semarang dan lokasinya berdekatan dengan permukiman warga sehingga akan lebih menarik untuk dijadikan tempat penelitian karena nantinya manfaat yang dihasilkan dalam penelitian ini akan dapat terasa tidak hanya bagi rumah sakit tetapi juga warga Anggrek dan masyarakat Semarang secara umum. Berdasarkan permasalahan di atas, berikut adalah rumusan pertanyaan dalam penelitian ini : 1. Bagaimana keragaan RS. Telogorejo Semarang dalam pengelolaan limbah rumah sakit? 2. Bagaimana efisiensi IPAL dalam pengolahan limbah cair rumah sakit? 3. Seberapa besar biaya pengelolaan limbah cair yang dapat dibebankan pada pasien dan bagaimana efektivitas biaya IPAL dalam menurunkan konsentrasi dari setiap parameter limbah? 4. Bagaimana pengaruh biaya terhadap penurunan konsentrasi parameter limbah? 5. Bagaimana penilaian masyarakat sekitar RS. Telogorejo dalam memandang pengelolaan limbah rumah sakit?

1.3. Tujuan Penelitian