Tabel 10. Nilai Rata-rata Efisiensi, Kapasitas, Beban Pencemaran Aktual dan Pencapaian Baku Mutu Limbah Cair pada IPAL RS. Telogorejo
Tahun 2005-2007
Par Std
BM Debit
rata- rata Inlet
rata- rata Outlet
rata- rata Efisiensi
rata-rata Kapasitas
rata-rata BPA
rata-rata BMLC
rata-rata mgl
m
3
hari mgl
mgl persen
kghari kghari
persen BOD
30 53.61
20.36 62.03
9.98 6.11
132.15 COD
80 129.58
42.72 67.03
26.06 12.81
146.60 TSS
30 300
93.33 15.31
83.60 23.41
4.59 148.98
NH
3
0.1 23.37
6.18 73.56
5.16 1.85
-5978.53 PO
4
2 3.53
0.60 83.03
0.88 0.18
170.02
7.2. Uji Statistik Kemampuan Fisik IPAL RS. Telogorejo Semarang
Kemampuan IPAL dalam mengolah limbah dapat dinilai dengan signifikansi penurunan konsentrasi limbah, yaitu dengan melihat selisih inlet
dengan outlet. Penurunan konsentrasi limbah yang signifikan menunjukkan kemampuan yang baik dalam pengolahan limbah dengan menggunakan IPAL.
Signifikansi penurunan konsentrasi limbah didapat dengan menguji 36 data outlet limbah berdasar uji laboratorium BLH Kota Semarang.
Uji-t yang dilakukan menggunakan selang kepercayaan sebesar 95 persen. P-value dari uji-t yang dilakukan untuk semua parameter yang diuji, yaitu BOD,
COD, TSS, NH
3
dan PO
4
adalah 0.000. P-value yang nilainya kurang dari taraf nyata 5 persen, menunjukkan bahwa penurunan konsentrasi limbah RS.
Telogorejo adalah sangat signifikan. Hasil dari uji-t dalam mengetahui signifikansi penurunan konsentrasi parameter limbah dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Hasil Uji-t Penurunan Konsentrasi per Parameter Limbah Cair RS. Telogorejo Tahun 2005-2007
No. Indikator
Observasi Uji Statistik: T-
Paired Mean
Std Dev T-Value
P- Value
1 BOD
inlet 54
0.000 31.92
0.000 outlet
20.3556 6.3239
2 COD
inlet 129.58
0.000 39.64
0.000 outlet
42.716 13.149
3 TSS
inlet 93.0000
0.0000 70.06
0.000 outlet
15.3056 6.6540
4 NH
3
inlet 23.37
0.0000 20.37
0.000 outlet
6.18 4.921
5 PO
4
inlet 3.53
0.0000 80.43
0.000 outlet
0.59951 0.21245
Keterangan: = signifikan pada selang kepercayaan 95 persen
Kualitas yang diharapkan dalam pengelolaan limbah adalah bukan hanya penurunan konsentrasi secara signifikan melainkan juga pemenuhan standar baku
mutu yang disyaratkan. Digunakan uji-t dengan menggunakan data outlet sebanyak 36 titik untuk mengetahui apakah pemenuhan kualitas masing-masing
parameter dengan standar baku mutu tercapai dengan uji statistik,. Sama halnya dengan uji-t untuk mengetahui signifikansi penurunan konsentrasi limbah, selang
kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95 persen. Tabel 12. Hasil Uji-t Pencapaian Konsentrasi per Parameter Limbah Sesuai
dengan Standar Baku Mutu
No. Indikator
Observasi Uji Statistik: T-Paired
Mean Std Dev
T-Value P-Value
1 BOD
outlet 20.3556
6.3239 -9.15
0.000 2
COD outlet
42.7164 13.1492
-17.01 0.000
3 TSS
outlet 15.3056
6.654 -13.25
0.000
4 NH
3
outlet 6.18000
4.92098 7.2
1.000 5
PO
4
outlet 0.599506
0.212451 -38.44
0.000 Keterangan: = signifikan pada selang kepercayaan 95 persen
P-Value dari uji-t untuk kesemua parameter BOD, COD, TSS dan PO
4
adalah 0.000. Nilai tersebut menunjukkan bahwa outlet dari parameter BOD, COD, TSS dan PO
4
secara signifikan telah memenuhi standar baku mutu yang disyaratkan. Nilai tersebut terkecuali untuk NH
3
yang memiliki P-Value sebesar 1.000 yang artinya, IPAL RS. Telogorejo tidak signifikan dalam menghasilkan
kualitas limbah yang sesuai dengan standar baku mutu untuk parameter NH
3
. Hasil dari uji-t dalam mengetahui signifikansi pencapaian kualitas limbah yang
sesuai dengan standar baku mutu dapat dilihat pada Tabel 12. Berdasarkan pengamatan dan pengolahan data limbah RS. Telogorejo,
dapat dikatakan IPAL RS. Telogorejo signifikan dalam menurunkan konsentrasi per parameter limbah. Sesuai dengan standar baku mutu yang telah disyaratkan
pada Perda Prov. Jateng102004, RS. Telogorejo telah berhasil memenuhi standar baku mutu untu parameter BOD, COD, TSS dan PO
4
. Sedangkan standar baku mutu NH3 tidak terpenuhi. Standar baku mutu NH
3
sebesar 0.1 mgl memang sulit dicapai karena nilainya begitu ketat. Nilai 0.1 mgl untuk NH
3
biasanya diperuntukkan dalam penggunaan air sebagai air minum
10
.
7.3. Hubungan antara Perhitungan Efisiensi dengan Ekonomi Perusahaan dan Masyarakat