Tujuan Penelitian Manfaat penelitian Ruang Lingkup Studi

7 2.765.000,00hatahun pada dua tahun pertama dan Rp. 3.160.000,00hatahun pada tiga tahun berikutnya, sementara penyedia jasa lingkungan sebagai seller hanya menerima Rp. 1.200.000,00 hatahun. Permasalahan yang kemudian muncul adalah nilai dari pembayaran jasa lingkungn yang dilakukan dirasa masih terlalu rendah dan tidak sesuai dengan konsekuensi yang harus diterima masyarakat model PJL atas kesediaannya untuk mengkonservasi lahan milik mereka selama 5 tahun waktu kontrak periode pertama. Rendahnya nilai pembayaran jasa lingkungan tersebut disebabkan oleh belum tersedianya informasi mengenai nilai ekonomi dari lahan yang dijadikan model pembayaran jasa lingkungan itu sendiri. Berdaasrkan permasalahan di atas, penelitian ini akan mencoba mengetahui, mempelajari dan memahami permasalahan berikut ini: 1. Bagaimana skema model hubungan hulu-hilir dengan mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang telah diimplementasikan di DAS Cidanau? 2. Berapakah nilai ekonomi dari lahan model pembayaran jasa lingkungan di Desa Citaman?

1.3 Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah memberikan informasi yang bermanfaat bagi peningkatan nilai pembayaran jasa lingkungan di DAS Cidanau, dimana secara khusus penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Menganalisis dan memaparkan mekanisme model hubungan hulu-hilir dengan mekanisme pembayaran jasa lingkungn di DAS Cidanau. 2. Menghitung nilai ekonomi dari lahan model pembayaran jasa lingkungan di Desa Citaman. 8

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Memberikan informasi bagi PT. KTI serta para stakeholder lain dalam menentukan evaluasi kebijakan mengenai besarnya nilai pembayaran jasa lingkungan di DAS Cidanau. 2. Memperkaya literatur aplikasi model hubungan hulu-hilir dengan mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungn. 3. Menjadi sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh dari Departemen Ekonomi Sumber daya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

1.5 Ruang Lingkup Studi

Penelitian yang dilakukan merupakan suatu bentuk penilaian terhadap nilai ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan konservasi pada lahan milik masyarakat penerima pembayaran jasa lingkungan. Kajian aspek ekonomi ditekankan pada masyarakat DAS Cidanau hulu penerima pembayaran jasa lingkungan yang hanya dibatasi pada wilayah Desa Citaman dengan luasan lahan yang dikompensasi seluas 25 ha. Batasan penelitian dilakukan dengan asumsi kondisi lahan di wilayah-wilayah model transaksi pembayaran jasa lingkunngan lainnya secara umum serupa atau homogen dengan kondisi lahan di Desa Citaman. Kajian penelitian ditekankan pada seberapa besar nilai ekonomi pada lahan yang dikonservasi oleh masyarakat di lokasi model pembayaran jasa lingkungan. Lahan yang dikonservasi berupa kebun campuran yang di dalamnya terdiri dari berbagai jenis tanaman kayu dan non kayu denganjumlah rata-rata per hektar 500 tanaman, baik besar maupun kecil. Nilai ekonomi yang dihitung dibatasi pada 9 nilai guna use value berupa manfaat langsung dan manfaat tidak langsung dari lahan model pembayaran jasa lingkungan, sementara nilai bukan guna non use value, yaitu nilai keberadaan dan nilai warisan tidak dihitung karena bersifat tangible. Informasi mengenai nilai ekonomi yang dihasilkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi upaya peningkatan nilai pembayaran jasa lingkungan yang seharusnya diterima oleh masyarakat penyedia jasa lingkungan. Masyarakat di wilayah hulu merupakan pihak yang menjual jasa lingkungan seller atau sebagai penyedia jasa lingkungan, sedangkan PT. KTI sebagai pihak yang membeli jasa lingkungan buyer atau penerima jasa lingkungan berupa air baku dari Sungai Cidanau. 10 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Daerah Aliran Sungai DAS Daerah aliran sungai merupakan satuan wilayah tangkapan air catchman area yang di batasi oleh pemisah topografi yang menerima hujan, menampung dan mengalirkan ke sungai dan seterusnya ke danau dan laut serta mengisi air bawah tanah. Pengertian DAS seperti dikemukakan oleh Asdak 1995, 2002 adalah suatu wilayah daratan yang secara topografi dibatasi oleh punggung- punggung gunung yang menampung dan menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai utama. Karena DAS sebagai sebuah ekosistem, maka terjadilah interaksi antara berbagai faktor penyusunnya seperti faktor abiotik, biotik dan manusia. Sebagai ekosistem, pasti dijumpai adanya input dan segala proses yang berkaitan dengan masukan tersebut yang dapat dievaluasi berdasarkan output yang dihasilkan. Bila curah hujan dipandang sebagai unsur input dalam ekosistem DAS, maka output yang dihasilkan adalah debit air sungai, penambahan air tanah dan limpasan sedimentasi sedangkan komponen lain seperti tanah, vegetasi, sungai dalam hal ini bertindak sebagai prosessor. Pengelolaan DAS haruslah diorientasikan pada segi-segi konservasi tanah dan air dengan menitikberatkan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan dapat dirasakan oleh segenap kalangan masyarakat, baik kalangan masyarakat hulu maupun masyarakat hilir. Hasil akhir yang menjadi titik sentral perhatian dalam pengelolan DAS adalah kondisi tata air yang stabil dari wilayah DAS tersebut. 11

2.2 Pengertian Jasa Lingkungan