Peran Penting dan Permasalahan yang Terjadi di DAS Cidanau

49 VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Peran Penting dan Permasalahan yang Terjadi di DAS Cidanau

Daerah Aliran Sungai DAS Cidanau merupakan salah satu DAS penting di wilayah barat Provinsi Banten, khususnya Kota Cilegon. Terdapat dua hal utama yang menjadikan DAS Cidanau memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi di wilayah tersebut. Pertama, karena peran dan fungsinya dalam mendukung proses pembangunan ekonomi dalam bentuk penyediaan air baku bagi masyarakat maupun industri dan merupakan satu-satunya reservoir air dengan debit yang cukup di wilayah tersebut. Kedua, di dalam DAS Cidanau terdapat Cagar Alam Rawa Danau yang merupakan kawasan endemik dan merupakan situs konservasi rawa pegunungan satu-satunya yang masih tersisa di wilayah Pulau Jawa. Berkaitan dengan peran penting DAS Cidanau dalam mendukung pembangunan ekonomi, maka Sungai Cidanau yang berhulu di kawasan Cagar Alam Rawa Danau, merupakan sungai utama DAS Cidanau serta menjadi aliran air serta reservoir dari tujuh belas sungai yang merupakan sub DAS Cidanau. Sungai Cidanau memiliki debit rata-rata untuk tahun 2000 – 2005 antara 6.000 – 10.000 literdetik Tabel 4. Dewasa ini, peran penting DAS Cidanau semakin berkurang karena kualitas lingkungan sekitar DAS Cidanau yang terus menurun, hal tersebut ditandai dengan menurunnya kualitas dan kuantitas air DAS Cidanau. Penurunan kualitas lingkungan tersebut selain disebabkan oleh faktor-faktor alam di wilayah catchment area juga disebabkan oleh faktor pemicu lain yang dilakukan oleh masyarakat. Faktor pemicu tersebut diantaranya alih fungsi lahan hutan menjadi 50 lahan pertanian, penggunaan pupk kimia pada kagiatan pertanian dan perambahan hutan. Berdasarkan hasil penelitian oleh Darmawan 2002 dalam Suryawan 2005 perluasan areal pertanian dalam kurun waktu 1994 – 2000 meningkat dari 189,9 hektar menjadi 746,4 hektar, khususnya di wilayah Cagar Alam Rawa Danau. Hal tersebut merupakan bukti adanya konversi lahan yang berdampak pada semakin berkurangnya areal hutan atau kebun campuran yang ada. Peningkatan produksi pertanian dengan penggunaan berbagai pupuk kimia mengakibatkan tingginya tingkat pencemaran air di Sungai Cidanau, sehingga bartakibat pada penurunan kualitas air. Selain kedua hal di atas, tingginya tingkat perambahan hutan yang dilakukan masyarakat hulu DAS Cidanau menjadi isu paling utama penyebab terjadinya degradasi lingkungan di DAS Cidanau larena perambahan hutan mengakibatkan meluasnya lahan kritis menjadi lebih dari 4000 hektar. Adanya faktor-faktor pemicu terbebut berakibat pada timbulnya permasalahan yang terjadi di DAS Cidanau. Permasalahan utama di DAS Cidanau antara lain: 1 Tingkat erosi yang mencapai 71.034,40 tontahun dan sedimentasi yang mencapai 75,68 cmtahun; 2 Penebangan pohon di kawasan Perhutani illegal loging dan di kawasan hutan rakyat di hulu DAS Cidanau mempengaruhi eksistensi Cagar Alam Rawa Danau yang juga berfungsi sebagai reservoir Sungai Cidanau; 3 Ketersediaan air menunjukkan kecenderungan terus menurun, 51 4 Tumbuh suburnya gulma akibat penggunaan pupuk kimia oleh masyarakat di sekitar kawasan Cagar Alam Rawa Danau; 5 Perambahan kawasan Cagar alam Rawa Danau, seluas ± 849 Ha oleh 1.140 kepala keluarga untuk lahan budidaya. Kompleksnya permasalahan yang terjadi di DAS Cidanau menimbulkan kekhawatiran yang tinggi bagi para pihak yang terlibat dalam pemanfaatan dan pengelolaan DAS Cidanau itu sendiri. Kekhawatiran tersebut sangat beralasan, sebab jika permasalahan-permasalahan tersebut terus berlanjut, fungsi dan peran DAS Cidanau akan semakin menurun dan pada akhirnya akan hilang, akibatnya tidak hanya bagi masyarakat hilir industri dan masyarakat kota Cilegon, tetapi masyarakat hulu juga akan menerima dampak dari hilangnya fungsi dan peran DAS Cidanau tersebut. Untuk menanggulangi permasalahan-permasalahan tersebut, dibutuhkan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait dengan DAS Cidanau untuk melakukan pengelolaan yang konkrit dan terintegrasi dari mulai pihak hulu hingga pihak hilir serta sistem pemanfaatan yang berkelanjutan agar fungsi dan peran dari DAS Cidanau tetap terjaga. Setelah melalui berbagai tahapan yang panjang diantara pihak-pihak yang terkait, baik pihak hulu maupun hilir, akhirnya konsep pengelolaan dan pemanfaatan yang terintegrasi dan berkelanjutan terealisasi dalam suatu model hubungan hulu hilir dengan mekanisme pambayaran jasa lingkungan.

6.2 Mekanisme Pembayaran Jasa Lingkungan di DAS Cidanau