Kerangka Operasional Analisis nilai ekonomi lahan sebagai dasar bagi upaya peningkatan nilai pembayaran jasa lingkungan (kasus desa Citaman DAS Cidanau)

24 Setalah fungsi dan manfaat teridentifikasi, kemudian ditentukan teknik yang paling sesuai untuk digunakan dalam menilai fungsi dan manfaat tersebut. 7. Kuantifikasi Data Kuantifikasi data dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, salah satu cara paling mudah adalah dengan pendekatan nilai pasar. Jenis data kuntitatif yang dibutuhkan meliputi luasan, panambahan atau pengurangan produktivitas dan lain-lain. 8. Valuasi Fungsi dan Manfaat Sumberdaya Alam dan Lingkungan Valuasi ekonomi ditentukan dengan cara mengalikan data kuantitatif dengan nilai moneter.

3.2 Kerangka Operasional

DAS Cidanau dengan fungsi utamanya sebagai penyedia jasa air, saat ini kondisinya telah mengalami degradasi yang cukup nyata karena tingginya tingkat deforestasi, konversi lahan serta penggunaan bahan kimia dalam pertanian. tingginya tingkat degradasi disebabkan oleh masih kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat, terutama masyarakat di wilayah hulu DAS Cidanau, tentang arti penting dan manfaat DAS Cidanau untuk keberlanjutan semua pihak. Tingginya tingkat degradasi juga tidak terlepas dari taraf hidup masyarakatnya yang masih belum sejahtera sehingga alasan ekonomi menjadi faktor utama penyebab degradasi lingkugan di wilayah hulu DAS Cidanau. Berbagai laporan menyebutkan tingginya tingkat degradasi yang meliputi perambahan hutan dan perubahan penggunaan lahan yang disertai dengan jumlah penduduk yang terus bertambah telah menyebabkan terganggunya ketersediaan air di DAS Cidanau yang ditandai dengan penurunan kualitas dan kuantitas air di 25 DAS Cidanau FKDC, 2007. Berdasarkan permasalahan tersebut, para pihak yang terkait dalam pengelolaan dan pemanfaatan DAS Cidanau berupaya untuk melakukan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya degradasi yang lebih besar. Upaya pelestarian tersebut berupa mekanisme hubungan hulu-hilir antara masyarakat hulu Desa Citaman sebagai penyedia jasa lingkungan dengan pemanfaat jasa lingkungan PT. KTI di hilir. Mekanisme tersebut berupa pemberian insentif dari PT. KTI kepada masyarakat Desa Citaman, tujuannya agar masyarakat penyedia jasa lingkungan bersedia mengkonservasi lahannya dengan cara melakukan penanaman kembali kawasan yang telah mengalami kerusakan kritis dan menjaga keberadaan hutan serta tutupan lahan milik mereka agar ketersediaan air tetap terjaga, baik untuk masyarakat di hilir maupun masyarakat di hulu. Kendala yang kemudian muncul adalah nilai dari pembayaran jasa lingkungan saat ini dirasa masih terlalu rendah, sehingga permasalahan tersebut menjadi dasar perlunya dilakukan penelitian ini. Masih rendahnya nilai pembayaran jasa lingkungan yang diterima masyarakat saat ini dapat berakibat pada terganggunya mekanisme pembayaran jasa lingkungan yang saat ini telah berlangsung. Untuk itu, dibutuhkan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi upaya peningkatan nilai pembayaran jasa lingkungan agar mekanisme hubungan hulu hilir yang telah berlangsung dapat tetap terjaga keberlanjutannya. Informasi terhadap nilai tersebut dapat ditentukan dengan cara melakukan valuasi ekonomi terhadap nilai ekonomi pada lahan model pembayaran jasa lingkungan di Desa Citaman seluas 25 ha dengan metode pendekatan nilai pasar atau produktivitas. Perlu ditekankan bahwa nilai ekonomi yang dihasilkan dalam penelitian ini tidak secara langsung menjadi nilai yang 26 seharusnya dibayar atau diterima oleh pihak-pihak yang terkait dalam implementasi transaksi pembayaran jasa lingkungan di DAS Cidanau. Tersedianya informasi mengenai nilai ekonomi pada lahan model pembayaran jasa lingkungan diharapkan dapat menjadi landasan bagi para stakeholder di DAS Cidanau untuk menentukan kebijakan ke arah peningkatan nilai pembayaran jasa lingkungan, sehingga mekanisme pembayaran jasa lingkungan tetap terjaga keberlanjutannya. Konsep hubungan hulu hilir tersebut akan memberikan keuntungan bagi semua pihak yang terlibat sehingga DAS Cidanau akan tetap terjaga kelestariannya seiring dengan adanya transaksi yang saling menguntungkan semua pihak. Secara lebih jelas, uraian tersebut dapat dilihat dalam gambar 4. 27 Gambar 4. Diagram Alir Kerangka Berpikir Operasional PT KTI pemanfaat jasa lingkungan masyarakat hulu penyedia jasa lingkungan FKDC intermediary Nilai pembayaran jasa lingkungan saat ini terlalu rendah Keterangan : Lingkup penelitian DAS Cidanau Degradasi lingkungan di DAS Cidanau Deforestasi, konversi lahan dan penggunaan bahan kimia pada kegiatn pertanian Penurunan kualitas dan kuantitas air baku di DAS Cidanau Ketersediaan air di hulu maupun hilir DAS Cidanau tetap terjaga Upaya pencegahan degradasi di DAS Cidanau Nilai ekonomi lahan model pembayaran jasa lingkungan Mekanisme pembayaran jasa lingkungan PJL di DAS Cidanau 1. Membentuk Forum Komunikasi DAS Cidanau FKDC 2. Membangun dan mengembangkan hubungan hulu hilir dengan mekanisme pembayaran jasa lingkungan Mekanisme PJL terganggu 28 IV METODOLOGI

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian