44
4 3
2 1
81 80
79 78
77 76
75 74
73 72
Periode Triwulan L
a b
a R
p J
u ta
MA PE 3.89418
MA D 2.95316
MSD 9.81127
A ccuracy Measures A ctual
Fits Forecasts
Variable
Trend Analysis Plot for Laba
Linear Trend Model Yt = 80.50 - 1.69740t
Gambar 2 Analisis tren laba periode bulan Agustus−Desember 2012
Tabel 9 Daftar nilai MAPE, MAD dan MSD No.
Ukuran Model tren
Linier Eksponensial
1 MAPE
3.894 3.907
2 MAD
2.953 2.966
3 MSD
9.811 9.675
Model Kuadratik tidak dapat dilakukan karena jumlah data yang kurang memenuhi syarat. Berdasarkan Tabel 9 dapat dikemukakan bahwa dari ketiga
metode pengukuran kesalahan model tren Linier memiliki nilai kesalahan lebih rendah bila dibandingkan dengan model tren Eksponensial. Model tren Linier
memiliki nilai MAPE sebesar 3.894, MAD 2.953 dan MSD 9.811 sedangkan model tren Eksponensial memiliki nilai MAPE lebih besar yaitu 3.907, MAD
2.966 dan MSD 9.675. Oleh karena itu, model tren Linier ini lebih tepat digunakan untuk peramalan dibandingkan model tren Eksponensial. Grafik hasil
analisis plot tren terhadap laba periode April hingga Desember 2012 dengan model Linier ditampilkan pada Gambar 2.
45 Gambar 2 merupakan visualisasi tren fits dengan data aktualnya actual
beserta peramalan forecast. Secara grafis, tren digambarkan sebagai garis atau kurva yang halus yang menunjukkan kecenderungan umum dari tiap periode.
Berdasarkan grafik tersebut dapat diketahui bahwa arah alur tren yang terjadi pada perolehan laba terlihat menurun. Hasil peramalan yang diperoleh dari analisis tren
model Linier adalah bahwa untuk periode berikutnya di tahun 2013 perolehan laba akan berada pada Rp 73.709.500 atau akan turun sebanyak Rp 3.912.300 dari
periode sebelumnya.
4.7 Analisis Biaya
Analisis cost-volume-profit merupakan alat analisis yang digunakan untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap
laba untuk membantu menentukan volume penjualan dan komposisi dari produk yang dihasilkan untuk mencapai laba yang optimal. Dalam penggunaan alat
analisis ini perlu adanya pemisahan biaya operasional berdasarkan perilakunya. Dengan menggunakan metode total cost, biaya-biaya tersebut kemudian dapat
dikelompokkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap. Biaya variabel yaitu b iaya yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya berubah-
ubah secara proporsional Kuswadi 2005, sedangkan biaya tetap merupakan kebalikan dari biaya variabel yaitu biaya yang tidak berubah dalam jumlah
totalnya, tanpa mempedulikan perubahan tingkat kegiatan usaha Garrison 1997. Dalam penelitian ini cukup banyak menggunakan istilah- istilah yang umum
digunakan dalam manajemen keuangan yang dilampirkan pada Lampiran 2. Usaha pengolahan kelapa milik ibu Sriutami ini masih belum menggunakan
analisis biaya yang terperinci. Dalam mencatat biaya-biaya yang dikeluarkan selama kegiatan produksi belum d ipisahkan terlebih dahulu biaya-biaya yang
termasuk dalam golongan biaya tetap atau biaya variabel. Adapun biaya-biaya yang termasuk dalam golongan biaya tetap adalah biaya listrik dan biaya
penyusutan. Biaya yang termasuk dalam biaya variabel adalah biaya bahan baku langsung dari masing- masing produk, biaya tenaga kerja langsung, biaya gas dan
biaya kemasan. Adapun rincian biaya tetap dan biaya variabel untuk periode triwulan pertama April−Juni dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.
46 Tabel 10
Biaya tetap dan biaya variabel pada triwulan 1 April−Juni 2012
No. Biaya
Biaya Tetap Rp Biaya Variabel Rp 1.
Biaya Bahan Baku Langsung - Kelapa
33.440.000
- Air Kelapa
27.360.000
- Gula Pasir
84.056.000
- Gula Cair
13.072.000
- Tepung Ketan
5.016.000
- Tepung Terigu
2.508.000
- Cuka
752.400
- ZA
342.000
- Bahan Pelengkap
5.016.000 2.
Biaya Tenaga Kerja Langsung
37.772.000 3.
Biaya Listrik
2.460.000 4.
Biaya Gas
2.702.000 5.
Biaya Kemasan
19.760.000 6.
Biaya Penyusutan - Kompor Gas
32.000
- Mesin Parut
120.000
- Mesin Kerik
210.000
- Mesin Masak
525.000
Total Biaya
41.119.000 194.024.400
Su mber : UMKM ibu Sriuta mi 2012
Hasil pemisahan biaya operasional yang terjadi selama periode triwulan pertama April−Juni 2012 menunjukkan bahwa pada biaya variabel lebih besar
bila dibandingkan dengan biaya tetap. Total biaya varibel pada triwulan pertama adalah sebesar Rp 194.024.400 sedangkan total biaya tetap adalah Rp 41.119.000.
Biaya terbesar yang terjadi dalam biaya variabel adalah biaya pembelian gula pasir sedangkan biaya terendah adalah biaya pembelian ZA. Pada biaya tetap
biaya terbesar dikeluarkan untuk pembayaran gaji tenaga kerja yaitu sebesar Rp
37.772.000
. Pemisahan biaya operasional juga dilakukan untuk periode triwulan kedua
yaitu dari bulan Juli sampai dengan September 2012. Pada periode ini biaya-biaya banyak mengalami penurunan karena salah satu produk tidak diproduksi. Adapun
rincian biaya operasional yang sudah dipisahkan dalam kelompok biaya tetap dan