22 dalam bahasa Inggris berarti cream sehingga kemudian diartikan sebagai krim
dari air kelapa. Di Indonesia nata de coco sering disebut juga sari air kelapa atau sari kelapa. Produk ini berasal dari Filipina kemudian pertama kali diperkenalkan
di Indonesia pada tahun 1978, namun baru dikenal di pasaran pada tahun 1981 Sutarminingsih 2004.
Proses pembuatan biakan murni bakteri Acetobacter xylinum dapat dilakukan secara laboratoris maupun secara sederhana. Secara sederhana media
biakan ini dapat dibuat dari ampas nanas atau nira kelapa. a.
Media biakan murni dari ampas nanas Bibit nata de coco dapat dibuat secara sederhana dengan jalan
menumbuhkan bakteri Acetobacter xylinum pada media ampas nanas. Nanas yang digunakan adalah jenis nanas yang asam dan belum matang. Adapun
cara pembuatannya adalah sebagai berikut. Sebuah nanas yang cukup besar dikupas dan diparut. Bubur nanas yang diperoleh dicampur dengan bakteri
Acetobacter xylinum, kemudian diperas. Ampas diencerkan dengan 300 ml air matang dingin dan ditambah dengan 0.5 gelas gula pasir. Selanjutnya bubur
ampas nanas tersebut dimasukkan ke dalam stoples, ditutup kain atau koran bersih, dan disimpan selama kurang lebih 28 hari pada suhu kamar sampai
terbentuk lapisan atau gumpalan berwarna putih. Lapisan atau gumpalan putih inilah yang nantinya ditanamkandipindahkan ke dalam media sebagai
calon bibit. b.
Media biakan murni dari nira kelapa Bakteri Acetobacter xylinum dapat pula ditumbuhkan pada nira kelapa,
dengan cara berikut.nira kelapa dimasukkan dalam stoples dan ditutup dengan kertas atau koran bersih, serta biarkan selama kurang lebih tiga minggu.
Setelah waktu tersebut tercapai, akan terbentuk gumpalan atau lapisan putih pada permukaan nira yang dapat digunakan sebagai bibitstarter dalam
pembuatan nata de coco. Bakteri Acetobacter xylinum dapat tumbuh pada pH 3.
−7.5, namun akan tumbuh optimal bila pH nya 4.3, sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri Acetobacter xylinum
pada suhu 28°−31°C. Bakteri ini sangat memerlukan oksigen.
23
2.6 Analisis Tren
Analisis tren adalah teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tendensi atau kecenderungan keadaaan keuangan suatu perusahaan di masa yang
akan datang baik kecenderungan naik, turun maupun tetap Harahap 2008. Sedangkan menurut Juanda 2012 tren merupakan kecenderungan jangka panjang
suatu peubah deret waktu yang secara grafis digambarkan sebagai garis atau kurva yang halus yang menunjukkan kecenderungan umum naik atau turun peubah
deret waktu. Teknik analisis ini biasanya digunakan untuk menganalisis laporan
keuangan yang meliputi minimal tiga periode atau lebih.dan dari sini digambarkan trennya. Tren analisis ini biasanya dibuat melalui grafik, untuk itu perlu dibantu
oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear programming, rumus chi square, rumus y = a + bx.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui dan menilai situasi tren perkembangan yang terjadi pada perusahaan pada rentang perjalanan waktu yang
sudah berlalu dan memprediksi situasi masa itu ke masa yang berikutnya. Berdasarkan data hisoris tersebut dapat dilihat kecenderungan tren yang mungkin
akan muncul di masa yang akan datang. Untuk melakukan analisis time series berindeks ini, dapat dilakukan melalui
dua cara yaitu: a.
Menggunakan metode statistik dengan cara mengitung garis tren dari laporan keuangan beberapa periode.
b. Menggunakan angka indeks.
Langkah- langkah yang dilakukan untuk analisis tren berindeks adalah sebagai berikut:
1. Menentukan tahun dasar. Tahun dasar ini ditentukan dengan melihat arti
suatu tahun bisa tahun pendirian, tahun perubahan atau reorganisasi dan tahun bersejarah lainnya. Pos-pos laporan keuangan tahun dasar dicatat
sebagai indeks 100. 2.
Menghitung angka indeks tahun-tahun lainnya dengan menggunakan angka pos laporan keuangan tahun dasar sebagai penyeb ut.
24 3.
Memprediksi kecenderungan yang mungkin akan terjadi berdasarkan arah dari kecenderungan historis pos laporan keuangan yang dianalisis.
4. Mengambil keputusan mengenai hal–hal yang harus dilakukan untuk
mengantisipasi kecenderungan itu. Dalam melakukan analisis tren dapat pula digunakan alat bantu analisis
yang tersedia pada software perangkat lunak Minitab versi 16. Pada perangkat lunak Minitab ini ada beberapa model yang umum digunakan untuk analisis tren,
yaitu sebagai berikut:
a. Model Tren Linier
Tren linier adalah kecenderungan data yang perubahannya berdasarkan waktu adalah tetap konstan. Untuk melihat tren linier jangka panjang sebaiknya
digunakan suatu periode sekurang-kurangnya meliputi satu siklus agar tren yang diperoleh tidak dikacaukan oleh variasi siklus seperti konstraksi atau ekspansi.
Secara grafis, model tren linier berbentuk pola garis lurus linear. Misalnya, peubah Yt ingin dilihat pola tren jangka panjangnya, t merupakan peubah waktu,
maka model untuk estimasi persamaannya:
t
a bt 16 b.
Model Tren Kuadratik quadratic Tren kuadratik adalah kecenderungan data yang kurvanya berupa
lengkungan curvature. Penggunaan tren kuadratik terjadi karena sering kali perkembang-an nilai suatu peubah yang dalam jangka pendek atau menengahnya
berpola linier, menjadi tidak linier dalam jangka panjang. Secara matematis, tren kuadratik merupakan hubungan tak bebas dengan t dan t
2
. Model persamaannya adalah:
t 1
t
2
t
2
.17 c.
Model Tren Eksponensial exponential growth Tren eksponensial adalah kecenderungan perubahan data yang semakin
lama semakin bertambah secara eksponensial. Terdapat dua model untuk tren eksponensial, yaitu: