Analisis Tren Kajian Strategi Peningkatan Laba dengan Penerapan Cost-Volume-Profit Analysis pada UMKM Ibu Sriutami

24 3. Memprediksi kecenderungan yang mungkin akan terjadi berdasarkan arah dari kecenderungan historis pos laporan keuangan yang dianalisis. 4. Mengambil keputusan mengenai hal–hal yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan itu. Dalam melakukan analisis tren dapat pula digunakan alat bantu analisis yang tersedia pada software perangkat lunak Minitab versi 16. Pada perangkat lunak Minitab ini ada beberapa model yang umum digunakan untuk analisis tren, yaitu sebagai berikut: a. Model Tren Linier Tren linier adalah kecenderungan data yang perubahannya berdasarkan waktu adalah tetap konstan. Untuk melihat tren linier jangka panjang sebaiknya digunakan suatu periode sekurang-kurangnya meliputi satu siklus agar tren yang diperoleh tidak dikacaukan oleh variasi siklus seperti konstraksi atau ekspansi. Secara grafis, model tren linier berbentuk pola garis lurus linear. Misalnya, peubah Yt ingin dilihat pola tren jangka panjangnya, t merupakan peubah waktu, maka model untuk estimasi persamaannya: t a bt 16 b. Model Tren Kuadratik quadratic Tren kuadratik adalah kecenderungan data yang kurvanya berupa lengkungan curvature. Penggunaan tren kuadratik terjadi karena sering kali perkembang-an nilai suatu peubah yang dalam jangka pendek atau menengahnya berpola linier, menjadi tidak linier dalam jangka panjang. Secara matematis, tren kuadratik merupakan hubungan tak bebas dengan t dan t 2 . Model persamaannya adalah: t 1 t 2 t 2 .17 c. Model Tren Eksponensial exponential growth Tren eksponensial adalah kecenderungan perubahan data yang semakin lama semakin bertambah secara eksponensial. Terdapat dua model untuk tren eksponensial, yaitu: 25 Untuk peubah diskrit: t 1 1 t . 18 Untuk peubah kontinu: t e p 1 t .1 Untuk memilih model yang tepat diantara tiga model tren tersebut dapat dilakukan dengan cara melihat pada grafik time series, jika terlihat linier, maka digunakan model tren linier. Jika berbentuk kurva atau eksponensial, maka dipilih model tren quadratic dan exponential. Setelah hasil forecast peramalan diperoleh dengan menggunakan model yang telah dipilih, ketepatan hasil peramalan perlu diuji terlebih dahulu. Ada beberapa alat ukur akurasi untuk menilai ketepatan model, yaitu sebagai berikut: a. Mean absolute percentage erorr MAPE merupakan rata-rata dari keseluruhan persentase kesalahan selisih antara data aktual dengan data hasil peramalan. Ukuran akurasi dicocokkan dengan data time series, dan ditunjukkan dalam persentase. b. Mean absolute deviation MAD merupakan rata-rata dari nilai absolut simpangan. c. Mean squared deviation MSD merupakan rata-rata dari nilai kuadrat simpangan data. Semakin kecil nilai yang diperoleh ketiga alat ukur tersebut diatas, maka semakin baik forecasting peramalan yang digunakan.

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang terkait dengan mendukung penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh ulansari 2011 dengan judul “Penerapan cost-volume-profit analysis dalam Menunjang Rencana Pencapaian Laba Ka’ Nung Bakery Tahun 2011”. Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung berapa besar volume penjualan untuk masing- masing produk agar dapat mencapai titik impas, menganalisis produk manakah yang dapat memberikan keuntungan terbesar dan terkecil bagi perusahaan, serta menghitung volume penjualan untuk 26 mecapai target laba yang ditetapkan oleh perusahaan. Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut diketahui bahwa roti konde memberikan marjin kontribusi terbesar, sedangkan produk dodol arab asyidah memberikan marjin kontribusi terkecil. Selain itu kondisi keuangan a’ Nung Bakery selama periode bulan Desember 2010 berada di atas titik impas, sehingga mengalami keuntungan. Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Yuniawaty 2012 dengan judul Kajian terhadap Perencanaan Pencapaian Laba dengan Metode Cost-Volume-Profit Analysis pada PD. Alam Lestari Maureen. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui dan mengidentifikasi biaya-biaya operasional yang terjadi pada PD. Alam Lestari selama periode bulan Mei sampai September 2011, mengetahui dan menganalisis pertumbuhan penjualan produk, laba perusahaan, margin kontribusi, dan titik impas selama periode bulan Mei- September 2011 dan menganalisa penerapan analisis CVP pada perusahaan berdasarkan pertumbuhan biaya-biaya operasional dan pertumbuhan penjualan produk yang terjadi selama periode bulan Mei sampai September 2011. Hasil dari penelitian ini yaitu agar perusahaan mencapai laba maksimal setelah mengalami penurunan, maka dapat dilakukan analisis CVP untuk bulan Oktober 2011. Alternatifnya adalah menaikkan harga jual 5 dan volume penjualan tetap, menaikkan volume penjualan 10 dan harga jual tetap, dan menurunkan biaya tetap 15 dan menaikkan harga jual 5. Dari ketiga alternatif tersebut yang dapat memberikan laba maksimal dengan titik impas kecil adalah alternatif menaikkan volume penjualan 10 persen dan harga jual tetap yaitu memberikan laba sebesar Rp 26.523.339 dengan titik impas lebih rendah dari pe njualan sebelumnya sebesar Rp 5.084.588. Fitri 2012 menerapkan analisis CVP pada penelitiannya yang berjudul Penerapan Cost-Volume-Profit Analysis dalam Meningkatkan Laba Pada UKM Batik Bogor Tradisiku. Penelitian ini menjelaskan bahwa BEP pada tahun 2010 periode Mei −Desember 2010 untuk kain batik tulis adalah Rp 19.327.060 dengan unit titik impas 49 unit. BEP kain batik cap adalah Rp 128.783.478 dengan unit titik impas 805 unit. BEP kain printing sebesar Rp 213.374.634 dengan unit titik impas 3.283 unit. Sedangkan pada tahun 2011 BEP untuk kain batik tulis adalah Rp 95.657.227 dengan unit titik impas 171 unit. BEP kain batik