Biaya Operasional Bulan April −Desember 2012
38 Lanjutan Tabel 5
- Tepung Terigu 2.508.000
- Cuka 752.400
- ZA 342.000
- Bahan Pelengkap 5.016.000
2. Biaya Tenaga Kerja Langsung
37.772.000 3.
Biaya Listrik 2.460.000
4. Biaya Gas
2.702.000 5.
Biaya Kemasan 19.760.000
6. Biaya Penyusutan
- Kompor Gas 32.000
- Mesin Parut 120.000
- Mesin Kerik 210.000
- Mesin Masak 525.000
Total Biaya 235.143.400
Su mber : UMKM ibu Sriuta mi 2012
Berdasarkan Tabel 5 tersebut dapat diketahui bahwa biaya operasional tertinggi yang terjadi pada periode triwulan pertama adalah biaya yang berasal
dari bahan baku langsung yaitu gula pasir, sebanyak Rp 84.056.000. Hal tersebut dikarenakan jumlah gula pasir yang diperlukan dalam produksi selai kelapa
memang cukup banyak. Dalam satu kali proses pembuatan selai kelapa satu tungku memerlukan gula pasir sebanyak 35 Kg, setiap hari UMKM ini
memproduksi dua tungku selai kelapa. Sehingga dalam satu hari, unit produksi selai kelapa ini rata-rata menghabiskan gula pasir sebanyak 70 Kg.
Biaya operasional terbesar kedua pada periode ini adalah biaya tenaga kerja langsung yaitu sebesar Rp 37.772.000. Biaya tersebut digunakan untuk membayar
upah pegawai harian yang terlibat langsung dalam proses produksi. Total pegawai yang dipekerjakan oleh UMKM milik ibu Sriutami ini adalah sebanyak 19 orang
tenaga kerja. Tenaga kerja pada UMKM ini dibagi menjadi dua bagian yaitu tenaga kerja untuk proses produksi selai kelapa yang berjumlah 12 orang dan nata
de coco berjumlah 7 orang. Biaya penyusutan peralatan merupakan biaya penyusutan atas pembelian
peralatan yang digunakan dalam proses produksi kedua produk. Peralatan yang mengalami biaya penyusutan meliputi mesin parut, mesin kerik, mesin masak
tungku, kompor gas, kompor listrik. Metode yang digunakan untuk menghitung
39 biaya penyusutan peralatan produksi yaitu metode garis lurus dengan persamaan
sebagai berikut : Biaya penyusutan
arga beli mesin Nilai sisa Umur ekonomis
18 Dimana:
Harga beli mesin : biaya
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh suatu aset Nilai sisa
: merupakan estimasi nilai dari aset ketika aset tersebut tidak
lagi mampu
memberikan aliran
manfaat ekonomisnya lagi bagi perusahaan
Umur ekonomis : lama waktu suatu mesin dapat dipakai dan masih
menguntungkan secara ekonomis. Perhitungan biaya penyusutan peralatan yang terjadi pada masing- masing mesin
operasional yang dimiliki oleh UMKM milik ibu Sriutami ini dengan metode garis lurus ditampilkan pada Tabel 6 berikut ini.
Tabel 6 Biaya penyusutan peralatan
No. Peralatan
Harga beli Rp
Nilai sisa Rp
Umur ekonomis
Thn Biaya
penyusutan per bulan
Rp Jumlah
peralat- an
Total biaya penyusutan
per bulan Rp
1 Kompor gas
400.000 80.000
5 5.333
2 10.667
2 M esin parut
1.500.000 300.000
5 20.000
2 40.000
3 M esin kerik
750.000 150.000
5 10.000
7 70.000
4 M esin masak
15.000.000 4.500.000
10 87.500
2 175.000
Total 295.667
Sumber : UMKM ibu Sriuta mi 2012
Berdasarkan perhitungan pada Tabel 6 di atas diketahui bahwa peralatan yang digunakan untuk produksi mengalami biaya penyusutan per bulan dengan
total sebesar Rp 295.667. Sehingga untuk total biaya penyusutan peralatan per triwulannya adalah sebesar Rp 887.000.
Biaya operasional yang terjadi pada periode triwulan kedua banyak mengalami penurunan hal ini disebabkan pada periode ini banyak hari libur
menyambut bulan Ramadhan beserta hari raya Idul Fitri. Adanya permintaan dari pihak roti GS untuk tidak memasok selai kelapa selama bulan ramadhan juga
membuat biaya operasional pada periode ini cukup rendah bila dibanding periode
40 yang lain. Rincian biaya operasional untuk periode triwulan kedua dapat dilihat
pada Tabel 7 berikut ini. Tabel 7 Biaya-biaya triwulan 2 Juli-Sep 2012
No. Biaya
Jumlah Rp 1.
Biaya Bahan Baku Langsung - Kelapa
17.160.000 - Air Kelapa
18.360.000 - Gula Pasir
44.646.000 - Gula Cair
6.708.000 - Tepung Ketan
2.574.000 - Tepung Terigu
1.287.000 - Cuka
504.900 - ZA
229.500 - Bahan Pelengkap
2.574.000 2.
Biaya Tenaga Kerja Langsung 21.447.000
3. Biaya Listrik
1.302.000 4.
Biaya Gas 1.526.000
5. Biaya Kemasan
10.140.000 6.
Biaya Penyusutan - Kompor Gas
32.000 - Mesin Parut
120.000 - Mesin Kerik
210.000 - Mesin Masak
525.000
Total Biaya 129.345.400
Sumber : UMKM ibu Sriuta mi 2012
Berdasarkan Tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa biaya bahan baku terbesar yaitu gula pasir pada periode ini mengalami penurunan. Biaya pembelian
gula pasir pada periode ini turun menjadi Rp 44.646.000 atau mengalami penurunan sebanyak 52 bila dibandingkan dengan periode triwulan pertama.
Hal serupa terjadi pada biaya tenaga kerja langsung yang turut mengalami penurunan. Pada periode ini biaya tenaga kerja langsung adalah sebesar
Rp 21.447.000 atau turun 57 dari periode sebelumnya. Biaya operasional yang terjadi yang terjadi pada periode ketiga yaitu bulan
Oktober hingga Desember 2012 tidak jauh berbeda dengan periode pertama. Hal tersebut dikarenakan pada periode ini kegiatan produksi sudah berjalan normal
41 kembali. Adapun rincian biaya operasional yang terjadi pada triwulan ketiga
ditampilkan pada Tabel 8. Tabel 8 Biaya-biaya triwulan 3 Okt-Des 2012
No. Biaya
Jumlah Rp 1.
Biaya Bahan Baku Langsung - Kelapa
32.120.000 - Air Kelapa
26.280.000 - Gula Pasir
80.738.000 - Gula Cair
12.556.000 - Tepung Ketan
4.818.000 - Tepung Terigu
2.409.000 - Cuka
722.700 - ZA
328.500 - Bahan Pelengkap
4.818.000
2.
Biaya Tenaga Kerja Langsung 36.281.000
3.
Biaya Listrik 2.460.000
4.
Biaya Gas 2.660.000
5.
Biaya Kemasan 18.980.000
6.
Biaya Penyusutan - Kompor Gas
32.000 - Mesin Parut
120.000 - Mesin Kerik
210.000 - Mesin Masak
525.000
Total Biaya 226.058.200
Sumber : UMKM ibu Sriuta mi 2012
Tabel 8 menunjukkan bahwa biaya pembelian bahan baku langsung merupakan biaya terbesar yang harus dikeluarkan dalam proses produksi. Biaya
bahan baku langsung untuk pembelian gula pasir untuk produksi selai kelapa dan nata de coco menjadi biaya terbesar yaitu sebanyak Rp
80.738.000. Sedangkan biaya terendah adalah biaya pembelian ZA yang digunakan dalam produksi nata de coco
sebesar Rp 328.500.