14 Misalnya biaya bahan pembantu, upah tak langsung, biaya sarana pabrik dan
penyusutan gedung serta peralatan pabrik. Biaya overhead pabrik adalah semua biaya yang tidak berkaitan langsung dengan proses pembuatan produk
Kuswadi 2005. Menurut Rony 1990 biaya overhead adalah semua biaya pabrik yang
bukan bahan baku langsung dan buruh langsung yang timbul dan dibebankan terhadap pabrik karena sifatnya baik sebagai bagian yang memiliki eksistensi
dalam produksi akhir maupun hanya memberikan pelayanan guna menunjang, memperlancar, mempermudah atau sebagai penggerak kegiata n itu sendiri.
Biaya overhead pabrik meliputi: a
Biaya sewa aset tetap pabrik bangunan pabrik, peralatan, mobil, komputer dan sebagainya.
b Biaya penyusutan, perbaikan, dan pemeliharaan aset tetap pabrik.
c Gaji manajer produksi, manajer teknik, supervisor, pegawai, sekertaris
yang berkaitan dengan aktivitas produksi barang, honor akuntan dan lain- lain.
d Biaya umum dan administrasi pabrik alat-alat tuliskantor, biaya telpon,
biaya kebersihan dan lain- lain. e
Biaya asuransi tetap pabrik dsb. b.
Biaya Non-Produksi Saat ini mulai digunakan teknik penetapan biaya di banyak bidang
nonproduksi, karena perusahaan berusaha untuk dapat mengendalikan biaya mereka dengan lebih baik dan untuk menyediakan data biaya yang lebih
bermanfaat bagi pimpinan. Umumnya biaya nonproduks i dikelompokkan lebih lanjut menjadi dua golongan:
1. Biaya Pemasaran dan Penjualan
Biaya Pemasaran dan Penjualan mencakup semua biaya yang perlu untuk menjamin keamanan pesanan pelanggan dan menyampaikan barang jadi atau
jasa ke tangan pelanggan. Contoh biaya pemasaran meliputi biaya periklanan, pengiriman, komisi penjualan dan berbagai biaya yang berkaitan dengan
pergudangan barang jadi.
15 2.
Biaya Administrasi Biaya Administrasi meliputi semua biaya pimpinan, organisasi, dan biaya
tulis menulis yang menurut nalar tidak dapat dimasukkan ke dalam biaya produksi atau pun pemasaran. Contoh biaya semacam ini adalah biaya
penggajian tenaga pimpinan, akuntansi umum, hubungan masyarakat dan berbagai biaya serupa yang berkaitan dengan administrasi umum perusahaan
secara keseluruhan.
2.3.2 Pengendalian Biaya
Untuk tujuan pengendalian, biaya sering dikelompokkan menjadi biaya variabel dan biaya tetap, biaya langsung atau tidak langsung, dan dapat
dikendalikan atau tidak dikendalikan Garrison 1997. Dari segi perencanaan dan pengendalian, cara yang paling bermanfaat untuk mengelompokkan biaya adalah
menurut perilaku. Perilaku biaya berarti bagaimana sesuatu biaya akan beraksi terhadap perubahan tingkat kegiatan usaha. Berdasarkan perilakunya dalam
hubungan dengan perubahan volume aktivitas, biaya dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
a. Biaya tetap fixed cost
Biaya tetap adalah biaya yang tetap tidak berubah dalam jumlah totalnya, tanpa mempedulikan perubahan tingkat kegiatan usaha. Kuswadi 2005
mendefinisikan biaya tetap sebagai biaya yang jumlahnya tidak berubah dalam rentang waktu tertentu, berapa pun besarnya penjualan atau produksi
perusahaan. Tidak seperti biaya variabel, biaya tetap tidak terpengaruh o leh perubahan kegiatan dari masa ke masa. Dengan demikian, sewaktu tingkat
kegiatan naik dan turun, jumlah total biaya tetap akan tetap konstan kecuali jika terpengaruh oleh suatu kekuatan luar, misalnya perubahan harga.
b. Biaya variabel variable cost
Biaya variabel adalah biaya yang secara total berubah- ubah, berbanding lurus dengan perubahan tingkat kegiatan usaha. Contoh biaya variabel
adalah biaya bahan baku. Menurut Kuswadi 2005 biaya variabel adalah biaya yang dalam rentang waktu dan sampai batas-batas tertentu jumlahnya
berubah-ubah secara proporsional.
16 c.
Biaya Semivariabel Biaya semivariabel adalah biaya yang berubah tidak sebanding dengan
perubahan volume kegiatan. Dalam prakteknya banyak biaya-biaya yang tidak dapat digolongkan ke dalam biaya vara ibel maupun biaya tetap,
karenya biaya tersebut mengandung unsur biaya langsung dan biaya tetap. Biaya semivariabel jumlahnya akan semakin tinggi apabila volume kegiatan
semakin tinggi dan semakin rendah jumlahnya bila volume kegiatan semakin rendah. Namun perubahan jumlah biayanya tidak proporsional
dengan perubahan volume kegiatan. Contoh dari biaya semivariabel adalah biaya perbaikan dan perawaran mesin, biaya pemakaian dan perawatan
kendaraan dan biaya telepon.
2.4 Analisis Cost-Volume-Profit CVP
Analisis cost-volume-profit biaya-volume- laba merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan dan pengambilan keputusan, karena analisis
CVP menekankan pada keterkaitan biaya, kuantitas yang terjual dan harga, maka semua informasi informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya Hansen
dan Mowen 2000. Metode Analisis CVP digunakan untuk menguji perilaku pendapatan total, biaya total, dan laba operasi ketika terjadi perubahan dalam
tingkat output, harga jual, biaya variabel per unit, atau biaya tetap produk Horngren et al. 2006.
Analisis CVP merupakan faktor kunci pada banyak keputusan, termasuk pemilihan jenis produk, penetapan harga jual produk, strategi pemasaran dan
penggunaan fasilitas produksi. Mengingat kegunaannya yang demikian luas, maka analisis CVP jelas merupakan alat yang paling baik yang dimiliki manajer untuk
menemukan kemampuan besarnya laba yang masih tersembunyi yang mungkin terdapat dalam sebuah organisasi atau perusahaan.
Dalam menetapkan besarnya volume, harga penjualan dan laba, perlu diingat adanya keterbatasan, seperti kapasitas mesin, jumlah tenaga kerja,
penyediaan bahan baku dan sebagainya. Laba akan dipengaruhi oleh faktor- faktor yang tidak dapat dikendalikan ketidakpastian dan faktor- faktor yang dapat