Latar Belakang Kajian Strategi Peningkatan Laba dengan Penerapan Cost-Volume-Profit Analysis pada UMKM Ibu Sriutami

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang tergolong tinggi di dunia. Namun hal ini kurang diimbangi dengan pertumbuhan lapangan kerja yang tersedia, untuk mengatasi masalah tersebut pemerintah saat ini tengah giat melaksanakan program-program guna menumbuhkembangkan minat masyarakat terutama generasi muda untuk membuka lapangan kerja baru atau berwirausaha. Melalui Kementrian Koperasi dan UKM Kemenkop UKM di tahun 2013 pemerintah berencana untuk ciptakan satu juta lapangan kerja baru. Program yang direncanakan antara lain melalui gerakan kewirausahaan nasional GKN dan peningkatkan nilai dan penerima kredit usaha rakyat KUR bagi pemberdayaan kewirausahaan unit UMKM yang bertujuan agar mereka dapat mengembangkan usaha yang dijalankannya www.rakyatmerdekaonline.com. Usaha mikro, kecil dan menengah UMKM diakui mempunyai peran yang sangat vital di dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Fakta menunjukkan bahwa kesempatan kerja yang diciptakan oleh kelompok usaha tersebut lebih banyak dibandingkan tenaga kerja yang bisa diserap oleh usaha besar Tambunan 2009. Oleh karena itu, UMKM sangat diharapkan untuk bisa terus berperan secara optimal dalam upaya menanggulangi pengangguran yang jumlahnya cenderung meningkat terus setiap tahunnya. Dengan banyak menyerap tenaga kerja berarti UMKM juga memiliki peran stra tegis dalam upaya pemerintah selama ini memerangi kemiskinan di dalam negeri. Menurut data Kemenkop dan UKM, jumlah UMKM di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat tiap tahunnya. Pada tahun 2008 tercatat ada 51.4 juta unit UMKM dan pada tahun 2011 jumlahnya meningkat menjadi 55.2 juta unit atau naik sebesar 7.39 dengan rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 2.4. Sementara untuk usaha besar, pada tahun 2008 tercatat ada sebanyak 4.650 unit, naik menjadi 4.952 unit pada 2011 atau mengalami kenaikan sebanyak 6.49 dengan rata-rata pertumbuhan pertahunnya sebesar 2.13. Seiring dengan 2 peningkatan jumlah UMKM, turut pula meningkatkan jumlah tenaga kerja yang diserap. Pada tahun 2011, jumlah tenaga kerja yang mampu diserap oleh UMKM yaitu sebanyak 101.7 juta orang, jumlah ini meningkat dari 94 juta orang pada 2008. Sedangkan usaha besar hanya mampu menyerap 2.8 juta orang pada tahun 2011. Bila dilihat dari peran UMKM dalam pembentukan total nilai tambah di sektor industri atau produk domestik bruto PDB selalu lebih kecil bila dibandingkan perannya sebagai pencipta kesempatan kerja. Pada tahun 2008 sumbangan UMKM terhadap PDB adalah sebesar 55.67, sedangkan usaha besar 44.33. Di tahun 2011 sumbangan UMKM terhadap PDB naik menjadi 57.94 sedangkan usaha besar menyumbang 42.06. Perkembangan UMKM tahun 2008 hingga 2011 dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Perkembangan usaha mikro, kecil dan menengah tahun 2008 −2011 No. Indikator Tahun 2008 2009 2010 2011 Jumlah 1 Unit Usaha unit a.UMKM 51.409.612 52.764.603 53.823.732 55.206.444 - Usaha mikro 50.847.771 52.176.795 53.207.500 54.559.969 - Usaha kecil 522.124 546.675 573.601 602.195 - Usaha menengah 39.717 41.133 42.631 44.280 b.Usaha besar 4.650 4.677 4.838 4.952 2 Tenaga kerja orang a.UMKM 94.024.278 96.211.332 99.401.775 101.722.458 - Usaha mikro 87.810.366 90.012.694 93.014.759 94.957.797 - Usaha kecil 3.519.843 3.521.073 3.627.164 3.919.992 - Usaha menengah 2.694.069 2.677.565 2.759.852 2.844.669 b.Usaha besar 2.756.205 2.674.671 2.839.711 2.891.224 3 PDB atas harga berla ku Persentase a.UMKM 55,67 56,53 57,12 57,94 - Usaha mikro 32,17 33,08 33,81 34,73 - Usaha kecil 10,07 9,98 9,85 9,72 - Usaha menengah 13,43 13,47 13,46 13,49 b.Usaha besar 44,33 43,47 42,88 42,06 Sumber: Ke men kop dan UKM 2011, 2012. 3 Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa UMKM menjadi bagian penting dalam perekonomian nasional karena mampu berperan besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan baru, mengurangi angka pengangguran dan sebagai penggerak dinamika perekonomian. Keberadaan UMKM juga mampu menjadi penyelamat perekonomian nasional saat krisis ekonomi tahun 1998, ketika usaha besar mengalami penurunan kinerja, UMKM dapat bertahan dan menjadi tumpuan bagi pemulihan perekonomian nasional. Namun ditengah pesatnya peningkatan jumlah UMKM tersebut, hingga kini unit usaha ini masih menghadapi banyak permasalahan yang kompleks untuk dapat mengembangkan usahanya www.jabar.tribunnews.com. Hambatan yang dihadapi UMKM bisa berbeda di satu daerah dengan di daerah lain. Namun demikian, ada sejumlah persoalan yang umum untuk semua UMKM, yaitu keterbatasan modal kerja maupun investasi, kesulitan dalam pemasara n, distribusi dan pengadaan bahan baku, kualitas SDM rendah dan kemamp uan teknologi Tambunan 2009. Sistem pengelolaan usaha yang baik sangat diperlukan demi keberlangsungan UMKM agar dapat bertahan ditengah persaingan yang makin kompetitif. Ketidakmampuan UMKM dalam melakukan manajemen usaha terutama keuangan dapat membuatnya hanya mampu menghasilkan laba minimum bahkan bisa merugi. Hal ini disebabkan menejemen keuangan yang tidak terperinci dan akurat pada akhirnya dapat menjadi beban biaya sehingga mengurangi laba yang diperoleh. Usaha milik ibu Sriutami berada di Kampung Tegalwaru, Ciampea merupakan salah satu UMKM yang berada dalam wilayah Bogor. Usaha ini bergerak di bidang produk olahan kelapa yaitu selai kelapa dan nata de coco. Usaha pengolahan kelapa milik ibu Sritutami ini belum menerapkan sistem manajemen keuangan yang akurat dan terperinci, sehingga tidak mengetahui seberapa besar volume penjualan yang harus dicapai agar dapat berada dalam posisi impas ataupun hasil penjualan telah mencapai target laba yang direncanakan. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengelolaan pembiayaan yang baik sehingga biaya yang dikeluarkan dapat lebih efektif dan efisien. Selain itu harga jual dan volume penjualan yang mampu dicapai UMKM juga berpengaruh 4 pada laba. Besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam proses produksi berpengaruh pada harga jual produk tersebut, lalu harga jual akan berpengaruh pada besarnya pendapatan dan menentukan seberapa besar laba yang diperoleh. Keterkaitan antara biaya, volume penjualan dan laba tersebut dapat diketahui dengan metode analisis biaya-volume- laba atau cost-volume-profit CVP analysis. Analisis CVP merupakan alat analisis untuk menghitung dampak perubahan harga jual, volume penjualan dan biaya terhadap laba untuk membantu merencanakan laba jangka pendek serta dapat mengetahui produk mana yang memberikan keuntungan terbesar dan terkecil. Hasil dari analisis CVP ini dapat memberikan alternatif penjualan terbaik yang akan memberikan kontribusi terbesar dalam upaya pencapaian laba yang telah direncanakan.

1.2 Perumusan Masalah