33 dalam skala besar. Hasil produksi yang diperoleh dari produk baru ini cenderung
baik kecuali pada musim penghujan. Di musim penghujan b iakan nata de coco banyak yang tidak tumbuh karena suhu ruangan tempat pembiakan cenderung
lembab dan sehingga hasil yang diperoleh dari nampan tempat nata de coco dibuat tidak maksimal dan terkadang ada yang tidak tumbuh sama sekali.
Berbeda dengan sistem penjualan pada selai kelapa yang memiliki mitra kerja perusahaan roti GS, untuk produk nata de coco penjualannya dilakukan pada
UMKM pengumpul nata de coco dan berdasarkan pesanan perusahaan lain. Harga jual pada pengumpul dan pesanan dari perusahaan nata de coco cenderung stabil.
Bila dilihat berdasarkan kriterianya, UMKM ini termasuk dalam kategori usaha kecil karena sebagaimana kriteria usaha kecil yaitu memiliki kekayaan bersih
lebih dari 50 juta rupiah sampai dengan paling banyak 500 juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan
tahunan lebih dari 300 juta rupiah sampai dengan paling banyak 2.5 milyar rupiah.
4.2 Proses Produksi
Dalam melakukan proses produksi selai kelapa dan nata de coco memerlukan bantuan tenaga mesin untuk merubah bahan baku menjadi produk
jadi. Berikut ini merupakan proses produksi dari masing- masing produk : a.
Selai kelapa Dalam proses produksi selai kelapa untuk satu tungku diperlukan bahan-
bahan sebagai berikut: 110 kg kelapa kelapa yang sudah diparut, 35 kg gula pasir, 10 kg gula cair, 3 kg tepung ketan, 3 kg tepung tapioka, garam dan 3 sendok
pewarna makanan hijau serta obat-obatan. Semua bahan dicampur jadi satu dan diaduk, kemudian dimasak di tungku sambil terus diaduk. Setelah tiga setengah
jam adonan diangkat dan didinginkan kemudian dikemas dalam dus plastik ukuran 10 kg.
b. Nata de coco
Dalam proses produksi nata de coco dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:
1. Penyiapan biakan murni
34 a
Agar 15-18 g dimasukkan ke dalam 500 ml air kelapa, kemudian dipanaskan sampai larut. Setelah itu ditambahkan ekstrak ragi 5 g dan
diaduk sampai larut larutan a. b
Gula 75 g dan asam asetat 5 ml dimasukkan ke dalam 500 ml air kelapa segar yang lain dan diaduk sampai gula larut larutan b.
c Larutan a sebanyak 3-4 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Kemudian tutup dengan kapas. Larutan b 3-4 ml juga dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang lain, kemudian ditutup dengan kapas.
Masing- masing disterilkan pada suhu 121 C selama 20 menit.
d Setelah selesai sterilisasi dan larutan tidak terlalu panas lagi, larutan a
dituangkan ke larutan b secara aseptis. Setelah itu 1 tabung berisi larutan b diletakkan secara miring untuk membuat agar miring dan
ditunggu sampai agar mengeras. e
Inokulum Acetobacter xylinum diinokulasikan pada agar miring di atas. Kemudian diinkubasikan pada suhu kamar atau pada suhu 30
C sampai tampak pertumbuhan bakteri serupa keloid mengkilat dan bening pada
permukaan miring. 2.
Adapun cara pembuatan nata de coco untuk satu dandang adalah sebagai berikut:
a Siapkan 90 liter air kelapa segar yang sudah disaring terlebih dahulu.
b Tambahkan 600 gram gula pasir lalu didihkan.
c Dinginkan hingga mencapai suhu kamar. Lalu tambahkan 300 ml
asam cuka sampai diperoleh derajat keasaman pH 3-4. Asam ini diperlukan untuk menciptakan lingkungan yang baik untuk kerja
mikroba Acetobacter xylinum. Acetobacter xylinum adalah starter yang sangat menentukan keberhasilan produk nata de coco. Bakteri ini
dibuat dari ampas nanas yang diperam selama 2- 3 minggu. d
Campurkan starter kedalam rebusan air kelapa lalu tuang dalam wadah dengan ketinggian kurang lebih 5-6 cm. Selanjutnya diperam selama 1-
2 minggu. Setelah 1-2 minggu biasanya lapisan terbentuk dengan ketebalan kurang lebih 1-1.5 cm.