Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil

11 3. Ketergantungan usaha besar terhadap usaha kecil Pada umumnya produk yang dihasilkan perusahaan besar sedikit sulit untuk menjangkau para pembeli kecil di tempat terpencil. Guna menyiasati hal tersebut perusahaan besar mengemas produknya dalam kemasan kecil senilai kemampuan daya beli konsumen kecil. Sebagai jalur distribusinya mereka menggunakan warung atau kios kecil yang banyak tersebar diseluruh daerah terpencil. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perusahaan besar memiliki ketergantungan kepada pelaku usaha kecil. 4. Daya tahan usaha kecil pasca krisis moneter Fakta membuktikan bahwa krisis ekonomi yang berlanjut kepada krisis kepercayaan yang terjadi pada tahun 1998, tidak berpengaruh banyak terhadap eksistensi usaha kecil. Beberapa peneliti bidang ekonomi bahkan menyatakan tidak lumpuhnya sama sekali perekonomian Indonesia berkat jasa pelaku usaha kecil. b. Kelemahan usaha kecil Usaha kecil tidak luput dari beberapa faktor yang menjadi kelemahan. Faktor kelemahan juga disebabkan oleh karakteristik ukurannya yang kecil. Kelemahan-kelemahan yang melekat kepada usaha kecil antara lain sebagai berikut: 1. Lemahnya keterampilan manajemen Pelaku usaha kecil seringkali berangkat berwirausaha dengan bekal sumber daya seadanya. Ketidaksiapan tersebut bukan hanya dalam hal modal dana dan atau peralatan lainnya, tetapi juta ketidaksiapan dalam penguasaan kompetensi bidang usaha maupunk kecilnya keterampilan manajemen. 2. Tingkat kegagalan dan penyebabnya Tingkat kegagalan usaha kecil umumnya disebabkan oleh kurangnya kompetensi dalam dunia usaha. Kurangnya kompetensi yang dimaksud meliputi kurangnya penguasaan dalam mengelola kegiatan usaha dengn baik dan lemahnya kemampuan manajemen dalam penguasaan pengetahuan dan pengalaman dalam hal mengelola sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. 12 3. Keterbatasan sumber daya Keterbatasan sumber daya bagi pelaku usaha kecil telah merupakan hal yang sanagt umum. Keterbatasan tersebut bukan semata- mata dalam hal dana, peralatan fisik namun juga dalam hal informasi.

2.3 Biaya

Biaya cost merupakan sumber daya yang yang dikorbankan sacreficed atau dilepaskan forgone untuk mencapai tujuan tertentu Horngren et al. 2006. Hansen dan Mowen 1999 mendifinisikan biaya sebagai kas atau nilai ekuivalen yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi. Pada pengertian lain tetang biaya atau cost dinyatakan sebagai pengeluaran untuk memperoleh barangjasa yang mempunyai manfaat bagi perusahaan lebih dari satu periode operasi Rony 1990. Menurut Garrison 1997 istilah biaya diartikan sebagai pengorbanan yang dilakukan untuk mendapatkan barang atau jasa. Pengorbanan itu dapat diukur sebagai uang tunai yang dikeluarkan, sebagai uang tunai yang dikeluarkan, harta yang dialihkan, jasa yang diberikan dan sebagainya. Sedangkan Kuswadi 2005 menyebutkan bahwa biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang atau jasa dari pihak ketiga. Pada dasarnya perhitungan biaya mempunyai empat tujuan pokok, yaitu menilai persediaan, menghitung laba dan untuk membuat perencanaa dan pengendalian. Financial accounting standards board FASB dalam Harahap 2008 mendefinisikan biaya expense sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan. Sementara itu, Accounting Principles Board APB atau dewan prinsip akuntansi mendefinisikan biaya sebagai penurunan gross dalam asset atau kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan mencari laba yang dilakukan perusahaan. 13

2.3.1 Penggolongan Umum Biaya