41 4
Manfaat Penjualan Pupuk Kandang Penjualan pupuk kandang diperoleh dari perkalian antara harga dengan
volume penjualan pupuk kandang. Harga 1 kg pupuk kandang sebesar Rp 170.00. Dalam analisis, penjualan pupuk kandang dilakukan tiga bulan sekali dimana
dalam waktu tiga bulan peternak domba Garut mampu menghasilkan pupuk kandang hingga 2 400 kg sehingga dalam satu tahun penerimaan yang diperoleh
dari penjualan pupuk kandang sebesar Rp 1 632 000.00. b
Komponen Arus Pengeluaran outflow Biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan usaha peternakan domba
Garut diperoleh dari dana pribadi dan pinjaman kredit bank. Komponen arus pengeluaran outflow terdiri dari biaya investasi, biaya operasional dan biaya
perawatan. Berikut rincian komponen arus pengeluaran outflow dalam pengembangan usaha peternakan domba Garut:
1 Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan di awal proyek dan tidak habis dalam satu periode dalam pelaksanaan pengembangan usaha. Biaya
investasi yang dikeluarkan terdiri dari biaya pembuatan kandang pada awal tahun dan penambahan pembuatan kandang pada tahun kelima dikarenakan adanya
peningkatan jumlah domba. Selain itu, terdapat biaya pembelian tempat pakan, sabit, sarung tangan, sepatu but, alat pencukur bulu, dan alat pembuat tanduk.
Total biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun pertama sebesar Rp 8 337 500.00. Rincian biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21 Biaya investasi usaha pengembangan peternakan domba Garut
Komponen Biaya Rp
Tahun Re-investasi Kandang
7 500 000 10
Tempat Pakan 57 500
1,2,3,......,10 Sabit
70 000 5,10
Sarung Tangan 20 000
1,2,3,......,10 Sepatu But
150 000 3,6,9
Pencukur Bulu 440 000
3,6,9 Pembuat Tanduk
100 000 3,6,9
Total Biaya Investasi 8 337 500
Sumber: Data primer diolah 2013
42 2
Biaya Operasional Biaya operasional terdiri dari biaya variabel dan biaya tetap. Biaya
operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk mendukung pelaksanaan pengembangan usaha peternakan domba Garut. Biaya operasional terdiri dari
biaya pembelian bibit domba Garut yang dibeli di awal tahun, biaya pembelian pakan tambahan, pembelian suplemen penambah nafsu makan “gayemi”,
pembelian obat cacing “albenol-2 500 bolus”, pembelian sabun dan obat-obatan.
Selain itu, sewa mobil untuk transportasi dalam penjualan domba ke pasar dan biaya penerangan atau pemanfaatan listrik. Biaya variabel yang dikeluarkan setiap
tahun dalam usaha pengambangan peternakan domba mengalami peningkatan sesuai dengan asumsi yang telah ditetapkan diawal. Total biaya variabel yang
dikeluarkan setiap tahun dapat dilihat pada Lampiran 7. Biaya variabel yang dikeluarkan peternak dalam usaha pengembangan peternakan domba Garut pada
awal tahun dapat dilihat pada Tabel 22. Tabel 22 Biaya variabel usaha pengembangan peternakan domba Garut
Tahun Ke- Total Biaya Rp
1 10 709 600
2 8 085 940
3 9 710 144
4 11 187 012
5 13 330 400
6 16 136 800
7 19 644 800
8 22 451 200
9 26 660 800
10 31 221 200
Total 169 137 896
Sumber: Data primer diolah 2013
Biaya tetap yang dikeluarkan dalam usaha pengembangan peternakan domba Garut yaitu tenaga kerja dan perawatan kandang. Jumlah tenaga kerja pada
tahun pertama sampai tahun kelima sebanyak satu orang. Hal tersebut disebabkan selama lima tahun tenaga kerja masih sanggup mencari rumput dan merawat
domba seorang diri. Akan tetapi, terus meningkatnya jumlah domba yang dipelihara pada tahun keenam sampai tahun kesepuluh memacu penambahan
jumlah tenaga kerja sebanyak satu orang. Biaya yang dikeluarkan untuk satu tenaga kerja yaitu Rp 25 000.00 per hari dan diasumsikan satu tahun tenaga kerja
43 bekerja selama 360 hari sehinga biaya yang dikeluarkan untuk satu tenaga kerja
selama satu tahun sebesar Rp 9 000 000.00. Biaya perawatan kandang dikeluarkan untuk perbaikan kandang. Perbaikan
kandang dilaksanakan tiga tahun sekali dengan biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp 13 333.00.
6.3.3 Analisis Finansial Strategi Pengembangan Usaha Peternakan Domba Garut
Penilaian kelayakan pengembangan usaha peternakan domba Garut dilakukan dengan analisis biaya dan manfaat berdasarkan pada perhitungan
kriteria cashflow yaitu dengan menghitung NPV, BCR, IRR dan Payback Period Lampiran 8. Penilaian dilakukan berdasarkan asumsi-asumsi yang telah
ditetapkan. Penilaian yang dilakukan tidak lain adalah memberikan rekomendasi kepada peternak domba Garut dalam melaksanakan usaha pengembangan
peternakanan domba Garut agar dalam pelaksanaan usahanya layak untuk dijalankan.
Hasil penilaian kelayakan usaha pengembangan peternakan domba Garut menggunakan modal pribadi dengan asumsi tingkat bunga deposit 5.57 dapat
dilihat pada Tabel 23. Tabel 23 Hasil analisis kelayakan ekonomi usaha pengembangan peternakan
domba Garut
No Kriteria Kelayakan
Hasil Analisis Kelayakan
1 NPV
86 541 955.96 Layak
2 Net BC
3.37 Layak
3 IRR
26.21 Layak
4 Payback Period
1 tahun 5 bulan Layak
Sumber: Data primer diolah 2013
Berdasarkan kriteria kelayakan, nilai perhitungan kelayakan usaha pengembangan peternakan domba Garut adalah NPV bernilai positif sebesar
Rp
86 541 955.96
. Hal tersebut berarti usaha pengembangan peterakan domba Garut menurut nilai sekarang adalah menguntungkan untuk dilaksanakan karena
memberikan keuntungan sebesar Rp
86 541 955.96
selama umur proyek yaitu 10 tahun. Nilai Net BC proyek usaha pengembangan peternakan domba Garut adalah
3.64 yang berarti setiap satu rupiah yang dikeluarkan pada proyek akan menambanh manfaat bersih sebesar Rp 3.64. Selain itu, nilai IRR proyek usaha
44 pengembangan peternakan domba Garut adalah 25.53 dimana lebih besar dari
pada nilai discount rate yang berlaku yaitu 5.57 dan Payback Period diperoleh selama 17 bulan kurang dari umur proyek. Seluruh hasil perhitungan kelayakan
usaha pengembangan peternakan domba Garut memenuhi kriteria kelayakan investasi sehingga proyek dapat dikatakan layak.
Begitu juga dengan hasil penilaian kelayakan usaha pengembangan peternakan domba Garut menggunakan modal pinjaman Lampiran 9 dengan
asumsi tingkat suku bunga pinjaman 12 dapat dilihat pada Tabel 24. Tabel 24 Hasil analisis kelayakan ekonomi usaha pengembangan peternakan
domba Garut
No Kriteria Kelayakan
Hasil Analisis Kelayakan
1 NPV
47 258 120.28 Layak
2 Net BC
2.58 Layak
3 IRR
18.96 Layak
4 Payback Period
1 tahun 4 bulan Layak
Sumber: Data primer diolah 2013
Berdasarkan kriteria kelayakan, nilai perhitungan kelayakan usaha pengembangan peternakan domba Garut adalah NPV bernilai positif sebesar
Rp
47 258 120.28
. Hal tersebut berarti usaha pengembangan peterakan domba Garut menurut nilai sekarang adalah menguntungkan untuk dilaksanakan karena
memberikan keuntungan sebesar Rp
47 258 120.28
selama umur proyek yaitu 10 tahun. Nilai Net BC proyek usaha pengembangan peternakan domba Garut adalah
2.58 yang berarti setiap satu rupiah yang dikeluarkan pada proyek akan menambah manfaat bersih sebesar Rp 2.58. Selain itu, nilai IRR proyek usaha
pengembangan peternakan domba Garut adalah 18.96 dimana lebih besar dari pada nilai discount rate yang berlaku yaitu 12 dan Payback Period diperoleh
selama 16 bulan kurang dari umur proyek. Seluruh hasil perhitungan kelayakan usaha pengembangan peternakan domba Garut memenuhi kriteria kelayakan
investasi sehingga proyek dapat dikatakan layak.
45
VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Kecamatan Cikajang terjadi over population sehingga produksi hijauan makanan ternak HMT yang ada di
Kecamatan Cikajang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan ternak. Kekurangan dalam memenuhi hijauan makanan ternak HMT sebanyak
4 264.01 ST. Berdasarkan analisis pendapatan, usaha peternak domba Garut selama ini
tidak layak untuk dijalankan apabila dihitung sebagai sekala usaha karena dalam menjalankan usahanya tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja keluarga
yang tidak diperhitungkan sebagai biaya dan masih menggunakan sistem peternakan rakyat.
Berdasarkan kriteria kelayakan investasi, pengembangan usaha peternakan domba Garut layak untuk dijalankan baik menggunakan modal sendiri maupun
modal pinjaman. Menggunakan modal sendiri 5.57 nilai NPV sebesar Rp 86 541 955.96, Net BC sebesar 3.37, IRR sebesar 26.21 dan payback period
selama 17 bulan. Sedangkan menggunakan modal pinjaman 12 NPV sebesar Rp 47 258 120.28, Net BC sebesar 2.58, IRR sebesar 18.96 dan payback period
selama 16 bulan.
7.2 Saran
1. Pemerintah daerah sebaiknya memberikan penyuluhan berupa himbauan
kepada peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang untuk melakukan subtitusi pakan hijauan dengan pakan tambahan seperti ampas tahu atau dedak
sehingga dapat mengurangi pemanfaatan hijauan sebagai pakan pokok ternak
ruminansia.
2. Pemerintah sebaiknya ikut berpartisipasi dalam pengadaan sumber pakan
hijauan dengan melakukan pembukaan lahan budidaya, seperti budidaya rumput gajah. Selain itu, diharapkan pemerintah daerah mulai mencari daerah
lain yang masih memiliki potensi sumber hijauan pakan tinggi untuk dijadikan
46 daerah sentra budidaya dan pembibitan domba Garut agar tidak terjadi over
population.
3. Sebaiknya peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang mulai menerapkan
strategi pengambangan usaha peternakan domba Garut dengan penerapan- penerapan asumsi yang telah dijelaskan dipembahasan untuk melakukan
pengembangan usahaternak domba Garut agar tercipta peningkatan pendapatan
dan kesejahteraan peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang.
4. Penelitian lebih lanjut dapat membahas mengenai daya dukung potensi sumber
hijauan masing-masing di kecamatan yang terdapat di Kabupaten Garut untuk mengetahui daerah yang berpotensi untuk dapat dimanfaatkan sebagai daerah
sentra pengembangan ternak ruminansia.