Potensi Peternakan di Lokasi Penelitian
26 atau wortel ada juga yang dicampur dengan dedak atau singkong. Hal tersebut
tergantung masing-masing peternak dalam pemberian pakan.
Dalam satu hari hijauan yang diperlukan domba Garut di Kecamatan Cikajang rata-rata mencapai 6 kg berat segar hijauan per ekor. Peternak dalam
menyediakan hijauan pakan melakukan cara cut and carry Gambar 3. Menurut Natasasmita dan Mudikdjo 1979, sistem cut and carry adalah makanan diaritkan
dan diberikan di kandang.
a b
Gambar 3 Pola penyediaan hijauan pakan ternak Perawatan domba Garut yang dilakukan peternak di Kecamatan Cikajang
pada umumnya terdiri dari pemandian, pencukuran bulu, pemberian suplemen, dan pencegahan penyakit. Frekuensi pemandian domba pejantan dilakukan satu
sampai empat minggu sekali dan khusus domba betina atau indukan dimandikan setelah melahirkan anaknya. Pencukuran bulu untuk pejantan berkisar satu sampai
tiga bulan sekali karena pertumbuhan bulu pejantan lebih cepat dibandingkan dengan betina. Sedangkan pencukuran bulu betina bisa dilakukan tiga sampai lima
bulan sekali. Dalam perawatan domba Garut Gambar 4, peternak juga memberikan
suplemen untuk domba agar nafsu makan tetap terjaga, suplemen yang biasa diberikan adalah gayemi. Untuk pencegahan penyakit, peternak setiap tiga bulan
sekali memberikan obat cacing kepada masing-masing domba. Obat cacing yang digunakan adalah albenol-2 500 bolus. Untuk domba muda, satu tablet untuk
empat domba dan untuk domba dewasa satu tablet untuk dua domba diberikan tiga bulan sekali.
27
a b
Gambar 4 Suplemen perawatan domba Garut. a gayemi; b albenol-2 500 bolus Dalam penanganan penyakit domba Garut para peternak di Kecamatan
Cikajang masih bersifat tradisional. Penyakit yang sering diderita adalah kudis, kembung, cacingan, dan mencret. Penyakit kudis bersifat menular yang berpindah
melalui kontak dengan domba yang terinfeksi. Menurut Mulyono 2003, penyakit kudis disebabkan oleh Sarcoptes scabei, Psoroptes communis var. ovis,
Choriopteso ovis. Untuk penyembuhan, peternak hanya memandikan domba secara rutin setiap hari menggunakan air hangat dan bagian kudis dioles oli bekas
agar tidak gatal. Penyakit kembung pada domba Garut di Kecamatan Cikajang biasanya
terjadi karena pola pemberian pakan hijauan yang tidak teratur. Menurut Mulyono 2003, penyakit kembung terjadi karena domba tidak mampu menghilangkan gas
yang dihasilkan pada lambung pertama rumen. Gas timbul akibat domba terlalu banyak makan hijauan legum, pemberian pakan tidak teratur, domba terlalu lapar
dan makan hijauan yang masih berembun. Peternak di kecamatan Cikajang dalam menangani penyakit kembung pada domba masih tradisional yaitu diberi minum
air kelapa secara berkala sampai sembuh. Selain itu, cacingan dan mencret merupakan penyakit yang sering diderita
domba Garut di Kecamatan Cikajang. Hal ini disebabkan peternak dalam pencarian pakan hijauan masih terlalu pagi sehingga rumput masih dalam keadaan
berembun dan tercemar oleh telur-telur cacing. Untuk mengatasi cacingan dan mencret peternak memberi pakan hijauan berupa daun jambul kuda, daun
kaliandra, pete cina, dan asem jawa sebagai obat tradisonal dan albenol-2 500 bolus sebagai obat komersil. Menurut Mulyono 2003, pencegahan penyakit