Keadaan Geografis Lokasi Penelitian

24 Selain sebagai sentra budidaya dan pembibitan Domba Garut, jenis ternak ruminansia yang terdapat di Kecamatan Cikajang adalah sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kambing. Selain itu, terdapat juga ternak unggas terdiri dari itik, dan ayam buras. Populasi ternak di Kecamatan Cikajang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Jenis ternak ruminansia dan unggas di Kecamatan Cikajang No Kecamatan Jumlah ekor 1 Sapi Perah 4 366 2 Sapi Potong 12 3 Kerbau 38 4 Domba 40 495 5 Kambing 1 224 6 Itik 1 610 7 Ayam Buras 27 306 Jumlah 75 051 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut 2012 Para peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang bergerak dalam bisnis breeding dan penggemukan. Bisnis breeding atau yang sering disebut pembibitan dilakukan oleh peternak untuk menghasilkan bibit domba Garut murni. Harga bibit domba Garut untuk jantan sebesar Rp 2 000 000 dan bibit domba Garut betina berkisar Rp 750 000 sampai Rp 1 500 000 tiap ekor tergantung pada kualitas dan performa. Untuk usaha pembesaran, harga domba Garut berkisar Rp 3 000 000 hingga Rp 7 000 000 saat usia afkir. Dengan harga tersebut, sektor peternakan domba Garut di Kecamatan Cikajang diharapkan mampu membantu perekonomian warga.

5.4 Kondisi Peternakan Domba Garut di Lokasi Penelitian

Kecamatan Cikajang merupakan daerah sentra pengembangan dan pembibitan domba Garut terbesar di Kabupaten Garut. Domba Garut yang dibudidayakan di Kecamatan Cikajang merupakan domba tipe laga atau tangkas. Pada usia afkir domba ini sering dijual oleh para peternak sebagai domba pedaging.

5.4.1 Sistem Perkandangan Domba Garut

Sistem pemeliharaan domba di Kecamatan Cikajang bersifat intensif. Menurut Sugeng 1998 pada umumnya ternak yang dipelihara secara intensif hampir sepanjang hari berada di dalam kandang. Ternak diberi pakan sebanyak 25 mungkin dan sebaik mungkin sehingga cepat menjadi gemuk. Pemeliharaan secara intensif, ternak memperoleh perlakuan yang lebih teratur dalam pemberian pakan dan pembersihan kandang. Jenis kandang yang digunakan peternak di kecamatan ini adalah kandang panggung terbuat dari kayu dan lantai beralaskan bambu. Lantai kandang memiliki jarak dengan tanah sehingga kotoran domba berada di bawah kandang sehingga mempermudah peternak dalam pembersihan kandang. Menurut Sutama 2009 lantai kandang dibuat 0.5-1.5 m di atas permukaan tanah. Perputaran udara dalam kandang panggung lebih terjamin dan kolong kandang dapat dipergunakan sebagai tempat penampung feses, urine dan makanan sehngga menghemat tenaga dan waktu dalam pmbersihan kandang. Kandang yang digunakan peternak di Kecamatan Cikajang berbentuk sekat, masing-masing domba dewasa memiliki satu ruangan tersendiri agar ruang gerak lebih leluasa. Untuk pejantan ukuran kandang rata-rata 0.8 m 2 dan untuk betina 1.2 m 2 . Menurut Sutama 2009 luas kandang untuk jantan dewasa 2 m 2 , betina dewasa 1.5 m 2 , betina buntingmenyusui 2 m 2 , anak sapihan 0.7 m 2 dan jantanbetina muda 1 m 2 . Pembersihan kandang dilakukan sekitar 1 minggu sampai 1 bulan sekali pada hari Jumat. Pembersihan kandang hanya membersihkan kotoran-kotoran yang ada di dalam kandang masing-masing domba dan pembersihan kotoran yang ada di bawah kandang. Hasil pembersihan kotoran domba dikumpulkan di tempat tertentu untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Pupuk kandang tersebut digunakan sebagai pupuk organik di kebun masing-masing peternak sebelum melakukan penanaman. Selain itu, ada juga peternak yang menjual pupuk kandang ke petani lintas kecamatan.

5.4.2 Sistem Pemeliharaan Domba Garut

Sistem pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari berupa hijauan, seperti rumput dan sisa penjualan sayuran yang tidak terjual seperti labu siam dan wortel. Pemberian pakan dilakukan pada pagi sebelum peternak mencari rumput, sekitar pukul 06.00 WIB, siang hari pukul 12.00 WIB, dan sore hari pukul 18.00 WIB. Untuk makan pagi dan malam, peternak hanya memberikan pakan berupa hijauan sedangkan pada siang, biasanya pakan berupa hijauan dicampur dengan labu siam