Ruang Lingkup Penelitian Analisis Ekonomi Pengembangan Domba Garut Berbasis Daya Dukung Pakan Hijauan di Kecamatan Cikajang Kabupaten Garut

6

2.3 Hijauan Pakan

Hijauan merupakan sumber pakan utama untuk ternak ruminansia sehingga dalam peningkatan produksi ternak ruminansia harus diikuti dengan penyediaan hijauan pakan yang cukup dalam jumlah maupun kualitas. Hijauan ternak yang umum diberikan untuk ternak ruminansia adalah rumput-rumputan baik segar maupun awetan yang berasasl dari padang penggembalaan atau rumput, tegalan, pematangan serta pinggiran jalan Syamsu et al. 2006. Sedangkan Dwiyanto et al. 2000 menyatakan bahwa hijauan pakan yang tersedia di pedesaan adalah rumput unggul, rumput lapangan dan leguminosa. Pengembangan ternak khususnya ternak ruminansia masih tergantung pada kecukupan tersedianya pakan hijauan baik jumlah, kualitas, dan kesinambungannya sepanjang tahun. Hijauan pakan yang digunakan untuk ternak ruminansia sering mengalami kekurangan terutama musim kering dengan mutu yang rendah. Selain itu, penggunaan lahan untuk tanaman pakan masih bersaing dengan tanaman pangan karena tanaman pakan belum menjadi prioritas Sajimin et al. 2000. Pemenuhan kebutuhan hijauan makanan ternak menjadi kendala karena sumberdaya alam untuk peternakan berupa padang penggembalaan di Indonesia mengalami penurunan sekitar 30. Hal ini dikarenakan perubahan fungsi lahan yang sebelumnya sebagai sumber hijauan pakan menjadi lahan pemukiman, lahan untuk tanaman pangan, dan tanaman industri Djajanegara 1999.

2.4 Pemanfaatan Limbah Ternak Domba

Limbah peternakan umumnya meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha peternakan, baik berupa limbah padat dan cairan, gas, ataupun sisa pakan. Limbah padat merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat kotoran ternak, ternak yang mati atau isi perut dari pemotongan ternak. Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan atau berada dalam fase cair air seni atau urine, air pencucian alat. Sedangkan limbah gas adalah semua limbah yang berbentuk gas atau berada dalam fase gas Soehadji 1992. 7 Daur ulang limbah ternak berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran lingkungan dan secara bersamaan juga meningkatkan produktivitas tanaman. Kotoran ternak mempunyai nilai pupuk padat dan cair yang tinggi dan mudah terdekomposisi Susanto 2002. Limbah ternak khususnya domba mengandung bahan organik yang dapat menyediakan zat hara bagi tanaman melalui proses penguraian dekomposisi dan dampak penggunaan pupuk hasil olahan limbah ternak dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah soil condotion. Dengan pengelolaan dan pemanfaatan limbah ternak dapat tercapai suatu konsep peternakan yang ramah lingkungan.

2.5 Usahaternak Domba

Usahaternak domba memiliki lebih banyak keuntungan dibandingkan usahaternak lainnya. Keuntungan tersebut antara lain, modal yang lebih rendah baik dalam pemakaian lahan maupun dalam sistem pemeliharaannya. Menurut Mulyono 2003, ditinjau dari keadaan bibit, makanan dan pengelolaan ternak, peternakan dibagi menjadi peternakan tradisional dan modern. Ciri-ciri peternakan tradisional diantaranya: 1 Tidak dilandasi pada perhitungan ekonomi 2 Hasil untuk keperluan sendiri 3 Pada umumnya berskala kecil 4 Teknologi yang digunakan tidak berkembang, bahkan bersifat statis tradisional Sedangkan pada peternakan modern mempunyai ciri-ciri: 1 Menggunakan teknologi baru bibit, pakan dan pengelolaan yang dilandasi dengan penemuan ilmiah 2 Memanfaatkan prinsip-prinsip manajemen perusahaan selalu berkembang ke depan 3 Bertujuan komersil dan berorientasi ke pasar. Mulyono 2003, menyatakan bahwa ternak domba memiliki potensi ekonomi yang harus dipertimbangkan dengan alasan: 8 1 Badan yang relatif kecil dan pertumbuhan yang cepat sehingga tingkat reproduksi dan produksi lebih tinggi 2 Modal usaha cepat berputar karena mudahnya dalam hal pemasaran 3 Ternak domba tidak memerlukan lahan yang luas apalagi dapat dilakukan kemitraan dengan pihak pengadaan pakan 4 Tenaga kerja lebih efisien karena ternak suka bergerombol 5 Proses perkembangbiakan dapat diatur terpola karena induk dapat dilakukan penjadwalan estrus Skala usaha yang dianjurkan adalah 8 sampai 12 ekor induk dengan harapan setiap kali melahirkan akan memperoleh anak sapih sekitar 12 sampai 18 ekor.

2.6 Manfaat Ekonomi Usahaternak Domba Garut