Sistem Perkawinan Domba Garut

31 bantuan berupa penyuluhan tentang tatacara dan perawatan beternak domba yang baik dan benar. Tabel 11 Tingkat pendidikan peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang No Tingkat Pendidikan Peternak Orang Presentase 1 Tidak Sekolah 4 13.33 2 Tamat SD 18 60.00 3 Tamat SMP 5 16.67 4 Tamat SMA 3 10.00 Jumlah 30 100.00 Sumber: Data primer diolah 2013 Tidak semua peternak domba garut di Kecamatan Cikajang hanya bermatapencaharian tunggal sebagai peternak saja. Sebagian besar dari responden memiliki pekerjaan selain beternak domba Garut, sebesar 60.00 berprofesi sebagai petani sayur - sayuran. Jenis pekerjaan peternak domba Garut dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Jenis pekerjaan peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang No Jenis Pekerjaan Peternak Orang Presentase 1 Peternak 5 16.67 2 Petani 18 60.00 3 PNS 1 3.33 4 Pemilik pabrik tahu 1 3.33 5 Buruh 5 16.67 Jumlah 30 100.00 Sumber: Data primer diolah 2013 Pendapatan total rata-rata peternak domba Garut adalah pendapatan yang diperoleh hanya dari beternak domba Garut ditambah dengan pendapatan diluar beternak domba garut. Rata-rata pendapatan selama satu tahun peternak dari hasil beternak domba Garut yaitu mencapai Rp 9 666 667.00 dan pendapatan total rata- rata peternak domba Garut selama satu tahun mencapai Rp 18 072 00.00. Berdasarkan perhitungan, diperoleh proporsi pendapatan rata-rata selama satu tahun peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang yaitu presentase proporsi sebesar 53. Presentase proporsi sebesar 53 menggambarkan bahwa pendapatan yang diperoleh dari beternak domba Garut merupakan cabang usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soehadji 1995 dalam Soetanto 2002 yang menyatakan bahwa usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan 30-70 disebut sebagai cabang usaha. 32 VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia KPPTR

Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia di Kecamatan Cikajang dihitung berdasarkan metode Nell dan Rollinson 1974 menggunakan pendekatan potensi lahan sebagai sumber dan penyedia hijauan bagi ternak ruminansia. Perhitungan satuan ternak dilakukan dengan cara perkalian populasi ternak dengan koefisien satuan ternak. Selain itu, perhitungan potensi lahan sebagai sumber penyedia hijauan makanan ternak ruminansia dilakukan dengan menghitung potensi luas lahan dalam menghasilkan hijauan, satuannya adalah berat kering BK. Perhitungan populasi rill ternak ruminansia di Kecamatan Cikajang dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Populasi riil ternak ruminansia di Kecamatan Cikajang Jenis Ternak Kelompok Umur Satuan Ternak Populasi Riil Ternak ST Sapi Dewasa 1 2 580.04 Muda 0.5 442.53 Anak 0.25 228.22 Kerbau Dewasa 1 22.80 Muda 0.5 0.00 Anak 0.25 3.80 Domba Dewasa 0.14 3 307.09 Muda 0.07 708.66 Anak 0.035 236.22 Kambing Dewasa 0.14 68.54 Muda 0.07 21.42 Anak 0.035 14.99 Total Satuan Ternak 7 634.33 Sumber: Data primer diolah 2013 Populasi riil ternak ruminansia yang ada di Kecamatan Cikajang mencapai 7 634.33 ST. Populasi riil yang diperoleh digunakan untuk menghitung nilai kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia KPPTR efektif yang ada di Kecamatan Cikajang. Untuk mengetahui nilai KPPTR efektif, perlu diketahui juga kapasitas tampung maksimum produksi hijauan dalam mencukupi kebutuhan berat kering ternak per ekor dalam satu hari KPPTR maksimum. Produksi hijauan diperoleh dari sumber hijauan yang tersedia di Kecamatan Cikajang, terdiri dari persawahan, galengan sawah, tegalan, perkebunan, semak dan hutan Tabel 14. Berdasarkan perhitungan Lampiran 3, KPPTR maksimum diperoleh