Tenaga Kerja Kondisi Peternakan Domba Garut di Lokasi Penelitian

32 VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia KPPTR

Kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia di Kecamatan Cikajang dihitung berdasarkan metode Nell dan Rollinson 1974 menggunakan pendekatan potensi lahan sebagai sumber dan penyedia hijauan bagi ternak ruminansia. Perhitungan satuan ternak dilakukan dengan cara perkalian populasi ternak dengan koefisien satuan ternak. Selain itu, perhitungan potensi lahan sebagai sumber penyedia hijauan makanan ternak ruminansia dilakukan dengan menghitung potensi luas lahan dalam menghasilkan hijauan, satuannya adalah berat kering BK. Perhitungan populasi rill ternak ruminansia di Kecamatan Cikajang dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13 Populasi riil ternak ruminansia di Kecamatan Cikajang Jenis Ternak Kelompok Umur Satuan Ternak Populasi Riil Ternak ST Sapi Dewasa 1 2 580.04 Muda 0.5 442.53 Anak 0.25 228.22 Kerbau Dewasa 1 22.80 Muda 0.5 0.00 Anak 0.25 3.80 Domba Dewasa 0.14 3 307.09 Muda 0.07 708.66 Anak 0.035 236.22 Kambing Dewasa 0.14 68.54 Muda 0.07 21.42 Anak 0.035 14.99 Total Satuan Ternak 7 634.33 Sumber: Data primer diolah 2013 Populasi riil ternak ruminansia yang ada di Kecamatan Cikajang mencapai 7 634.33 ST. Populasi riil yang diperoleh digunakan untuk menghitung nilai kapasitas peningkatan populasi ternak ruminansia KPPTR efektif yang ada di Kecamatan Cikajang. Untuk mengetahui nilai KPPTR efektif, perlu diketahui juga kapasitas tampung maksimum produksi hijauan dalam mencukupi kebutuhan berat kering ternak per ekor dalam satu hari KPPTR maksimum. Produksi hijauan diperoleh dari sumber hijauan yang tersedia di Kecamatan Cikajang, terdiri dari persawahan, galengan sawah, tegalan, perkebunan, semak dan hutan Tabel 14. Berdasarkan perhitungan Lampiran 3, KPPTR maksimum diperoleh 33 sebesar 3 370.32 ST sehingga KPPTR efektif diperoleh sebesar -4 264.01 ST Tabel 15. Tabel 14 Konversi hijauan pakan di Kecamatan Cikajang No Sumber Hijauan Luas Ha Konversi Hijauan ton BKHath 1 Persawahan 281.00 327.00 2 Galengan Sawah 6.54 98.10 3 TegalanKering semusim 901.00 135.15 5 Perkebunan 6 032.00 4 524.00 6 Padang, semak 16.00 240.00 7 Hutan 3 218.00 2 413.50 Jumlah 10 391.54 7 737.75 Sumber: Data primer diolah 2013 Dalam perhitungan, nilai KPPTR di Kecamatan Cikajang memiliki nilai negatif Tabel 15. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi over population sehingga produksi hijauan makanan ternak HMT Kecamatan Cikajang tidak mampu memenuhi kebutuhan ternak yang ada. Kebutuhan hijauan ternak di Kecamatan Cikajang yang tidak tercukupi disebabkan oleh fluktuasi produksi hijauan. Produktivitas hijauan akan sangat menurun ketika musim kemarau tiba. Selain itu, Kecamatan Cikajang merupakan salah satu daerah sentra pembibitan dan produksi Domba Garut terbesar di Kabupaten Garut sehingga suatu hal yang mungkin apabila terjadi over population yang berdampak pada kurangnya hijauan makanan ternak HMT ruminansia. Tabel 15 Analisis Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia KPPTR Kecamatan Cikajang Analisis Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia KPPTR Produksi Hijauan ton BKhath 7 737.75 KPPTR Maksimum ST 3 370.32 Populasi Satuan Ternak ST 7 634.33 KPPTR Efektif ST - 4 264.01 Sumber: Data primer diolah 2013 Untuk mengatasi kekurangan dalam memenuhi hijauan makanan ternak HMT sebanyak 4 264.01 ST para peternak di Kecamatan Cikajang mendatangkan atau mengambil hijauan pakan dari kecamatan lain yang masih memiliki sumber hijauan dengan intensitas tumbuh tinggi. Selain itu, beberapa peternak mensubtitusi hijauan dengan pakan tambahan seperti ampas tahu atau dedak sehingga dapat mengurangi pemanfaatan hijauan sebagai pakan pokok