Pemanfaatan Limbah Ternak Domba

9 penting dari kedua analisis ini. Adapun perbedaan tersebut adalah: 1 dalam analisis ekonomi pajak dan subsidi akan diperlakukan sebagai pembayaran transfer. Sedangkan dalam analisis finansial pajak dianggap sebagai biaya dan subsidi sebagai hasil return; 2 dalam analisis finansial harga yang biasa digunakan adalah harga pasar. Harga ini sudah memperhatikan pajak dan subsidi. Dari harga ini kita dapat memperoleh data yang dapat digunakan dalam analisis ekonomi. Akan tetapi, dalam analisis ekonomi kita boleh mengubah harga pasar sedemikian sehingga analisis kita dapat lebih mencerminkan secara tepat nilai- nilai sosial dan ekonomi. Harga yang telah disesuaikan ini disebut dengan harga bayangan shadow price; 3 dalam analisis finansial, bunga pinjaman merupakan biaya proyek dan bunga modal dianggap sebagai manfaat atas investasi. Pada analisis ekonomi, bunga modal tidak dipisahkan atau dikurangkan dari hasil bruto Gray et al. 2007. Dalam analisa proyek, tujuan analisis harus disertai dengan definisi mengenai biaya-biaya dan manfaat-manfaat. Secara sederhana suatu biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi suatu tujuan, dan suatu manfaat adalah segala sesuatu yang membantu suatu tujuan Gittinger 2008. Dalam analisis ekonomi apa saja yang secara langsung atau tidak langsung menambah konsumsi barang- barang atau jasa-jasa sehubungan dengan proyek digolongkan sebagai benefit proyek. Sebaliknya, apa saja yang mengurangi persediaan barang-barang atau jasa-jasa konsumsi baik secara langsung maupun tidak langsung sehubungan dengan proyek digolongkan sebagai biaya proyek Gray et al. 2007. Dalam meninjau kelayakan usaha peternakan domba Garut sebagai salah satu usaha dalam bidang pertanian maka perlu mengetahui kriteria dalam penentuan suatu proyek. Dalam analisa proyek ada beberapa kriteria yang sering digunakan untuk menentukan diterima-tidaknya suatu usulan proyek atau untuk menentukan pilihan antara berbagai macam usulan proyek. Menurut Gray et al. 2007 menyebutkan bahwa layak atau tidak akan diukur melalui kriteria investasi yaitu Net Present Value, Net Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return dan Payback Period. 10

2.7 Penelitian Terdahulu

Hardyastuti 2008 melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Grobogan sebagai Sentra Produksi Sapi Potong”, tujuan penelitian tersebut yaitu mengetahui kapasitas peningkatan populasi ternak sapi potong dan tingkat kepemilikan sapi potong di Kabupaten Grobogan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa Kabupaten Grobogan memiliki potensi yang cukup untuk dapat dikembangkan menjadi sebuah sentra produksi ternak. Akan tetapi terdapat kendala dalam ketersediaan sumberdaya, diantaranya sumberdaya pakan dalam penyediaan hijauan. Berdasarkan analisi KPPTR, nilai total KPPTR Kabupaten Grobogan adalah -20164,1 ST. Hal tersebut menunjukkan bahwa di Kabupaten Grobogan memiliki populasi sapi potong yang sudah terlalu banyak atau terjadi over population. Meskipun nilai total KPPTR menunjukkan nilai negatif, tetapi tidak semua wilayah di Kabupaten Grobogan memiliki nilai KPPTR negatif. Analisis KPPTR menunjukkan bahwa Kabupaten Grobogan memiliki sepuluh kecamatan yang memiliki nilai positif. Kesepuluh kecamatan ini masih memiliki potensi untuk dapat ditingkatkan populasi sapi potongnya sebesar nilai tersebut dan dapat dijadikan sebagai sentra produksi bibit ternak sapi maupun sapi siap potong. Penelitian yang dilakukan memiliki persamaan dan perbedaan dengan penel itian Hardyastuti 2008 dengan judul “Strategi Pengembangan Wilayah Kabupaten Grobogan sebagai Sentra Produksi Sapi Potong”. Persamaan berupa menganalisis kapasitas peningkatan populasi ternak disuatu daerah tertentu dan yang membedakan adalah pada penelitian Hardyastuti 2008 analisis dilakukan secara keseluruhan satu kabupaten, hanya ingin mengetahui jumlah kapasitas populasi di Kabupaten Grobogan menggunakan perhitungan KPPTR tidak langsung. Sedangkan pada penelitian ini, penulis melakukan analisis kapasitas peningkatan ternak dilakukan secara langsung dan lebih spesifik di Kecamatan Cikajang dengan tujuan pengaplikasian perhitungan kelayakan usahaternak berdasarkan ketersediaan pakan hijauan dinilai dengan analisis biaya dan manfaat. Wulansari 2005 melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kelayakan Ekonomi Usahta ani Nilam” yang bertujuan untuk menganalisis tingkat kelayakan ekonomi usahatani nilam. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa proyek