28 cacingan dan mencret yaitu hindari pakan hijauan yang telah tercemari oleh siput,
hindari memotong hijauan yang masih berembun dan jangan meletakkan potongan rumput di atas tanah.
a b
Gambar 5 Pakan hijauan penawar cacingan dan mencret. a daun jambul kuda; b daun kaliandra
5.4.3 Sistem Perkawinan Domba Garut
Sistem perkawinan ternak domba Garut khususnya di Kecamatan Cikajang masih bersifat alami. Ketika domba betina birahi tetapi peternak tidak memiliki
pejantan maka peternak akan meminjam pejantan dari peternak lain tanpa dipungut biaya. Pada kondisi baik, pejantan dalam satu minggu dapat mengawini
3 betina. Untuk menghasilkan bibit unggul, para peternak tidak sembarangan
mengawinkan dombanya. Peternak harus melihat silsilah keturunan agar menghindari perkawinan sedarah atau imbreeding. Menurut Mulyono 2003,
jangan mengawinkan antara induk dan pejantan yang masih ada hubungan darah kembaran, induk, ayah, adik, kakak, dan sebagainya karena akan menurunkan
kualitas genetik atau depresi mnbreeding. Peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang dalam mengawinkan domba
Garut sudah terpola dengan baik. Hal ini terbukti setiap dua tahun domba Garut mampu 3 kali beranak. Pola perkawinan domba Garut yang telah diterapkan
peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang mulai mengawinkan hingga mengawinkan lagi membutuhkan waktu 8 bulan sehingga dalam waktu 2 tahun
domba Garut dapat beranak sebanyak 3 kali. Pertama kali domba Garut dikawinkan sekitar usia 8-12 bulan setelah
terlihat tanda-tanda birahi, siklus birahi terjadi selama 19 hari. Untuk menghindari
29 kegagalan dalam proses perkawinan, domba betina dan pejantan dijadikan dalam
satu kandang oleh petrnak. Rata-rata domba bunting selama 147 hari. Setelah 2-3 bulan dari melahirkan domba Garut sudah terlihat tanda-tanda birahi lagi dan siap
untuk dikawinkan. Ketika domba siap untuk dikawinkan kembali, anakan domba siap untuk disapih. Adapun kalender perkawinan untuk mempermudah
mengetahui siklus perkawinan domba Garut di Kecamatan Cikajang dapat dilihat pada Gambar 6.
`
Sumber: Data primer diolah 20013
Gambar 6 Kalender perkawinan domba Garut di Kecamatan Cikajang
5.4.4 Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan adalah anggota keluarga. Untuk aktivitas yang dilakukan pada waktu tertentu adalah pembersihan kandang, memandikan domba,
pencukuran bulu, dan pembentukan tanduk pejantan. Rata-rata curahan waktu kerja yang biasa dihabiskan peternak domba selama satu bulan yaitu 222.67 jam
per bulan. Adapun curahan kerja per bulan peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang dapat dilihat pada Tabel 9.
30 Tabel 9 Curahan kerja per bulan peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang
No Jenis Kegiatan
Curahan Waktu JamBln 1
Pengambilan Rumput 120
2 Pemberian Pakan
90 3
Pembersihan Kandang 8
4 Memandikan Domba
4 5
Pencukuran Bulu Domba 0.67
Total 222.67
Sumber: Data primer diolah 2013
5.5 Profil Peternak Domba Garut
Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia peternak responden di Kecamatan Cikajang beragam, mulai dari kelompok usia kurang dari 29 tahun hingga
kelompok usia diatas 60 tahun. Dari seluruh responden sebagian besar 20.00 adalah golongan usia 40
– 44 tahun sebanyak 6 orang. Hal ini membuktikan bahwa mulai menurunnya minat masyarakat usia muda untuk mengembangkan
usahaternak Domba Garut. Persebaran usia peternak dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Persebaran usia peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang
No Golongan Usia Tahun
Jumlah Peternak Orang Presentase
1 29
2 6.67
2 30
– 34 2
6.67 3
35 – 39
3 10.00
4 40
– 44 6
20.00 5
45 – 49
4 13.33
6 50
– 54 4
13.33 7
55 – 59
5 16.67
8 60
4 13.33
Jumlah 30
100.00
Sumber: Data primer diolah 2013
Dilihat dari tingkat pendidikan responden Tabel 11, peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang paling banyak adalah tamatan SD yaitu sebanyak 18
orang atau 60.00 dan pendidikan tertinggi yaitu tamatan SMA sebanyak tiga orang atau sebesar 10.00. Hal ini membuktikan bahwa tingkat pendidikan
peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang tergolong masih rendah. Ketrampilan yang diperoleh dalam beternak domba Garut diperoleh dari
pengalaman turun - temurun keluarganya dan pemerintah setempat yang memberi
31 bantuan berupa penyuluhan tentang tatacara dan perawatan beternak domba yang
baik dan benar. Tabel 11 Tingkat pendidikan peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang
No Tingkat Pendidikan
Peternak Orang Presentase
1 Tidak Sekolah
4 13.33
2 Tamat SD
18 60.00
3 Tamat SMP
5 16.67
4 Tamat SMA
3 10.00
Jumlah 30
100.00
Sumber: Data primer diolah 2013
Tidak semua peternak domba garut di Kecamatan Cikajang hanya bermatapencaharian tunggal sebagai peternak saja. Sebagian besar dari responden
memiliki pekerjaan selain beternak domba Garut, sebesar 60.00 berprofesi sebagai petani sayur - sayuran. Jenis pekerjaan peternak domba Garut dapat
dilihat pada Tabel 12. Tabel 12 Jenis pekerjaan peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang
No Jenis Pekerjaan
Peternak Orang Presentase
1 Peternak
5 16.67
2 Petani
18 60.00
3 PNS
1 3.33
4 Pemilik pabrik tahu
1 3.33
5 Buruh
5 16.67
Jumlah 30
100.00
Sumber: Data primer diolah 2013
Pendapatan total rata-rata peternak domba Garut adalah pendapatan yang diperoleh hanya dari beternak domba Garut ditambah dengan pendapatan diluar
beternak domba garut. Rata-rata pendapatan selama satu tahun peternak dari hasil beternak domba Garut yaitu mencapai Rp 9 666 667.00 dan pendapatan total rata-
rata peternak domba Garut selama satu tahun mencapai Rp 18 072 00.00. Berdasarkan perhitungan, diperoleh proporsi pendapatan rata-rata selama satu
tahun peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang yaitu presentase proporsi sebesar 53. Presentase proporsi sebesar 53 menggambarkan bahwa
pendapatan yang diperoleh dari beternak domba Garut merupakan cabang usaha. Hal ini sesuai dengan pernyataan Soehadji 1995 dalam Soetanto 2002 yang
menyatakan bahwa usaha yang mendatangkan proporsi pendapatan 30-70 disebut sebagai cabang usaha.