Strategi Pemenuhan Kebutuhan Hijauan Ternak Domba Garut di Kecamatan Cikajang

37 Kerugian yang dialami oleh peternak domba Garut disebabkan karena selama ini biaya tenaga kerja dalam pencarian pakan dan perawatan domba tidak diperhitungkan. Tenaga kerja berasal dari keluarga peternak sendiri sehingga upah tenaga kerja diabaikan. Hal ini menunjukkan bahwa peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang masih bersifat tradisional atau menerapkan sistem peternakan rakyat.

6.3 Analisis Kelayakan Strategi Pengembagan Usaha Peternakan Domba Garut di Kecamatan Cikajang

Estimasi kelayakan ini dilakukan sebagai salah satu pengembangan usaha peternakan tradisional di Kecamatan Cikajang agar usaha yang dijalankan oleh peternak domba Garut layak atau menguntungkan. Mengingat bahwa berdasarkan perhitungan yang telah dijelaskan di profil peternak Domba Garut Bab 5 diketahui bahwa peternakan domba Garut yang dijalani peternak di Kecamatan Cikajang termasuk cabang usaha. Oleh karena itu, perlu adanya tinjauan dari sisi kelayakan ekonomi agar pengembangan usaha peternakan domba Garut di Kecamatan Cikajang bersifat keberlanjutan. Dalam penilaian kelayakan pengembangan usaha peternakan domba Garut dilakukan penentuan beberapa asumsi. Pertama, umur proyek pengembangan usaha peternakan domba Garut diasumsikan 10 tahun yang ditentukan berdasarkan ketahanan bangunan kandang domba. Kedua, dalam penetapan tingkat suku bunga menggunakan dua asumsi yaitu tingkat suku deposito dan tingkat suku bunga pinjaman pada tahun 2013, yaitu 5.57 dan 12. Tingkat suku bunga tersebut digunakan karena Indonesia belum memiliki tingkat diskonto sosial social discount rate dan masyarakat di Kecamatan Cikajang pada umumnya menggunakan modal sendiri dan melakukan pinjaman dalam melakukan usaha. Ketiga, pada kondisi riil penjualan domba Garut dilakukan pada tahun kedua setelah menghasilkan anakan pertama dengan asumsi peternak mulai memelihara domba Garut dari usia satu bulan. Keempat, pada kondisi riil semua kotoran domba dimanfaatkan menjadi pupuk kandang yang diasumsikan terjual seluruhnya. 38

6.3.1 Penentuan Harga Pengembangan Usaha Peternakan Domba Garut

Dalam penelitian ini penentuan harga yang digunakan dalam inflow maupun outflow adalah harga pasar. Harga lahan di Kecamatan Cikajang per meter adalah Rp 62 500.00. Lahan yang dipergunakan untuk usahaternak domba Garut seluas 100.00 m 2 sehingga diperoleh harga lahan Rp 6 250 000.00. Harga pupuk kandang diperoleh dari harga jual pupuk kandang di Kecamatan Cikajang. Pupuk kandang dijual tiga bulan sekali, satu truk menghasilkan 1 200 kg pupuk kandang dengan harga Rp 200 000.00 sehingga diperoleh harga per kilogram yaitu Rp 170.00. Harga upah tenaga kerja pada penelitian ini masuk dalam kategori tenaga kerja tidak terdidik. Buruh termasuk dalam kategori tenaga kerja tidak terdidik. Upah tenaga kerja buruh di Kecamatan Cikajang sebesar Rp 25 000.00hari sehingga pada penelitian ini harga tenaga kerja sebesar Rp 25 000.00hari.

6.3.2 Analisis Biaya dan Penerimaan Pengembangan Usaha Peternakan Domba Garut

Identifikasi biaya dan manfaat proyek dilakukan terlebih dahulu untuk membuat cashflow. Dalam pembuatan cashflow dibutuhkan dua komponen, yaitu komponen arus penerimaan inflow dan komponen arus pengeluaran outflow a Komponen Arus Penerimaan inflow Komponen arus penerimaan inflow yang diperoleh dihitung dari penjumlahan manfaat-manfaat yang diterima peternak domba Garut. Manfaat yang diterima terdiri dari manfaat penjualan bakalan, penjualan indukan, penjualan domba tidak produktif, dan penjualan pupuk kandang dengan beberapa asumsi. Asumsi-asumsi yang diperoleh dari peternak domba Garut diantaranya, indukan domba Garut dalam dua tahun dapat beranak sebanyak tiga kali, sekali melahirkan beranak dua ekor. Persentase indukan bunting dalam satu tahun sebesar 65 dan persentase anakan yang hidup sebesar 85 dengan perbandingan 2:1 dimana tingkat kelahiran anakan jantan lebih tinggi dari pada anakan betina. Selain itu, terdapat juga domba tidak produktif setiap tahunnya mencapai 11. Penjualan dilakukan pada tahun kedua dengan persentase jual sebesar 80 bakalan baik jantan dari 50 jumlah lahir dan betina 20 bakalan dari jumlah