Analisis Biaya Manfaat Metode Pengolahan dan Analisis Data

21 V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Keadaan Geografis Lokasi Penelitian

Kabupaten Garut merupakan salah satu kabupaten yang terletak di wilayah administrasi Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Garut terletak diantara 6°57’34” - 7°44’57” LS dan 107°24’3” - 108°24’34” BT dengan luas wilayah sekitar 3 065.19 Km 2 BPS Kabupaten Garut, 2012. Secara umum sebagian besar wilayah Kabuaten Garut merupakan daerah dataran tinggi dengan kondisi alam berbukit dan berupa pegunungan yang memiliki iklim tropis dengan curah hujan tinggi serta hari hujan yang banyak. Hal tersebut menyebabkan sebagian besar luas wilayahnya dipergunakan sebagai lahan pertanian dan peternakan. Kabupaten Garut terdiri dari 42 kecamatan dengan potensi sumberdaya yang berbeda-beda. Berdasarkan sumberdaya serta data yang diperoleh, lokasi penelitian ditetapkan di Kecamatan Cikajang. Kecamatan Cikajang merupakan kecamatan yang terletak di Garut bagian selatan. Secara geografis, Kecamatan Cikajang terletak pada ketinggian 1 200 – 1 300 meter dari permukaan air laut dengan suhu udara mencapai 18°C. Selain itu, Kecamatan Cikajang termasuk dalam iklim tropis dengan rata-rata curah hujan 186 mmtahun. Kecamatan Cikajang yaitu sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Cisurupan dan Cigedug, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Banjarwangi, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cihurip dan sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pakenjeng dan Pamulihan Monografi Kecamatan Cikajang, 2012. Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut 2012 Gambar 2 Peta Kecamatan Cikajang 22 Kecamatan Cikajang terletak sekitar 26 km dari Ibu Kota Kabupaten Garut. Luas wilayah Kecamatan Cikajang sekitar 12 039.09 Ha 2 , terdiri dari 12 Desa, 35 Dusun, 107 Rukun Warga RW dan 483 Rukun Tetangga RT. Dengan topografi wilayah berupa dataran tinggi dengan kemiringan lahan datar 81.99, lahan bergelombang 14.99 dan lahan curam sebesar 3.02 BPS Kabupaten Garut, 2012. Pemanfaatan lahan di Kecamatan Cikajang sebagian besar berupa perkebunan dan hutan. Luas lahan perkebunan seluas 4 261 Ha atau 34.10 dan pemanfaatan hutan seluas 3 218 Ha atau 25.75. Perkebunan sebagian besar dikelola oleh perorangan atau kepemilikan pribadi sedangkan hutan merupakan tanah milik pemerintah UPTD Kehutanan yang dikelola bersama masyarakat setempat. Data penggunaan lahan di wilayah Kecamatan Cikajang dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Penggunaan lahan di Kecamatan Cikajang No Penggunaan Lahan Luas Ha Presentase 1 Perkampungan 943 7.55 2 Industri 2 0.02 3 Persawahan 218 1.74 4 TegalanKering semusim 901 7.21 5 Kebun campuran 1 771 14.17 6 Perkebunan 4 261 34.10 7 Padang, semak 16 0.13 8 Hutan 3 218 25.75 9 Perairan darat 56 0.45 10 Lain-lain 1 109 8.88 Jumlah 12 495 100.00 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut 2012

5.2 Kependudukan Lokasi Penelitian

Jumlah penduduk Kecamatan Cikajang pada tahun 2011 sebanyak 79 524 jiwa dan jumlah rumah tangga sebanyak 20 312 kepala keluarga, dengan anggota rumah tangga antara 3 sampai 4 orang. Dengan luas wilayah sekitar 120.39 Km 2 Kecamatan Cikajang memiliki kepadatan rata-rata sebanyak 636.45 jiwaKm 2 dengan sebaran yang tidak merata pada setiap desa BPS Kabupaten Garut, 2012. Sebagian besar penduduk Kecamatan Cikajang bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian di Kecamatan Cikajang mampu menyerap tenaga kerja 23 hingga 9 559 jiwa atau 37.78 dari jumlah penduduk. Sektor pertanian di Kecamatan Cikajang meliputi bertani, berkebun dan beternak. Selain dari sektor pertanian, mata pencaharian penduduk Kecamatan Cikajang yaitu pedagang sebesar 26.11, penjual jasa 5.90, PNS TNI Polri 2.84, dan buruh sebesar 27.37. Penyebaran penduduk menurut mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 6 Monografi Kecamatan Cikajang, 2012. Tabel 6 Mata pencaharian penduduk Kecamatan Cikajang No Mata Pencaharian Jumlah Presentase 1 Petani 9 559 37.78 2 Pedagang 6 608 26.11 3 Jasa 1 492 5.90 4 PNSTNIPolri 719 2.84 5 Buruh 6 927 27.37 Jumlah 25 305 100.00 Sumber: Monografi Kecamatan Cikajang 2012

5.3 Potensi Peternakan di Lokasi Penelitian

Sektor peternakan menjadi salah satu mata pencaharian warga di Kabupaten Garut. Peternakan ruminansia khususnya Domba Garut merupakan salah satu ternak yang banyak dibudidayakan warga Garut. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Peternakan, Perikanan, dan Kelautan Kabupaten Garut 2012, terdapat empat daerah sentra budidaya dan pembibitan Domba Garut, yaitu Kecamatan Cikajang, Kecamatan Cisurupan, Kecamatan Kadungora, dan Kecamatan Leles. Sentra budidaya dan pembibitan Domba Garut terbesar terdapat pada Kecamatan Cikajang, yaitu sebanyak 40 495 ekor. Tabel 7 Populasi domba Garut di daerah sentra budidaya dan pembibitan domba Garut No Kecamatan Tahun 2007 2008 2009 2010 2011 1 Cikajang 13 666 12 633 35 994 40 494 40 495 2 Cisurupan 22 914 29 537 31 632 36 132 36 133 3 Kadungora 10 603 12 274 19 120 23 620 23 621 4 Leles 10 738 11 599 14 061 22 461 18 562 Jumlah 57 921 66 043 100 807 122 707 118 811 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut 2012 24 Selain sebagai sentra budidaya dan pembibitan Domba Garut, jenis ternak ruminansia yang terdapat di Kecamatan Cikajang adalah sapi perah, sapi potong, kerbau, dan kambing. Selain itu, terdapat juga ternak unggas terdiri dari itik, dan ayam buras. Populasi ternak di Kecamatan Cikajang dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8 Jenis ternak ruminansia dan unggas di Kecamatan Cikajang No Kecamatan Jumlah ekor 1 Sapi Perah 4 366 2 Sapi Potong 12 3 Kerbau 38 4 Domba 40 495 5 Kambing 1 224 6 Itik 1 610 7 Ayam Buras 27 306 Jumlah 75 051 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Garut 2012 Para peternak domba Garut di Kecamatan Cikajang bergerak dalam bisnis breeding dan penggemukan. Bisnis breeding atau yang sering disebut pembibitan dilakukan oleh peternak untuk menghasilkan bibit domba Garut murni. Harga bibit domba Garut untuk jantan sebesar Rp 2 000 000 dan bibit domba Garut betina berkisar Rp 750 000 sampai Rp 1 500 000 tiap ekor tergantung pada kualitas dan performa. Untuk usaha pembesaran, harga domba Garut berkisar Rp 3 000 000 hingga Rp 7 000 000 saat usia afkir. Dengan harga tersebut, sektor peternakan domba Garut di Kecamatan Cikajang diharapkan mampu membantu perekonomian warga.

5.4 Kondisi Peternakan Domba Garut di Lokasi Penelitian

Kecamatan Cikajang merupakan daerah sentra pengembangan dan pembibitan domba Garut terbesar di Kabupaten Garut. Domba Garut yang dibudidayakan di Kecamatan Cikajang merupakan domba tipe laga atau tangkas. Pada usia afkir domba ini sering dijual oleh para peternak sebagai domba pedaging.

5.4.1 Sistem Perkandangan Domba Garut

Sistem pemeliharaan domba di Kecamatan Cikajang bersifat intensif. Menurut Sugeng 1998 pada umumnya ternak yang dipelihara secara intensif hampir sepanjang hari berada di dalam kandang. Ternak diberi pakan sebanyak