Tata Guna Lahan GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBYEK PENELITIAN
Setiap unit analisis memiliki sistem pemberian upah kerja yang bervariasi, ada yang dibayar borongan, harian dan bagi hasil.Tabel 12 memberikan informasi
tentang sistem pemberian upah tenaga kerja dalam kegiatan budidaya ikan bandeng di masing-masing unit analisis.
Tabel 12. Sistem Pemberian Upah Tenaga Kerja dalam Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis
Unit Analisis Masa Persiapan
Masa Pemeliharaan
Masa Panen
Pengguna Air BKT Harian Rp
50.000,00 Borongan Rp
450.000,00 - Rp 800.000,00
Bagi Hasil 30 dari penerimaan
Harian Rp 25.000 - Rp 50.000,00
Borongan Rp 300.000,00 - Rp
900.000,00
Pengguna Air Laut Harian Rp
50.000,00 - Rp100.000,00
Borongan Rp 400.000,00 - Rp
600.000,00 Bagi Hasil 30
dari penerimaan Harian Rp
50.000,00 - Rp 100.000,00
Sumber: Hasil Analisis Data 2012
Pada masa persiapan di unit analisis yang menggunakan air BKT, tenaga kerja biasanya dibayar dengan sistem harian sebesar Rp 50.000,00 per orang per
hari, atau dengan sistem borongan sebesar Rp 450.000,00 sampai dengan Rp 800.000,00. Sementara pada masa pemeliharaan tenaga kerja dibayar dengan
sistem bagi hasil sekitar 30 dari penerimaan. Pada masa panen sistem yang digunakan hampir sama dengan masa persiapan yaitu sistem harian sebesar Rp
25.000 sampai dengan Rp 50.000,00 per orang per hari atau sistem borongan antara Rp 300.000,00 sampai dengan Rp 900.000,00. Di unit analisis yang
menggunakan air laut tenaga kerja pada masa persiapan rata-rata dibayar Rp 50.000,00 sampai dengan Rp 100.000,00 per orang per hari atau borongan sebesar
Rp 400.000,00 sampai dengan Rp 600.000,00. Pada masa pemeliharaan tenaga kerja dibayar dengan sistem bagi hasil sekitar 30 dari penerimaan dan masa
panen tenaga kerja dibayar dengan sistem harian Rp 50.000,00 – Rp 100.000,00
per orang per hari.
d Pupuk dan Obat Pembasmi Hama
Ada pun input lain yang digunakan dalam budidaya tambak ikan bandeng adalah pupuk dan obat hama. Pupuk dibutuhkan untuk menyuburkan lahan
tambak dan memicu pertumbuhan pakan alami di perairan tambak. Di kedua unit analisis, pada umumnya jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik,
yaitu Urea dan TSP dengan perbandingan 1:1. Selain pupuk, obat pembasmi hama juga salah satu input yang penting untuk mengatasi permasalahan hama di
tambak. Dalam memberantas hama tersebut petambak menggunakan obat pembasmi hama seperti Thiodan, Saponen, dan Akodan. Namun tidak semua obat
tersebut digunakan dalam kegiatan tersebut, setiap petambak berbeda-beda dalam menentukan jenis obat pembasmi hama yang digunakan. Tabel 13 menampilkan
data dosis penggunaan pupuk dan obat hama di masing-masing unit analisis.
Tabel 13. Dosis Penggunaan Pupuk dan Pembasmi Hama dalam Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis
Unit Analisis Pupuk
Pembasmi Hama Urea
KgHa TSP
KgHa Thiodan
Kaleng Saponen
Kg Akodan
Kaleng
Pengguna Air BKT 50 - 60
50 - 60 2- 4
50 -
Pengguna Air Laut 25 - 100
15 -100 1 - 2
30 - 100 1 - 4
Sumber: Hasil Analisis Data 2012
Berdasarkan Tabel 13 dosis pupuk urea di kedua unit analisis berkisar antara 25 sampai dengan 100 kg per ha.Sedangkan pupuk TSP yang diberikan
berkisar antara 15 sampai dengan 100 kg per ha untuk di setiap masing-masing unit analisis.
Untuk dosis obat pembasmi hamayang diberikan menurut Tabel 13 petambak memberikan Thiodan kurang lebih 1 - 4kaleng dalam 1 ha luasan lahan,
saponen rata-rata 30 - 100 kg dalam 1 ha luasan dan akodan 1 - 4 kaleng dalam 1 ha luasan. Pada unit analisis pengguna air BKT peneliti tidak menemukan satupun
responden yang menggunakan akodan, sehingga dalam penelitian ini biaya penggunaan input akodan untuk unit analisis tersebut tidak ada.
e Pakan dan Vitamin
Pembudidaya tambak di Kelurahan Marunda tidak hanya mengharapkan pakan alami dalam proses pemeliharaan namun juga memberikan pakan buatan