Keadaan UmumUsaha Budidaya Bandeng di Kelurahan Marunda

d Pupuk dan Obat Pembasmi Hama Ada pun input lain yang digunakan dalam budidaya tambak ikan bandeng adalah pupuk dan obat hama. Pupuk dibutuhkan untuk menyuburkan lahan tambak dan memicu pertumbuhan pakan alami di perairan tambak. Di kedua unit analisis, pada umumnya jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk anorganik, yaitu Urea dan TSP dengan perbandingan 1:1. Selain pupuk, obat pembasmi hama juga salah satu input yang penting untuk mengatasi permasalahan hama di tambak. Dalam memberantas hama tersebut petambak menggunakan obat pembasmi hama seperti Thiodan, Saponen, dan Akodan. Namun tidak semua obat tersebut digunakan dalam kegiatan tersebut, setiap petambak berbeda-beda dalam menentukan jenis obat pembasmi hama yang digunakan. Tabel 13 menampilkan data dosis penggunaan pupuk dan obat hama di masing-masing unit analisis. Tabel 13. Dosis Penggunaan Pupuk dan Pembasmi Hama dalam Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis Unit Analisis Pupuk Pembasmi Hama Urea KgHa TSP KgHa Thiodan Kaleng Saponen Kg Akodan Kaleng Pengguna Air BKT 50 - 60 50 - 60 2- 4 50 - Pengguna Air Laut 25 - 100 15 -100 1 - 2 30 - 100 1 - 4 Sumber: Hasil Analisis Data 2012 Berdasarkan Tabel 13 dosis pupuk urea di kedua unit analisis berkisar antara 25 sampai dengan 100 kg per ha.Sedangkan pupuk TSP yang diberikan berkisar antara 15 sampai dengan 100 kg per ha untuk di setiap masing-masing unit analisis. Untuk dosis obat pembasmi hamayang diberikan menurut Tabel 13 petambak memberikan Thiodan kurang lebih 1 - 4kaleng dalam 1 ha luasan lahan, saponen rata-rata 30 - 100 kg dalam 1 ha luasan dan akodan 1 - 4 kaleng dalam 1 ha luasan. Pada unit analisis pengguna air BKT peneliti tidak menemukan satupun responden yang menggunakan akodan, sehingga dalam penelitian ini biaya penggunaan input akodan untuk unit analisis tersebut tidak ada. e Pakan dan Vitamin Pembudidaya tambak di Kelurahan Marunda tidak hanya mengharapkan pakan alami dalam proses pemeliharaan namun juga memberikan pakan buatan atau pelet. Pemberian pakan ini diharapkan dapat menghasilkan output yang berkualitas. Petambak membeli pakan tersebut dengan pembelian per karung yang memiliki berat 30kg setiap karungnya.Berdasarkan hasil wawancara, unit analisis pengguna air BKT memberikan pakan buatan ke tambak sejak awal masa pemeliharaan, sedangkan petambak di unit analisis pengguna air laut memberikan pakan buatan dimulai setelah tiga bulan masa pemeliharaan. Selain pakan buatan, pembudidaya di Kelurahan Marunda memberikan vitamin demi menjaga daya tahan ikan. Untuk ikan bandeng vitamin yang biasa digunakan adalah raja bandeng.Tabel 14 menampilkan data penggunaan pakan dan vitamin di masing- masing unit analisis. Tabel 14. Penggunaan Pakan dan Vitamin dalam Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis Unit Analisis Pakan Vitamin Unit Karung Harga RpKarung Unit Kantong Harga RpKantong Pengguna Air BKT 10,15 133.750,00 11,78 20.000,00 Pengguna Air Laut 5.74 138.370,00 8,8 25.246,75 Sumber: Hasil Analisis Data 2012 Rata-rata penggunaan pakan buatan menurut Tabel 14 di unit analisis yang menggunakan air BKT sebanyak 10,16 karung per ha dengan harga rata-rata Rp 133.750,00 per karung, sedangkan unit analisis yang menggunakan air laut penggunaan pakan buatan sebanyak 5,74 karung per ha dengan harga rata-rata Rp 138.370,78 per karung. Rata-rata penggunaan vitamin di unit analisis yang menggunakan air BKT sebanyak 11,78 kantong per Ha dengan harga rata-rata Rp 20.000,00 per kantong, sedangkan unit analisis yang menggunakan air laut penggunaan vitamin sebanyak 8,8 kantong per Ha dengan harga rata-rata Rp 25.246,75 per kantong. f Penggunaan Air Air merupakan input yang penting dalam kegiatan tambak budidaya ikan bandeng. Supply air ke tambak dilakukan pada masa persiapan dan masa pemeliharaan. Ketinggian air yang dimasukkan ke tambak pada masa persiapan kurang lebih setengah dari kedalaman tambak.Memasuki masa pemeliharaan, ketinggian air dinaikan hingga sesuai batas yang ditentukan. Selama masa pemeliharaan, supply air ke tambak dilakukan sekitar dua kali dalam sebulan. Rata-rata ketinggian air yang dimasukkan ketambak pada masa pemeliharaan berkisar 10 cm. Tabel 15 menampilkan total kebutuhan air di masing-masing unit analisis pada masa persiapan dan pemeliharaan. Tabel 15.Penggunaan Kebutuhan Air dalam Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis Unit Analisis Masa Persiapan m 3 Ha Masa Pemeliharaan m 3 Ha Total Kebutuhan Air m 3 Ha Pengguna Air BKT 4.047.62 21.746,03 25.793,65 Pengguna Air Laut 4.587,14 19071,43 23928,57 Sumber: Hasil Analisis Data 2012 Data Tabel 15 menjelaskan rata-rata total kebutuhan air per ha di masing- masing unit analisis. Rata-rata total kebutuhan air di unit analisis yang menggunakan air BKT sebesar 25.793,65 m 3 per ha setiap siklus, sedangkan pada unit analisis yang menggunakan air laut rata-rata total kebutuhan air sebesar 23.928,57 m 3 per ha untuk setiap siklusnya.Data penggunaan air seluruh responden di setiap unit analisis terdapat dalam Lampiran 6.

6.1.3 Peralatan Kegiatan Budidaya dan Modal Investasi a Peralatan Kegiatan Budidaya

Salah satu sarana yang digunakan dalam kegiatan budidaya adalah peralatan pendukung. Ada beberapa jenis alat pendukung yang digunakan dalam kegiatan budidaya tambak bandeng, antara lain jaring untuk memanen hasil tambak; pompa air dan pintu air, untuk mensupply air; gobak atau fiber, untuk membersihkan lumpur di tengah tambak; bangunan atau rumah jaga sebagai tempat untuk petambak selama kegiatan pemeliharaan berlangsung. Masing- masing unit analisis terdapat perbedaan peralatan yang dimiliki, sehingga tidak semua jenis peralatan digunakan. Tabel 16 akan menjelaskan rata-rata jumlah unit dan harga peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya tambak ikan bandeng di kedua unit analisis. Data tersebut menjelaskan bahwa para petambak di unit analisis memiliki perbedaan jumlah peralatan yang digunakan.Pada unit analisis yang menggunakan