Tabel 30. Nilai Land Rent Optimal Kegiatan Budidaya Tambak IkanBandeng
di Masing-Masing Unit Analisis
Unit Analisis Produktivitas
KgHa Harga
RpKg Total Biaya
Produksi Land Rent
RpHa
Pengguna Air BKT 499,50
17.777,78 6.768.335,88
2.111.796,75 Pengguna Air laut
388,48 15.903,67
5.118.012.18 1.060.216,79
Sumber: Hasil Analisis Data 2012
Data Tabel 30 menampilkan nilai land rent optimal di kedua unit analisis yaitu Rp 2.111.796,75per hauntuk unit analisis pengguna air BKT dan Rp
1.060.216,79per hauntuk unit analisis pengguna air laut. Jika dibandingkan dengan nilai land rent dalam kondisi aktual, perbedaannya tidak terlalu jauh
berbeda, seperti tampak dalam Tabel 31.
Tabel 31. Perbandingan nilai Land Rent Aktual dengan Land Rent Optimal
Unit Analisis Land Rent
Aktual RpHa Land Rent
Optimal RpHa Selisih RpHa
Pengguna Air BKT 2.093.961,52
2.111.796,75 17.835,23
Pengguna Air Laut 1.039.702,06
1.060.216,79 20.514,73
Sumber: Hasil Analisis Data 2012
Data pada Tabel 31 memberikan penjelasanbahwa land rentoptimal budidaya ikan bandeng di Kelurahan Marunda berada sedikit diatas rata-rata
kondisi aktualnya. Dari hasil tersebut terlihat jika unit analisis pengguna air BKT memiliki selisih nilai land rent sebesar Rp 17.835,23 per ha, sementara unit
analisis pengguna air laut memiliki selisih nilai land rent sebesar Rp 20.514,73 per ha.Hal ini menunjukkan bahwa diindikasikan adanya penggunaan input
berlebih dalam kegiatan budidaya tambak bandeng pada kondisi aktual. Namun, penggunaan input berlebih tersebut tidak akan meningkatkan nilai land rent secara
signifikan, terlihat dari hasil analisis optimalisasi yang dilakukan oleh peneliti. Gambar 7 menjelaskan ilustrasi peningkatan nilai land rent akibat penggunaan
input optimal dari analisis optimalisasi yang sudah dilakukan.
P
N
S L
Harga
R
2
Gambar 7. Ilustrasi Kurva Peningkatan Nilai Land Rent Akibat Penggunaan
Input Optimal
Gambar 7 menggambarkan bahwa penggunaan input optimal akan menurunkan biaya rata-rata produksi AC. Penurunan tersebut terlihat pada
gambar bahwa biaya rata-rata aktual AC
1
menurun setelah adanya penggunaan input optimal menjadi biaya rata-rata optimal AC
2
. Hal ini akan berdampak pada peningkatan nilai land rentyang terlihat pada gambar segi empat LMR
2
P. Berdasarkan karakteristik usaha budidaya ikan bandeng di masing-masing
unit analisis, diindikasikan bahwa kegiatan tersebut masih dapat ditingkatkan untuk menghasilkan nilai pemanfaatan lahan yang lebih maksimal, antara lain
dengan mengadopsi teknologi intensif danmengurangi input produksi.Penggunaan teknologi intensif yang dimaksud yaitu dengan menambah jumlah benih ataupun
pemberian pakan buatan. Selain hal tersebut petambak bisa lebih mengurangi penggunaan input yang dirasakan tidak berpengaruh terhadap hasil produksi
tambak seperti penggunaan obat hama yang berlebih ataupun tenaga kerja yang terlalu banyak di setiap siklusnya.
6.4 Analisis Sensitivitas Nilai Land Rent
Analisis sensitivitas dalam penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar pengaruh faktor luar produksi terhadap perubahan nilai land rent. Perubahan
nilai land renttersebutdilihat dari kedua kondisi yang sudah di analisis sebelumnya yaitu kondisi aktual dan optimal. Asumsi yang dibangun didasarkan
pada informasi data terbaru pada saat penelitian yaitu kenaikan harga pakan dan pupuk urea. Dengan analisis ini akan dilihat seberapa besar perubahan nilai land
MR = AR
Output
AC
1
MC
M
Land rent aktual Land rent optimal
R
1
Selisih AC
2
rent karena adanya perubahan harga pakan dan pupuk urea yang semakin meningkat dan tidak diiringi dengan kenaikan harga jual ikan bandeng.
Berdasarkan informasi data di wilayah Jawa Tengah beberapa waktu lalu, kenaikan harga pakan meningkat rata-rata sebesar Rp 150.000 atau 15 dari
harga sebelumnya yaitu Rp 130.000
3
. Harga pupuk urea juga mengalami peningkatanpada tahun 2012 sekitar 12,5 berdasarkan Ketetapan Menteri
Pertanian
4
. Kenaikan kedua harga input produksi tersebut akanmempengaruhi nilai biaya produksi, yang dianggap sebagai faktor endogen dalam perhitungan
nilai land rent.
1 Kondisi Aktual
Kondisi aktual pada analisis sensitivitas didefinisikan sebagai kondisi yang terjadi dilapangan saat penelitian dan diasumsikan bahwa ada input produksi yang
mengalami kenaikan harga pada saat kegiatan berlangsung. Tabel 32 menjelaskan kenaikan harga pakan maupun urea yang masing-masing sebesar 15 dan 12,5,
sehingga jumlah biaya produksipada kondisi aktual meningkat.Kenaikan jumlah biaya produksi tersebut akan berpengaruh terhadap besarnya nilai land rent
sebagaimana data yang disajikan dalam Tabel 33. Tabel 32.Total Biaya Produksi Pada Kondisi Aktual Kegiatan Budidaya
Tambak Ikan Bandeng Setelah Mengalami Kenaikan Harga Pakan dan Urea di Masing-Masing Unit Analisis
Unit Analisis
Biaya Tenaga
Kerja RpHa
Biaya Penggunaan
Air Biaya Sarana
Produksi Sebelum
RpHa Biaya
Sarana Produksi
Sesudah RpHa
Total Biaya Produksi
Sesudah RpHa
Pengguna Air BKT
3.330.942,5 797.619,05
2.666.365,83 2.900.885,94
7.029.447,49 Pengguna
Air Laut 2.286.607,5
712.946,43 2.151.815,24
2.293.786,05 5.293.339,95
Sumber: Hasil Analisis Data 2012
3
http:krjogja.comread107577www.computa.co.idcomputashop [diakses 27 Juli 2012]
4
http:jogja.tribunnews.commindex.php20120120harga-eceran-pupuk-urea-naik-12-persen [diakses 28 Juli 2012]
Tabel 33.Perubahan Nilai Land Rent Pada Kondisi Aktual Akibat Adanya
Kenaikan Harga Pakan dan Urea di Masing-Masing Unit Analisis Unit Analisis
Land Rent Sebelum Harga
Input Naik RpHa
Land Rent Sesudah Harga
Input Naik RpHa
Penurunan Nilai L
and Rent
RpHa Persentase
Penurunan
Pengguna Air BKT
2.093.961,52 1.859.441,42
234.520,10 11,20
Pengguna Air Laut
1.039.702,06 897.731,25
141.970,81 13,65
Sumber: Hasil Analisis Data 2012
Berdasarkan data Tabel 32 dan 33, kenaikan harga pakan dan pupuk urea secara bersamaan menghasilkan penurunan nilai land rent kondisi aktual yang
cukup besar di setiap unit analisis. Pada unit analisis pengguna air BKT, persentase penurunan nilai land rent yaitu sebesar 11,20 atau Rp 234.520,10 per
ha. Penurunan ini membuat nilai land rent di unit analisis pengguna air BKT berubah menjadi Rp 1.859.441.42per ha setelah kenaikan harga pakan dan urea.
Persentase penurunan di unit analisis pengguna air laut yaitu sebesar 13,65 atau Rp 141.970,81 per ha. Penurunan ini membuat nilai land rent di unit analisis
pengguna air laut berubah menjadi Rp 897.731,25 per ha setelah kenaikan harga tersebut.
2 Kondisi Optimal
Tabel 34 menjelaskan kenaikan harga pakan maupun urea yang masing- masing sebesar 15 dan 12,5 sehingga jumlah biaya produksi pada kondisi
optimal meningkat.Kenaikan jumlah biaya produksi tersebut akan berpengaruh terhadap besarnya nilai land rent sebagaimana data yang disajikan dalam Tabel 35