Tabel 3.Luas Area Pemanfaatan Lahan di Kelurahan Marunda Tahun 2011 No.
Pemanfaatan Lahan Luas Area
Ha
1 Pertanian
42,494 13,66
2 Pemukiman
113,387 36,44
3 Industri
63,387 20,37
4 Fasilitas Umum
36,877 11,85
5 Pemakaman
55,005 17,68
Jumlah 311,15
100
Sumber: Laporan bulanan Kelurahan Marunda, Tahun 2011
Sebagian besar lahan pertanian di Kelurahan Marunda merupakan lahan sawah dan empang atau tambak.Saat ini pemanfaatan lahan pertanian merupakan
kegiatan yang memiliki luas areal yang tidak terlalu besar dibandingkan dengan kegiatan industri maupun pemukiman.Masyarakat asli pesisir Kelurahan Marunda
adalah satu-satunya petambak yang masih melakukan kegiatan tersebut. Hal tersebut didasari atas kepemilikan lahan secara turun temurun dari keluarga.
5.4 Keadaan UmumUsaha Budidaya Bandeng di Kelurahan Marunda
Kegiatan budidaya tambak merupakan sektor yang cukup penting dalam menunjang perekonomian masyarakat di wilayah ini. Usaha budidaya tambak
yang menjadi unggulan di Kelurahan Marunda, adalah komoditas ikan bandeng dan udang windu, namun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah
budidaya ikan bandeng. Secara rinci kontribusi produksi usaha budidaya tambakbandeng dalam lima tahun terakhir di DKI Jakarta dapat dilihat pada Tabel
4.
Tabel 4. Produksi Budidaya Tambak Bandeng dalam 5 TahunTerakhir di DKI Jakarta
Tahun Produksi Ton
2007 1.745
2008 2.429
2009 754
2010 880
2011 1.837
Sumber: Statistik Kelautan dan Perikanan, Tahun 2012
Berdasarkan Tabel 4, produksi budidaya tambak Bandeng di DKI Jakarta mengalami fluktuasi dalam lima tahun terakhir. Produksi sempat turun pada tahun
2009 dan 2010, kemudian meningkat kembali pada tahun 2011. Hasil produksi yang menurun ini terjadi akibat perubahan jumlah lahan yang semakin sedikit
untuk dimanfaatkan sebagai budidaya tambak ikan bandeng dan perubahan kualitas lingkungan perairan tambak di wilayah DKI Jakarta. Hal ini diakibatkan
meningkatnya lahan untuk industri di wilayah tersebut. Berdasarkan letak tambak dan kesempatan mendapatkan air,tambak di
Kelurahan Marunda memiliki dua kelompok, yaitu tambak yang menggunakan air laut langsung dan tambak yang menggunakan air BKT payau. Petambak yang
menggunakan air laut di golongkan menjadi tambak layah, dimana air laut dapat menggenangi tambak ini sampai sejauh 1,5 - 2 km dari garis pantai ke arah
daratan. Sedangkan petambak yang menggunakan air BKT di golongkan menjadi tambak biasa, dimana tambak ini selalu terisi oleh campuran antara air tawar dari
sungai dan air asin dari laut. Salinitas pada tambak ini akan meningkat selama tambak diisi air laut dan akan menurun jika diisi dengan air tawar.
Berdasarkan klasifikasi budidaya yang digunakan, rata-rata tambak ikan bandeng di Kelurahan Marunda menggunakan sistem semi tradisional atau semi
intensif.Sistem semi intensif merupakan sistem yang sudah tidak tradisional tetapi belum intensif penuh, sehingga pola semi intensif bervariasi.Kriteria semi intensif
dapat dilihat dari pengairan yang diatur secara sederhana, dilakukan pemberian pupuk, makanan tambahan dan padat tebar sekitar 5.000 ekor per ha.