ikan bandeng pada kondisi optimal. Analisis ini dilakukan dengan membangun fungsi tujuan yaitu memaksimumkan nilai pemanfaatan dan fungsi kendala dalam
melakukan kegiatan budidaya ikan bandeng di lokasi penelitian. Secara matematis fungsi tersebut dituliskan sebagai berikut Kaunang, 2006:
1
n n
n max
YP i
p q wl
…………………………………4.4
. : , , 0 s t f y q l
dimana:
max
= Nilai manfaat penggunaan lahan tambak Ikan Bandeng Rp per Ha Y
= Produksi ikan bandeng Kg per Ha P
= Harga ikan bandeng Rp per Kg p
n
= Harga input ke-n Rp per Unit q
n
= Variabel input ke-n Unit w
= Upah tenaga kerja Rp per HOK l
= Jumlah tenaga kerja HOK. Nilai optimal tercapai apabila first order condition dari fungsi tersebut
sama dengan nol. Dalam penelitian ini perhitungan nilai optimal dari output, input dan tenaga kerja dipecahkan secara numerik dengan perangkat lunak Maple 12.
4.5.4 Analisis Sensitivitas Nilai Land Rent
Analisis sensitivitas nilai land rent adalah analisis lanjutan dalam penelitian ini yang ditujukan untuk melihat seberapa besar pengaruh faktor luar
produksi terhadap perubahan nilai land rent. Asumsi yang dibangun didasarkan pada situasi terkini, yaitu terjadi kenaikan harga pakan dan pupuk urea yang
berpengaruh terhadap biaya sarana produksi yang menjadi input produksi dalam penentuan nilai land rent. Hipotesa yang dibangun adalah bahwa harga pakan dan
pupuk urea yang naik akanmemengaruhi besarnya tingkat perubahan nilai land rent yang diakibatkan adanya perubahan dalam nilai biaya sarana produksi.
Dengan analisis ini akan dilihat seberapa besar selisih nilai land rent akibat kenaikan harga tersebut.
4.6 Batasan Penelitian
Adapun batasan dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Wilayah penelitian adalah Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing Jakarta
Utara. 2. Responden adalah petambak ikan bandeng di Kelurahan Marunda yang
menggunakan air sungai BKT dan air laut sebagai sumber pemenuhan air di tambak.
3. Penelitian ini difokuskan pada identifikasi produksi, perhitungan nilai land rent dan analisis optimalisasi pemanfaatan tambak ikan bandeng di Kelurahan
Marunda. 4. Nilai land rent ditentukan dalam satuan Rp per Ha, yang dilihat dari faktor
sumber air yang digunakan. 5. Kesuburan ditentukan dari nilai produktivitas lahan dalam satuan Kg per Ha
di masing-masing unit analisis, dengan anggapan bahwa semakin tinggi produktivitas, semakin tinggi pula tingkat kesuburannya.
6. Biaya tenaga kerja dalam satuan Rp per Ha merupakan jumlah tenaga kerja dalam satuan HOK dikalikan dengan total upah yang harus diterima
7. Biaya Penggunaan air dalam satuan Rp per Ha, yang dilihat dari biaya investasi dan biaya pemeliharaan selama satu kali siklus panen.
8. Biaya sarana produksi dalam satuan Rp per Ha, adalah jumlah seluruh sarana produksi yang dibutuhkan dikalikan dengan harganya.
9. Harga ikan bandeng adalah harga pasar di tingkat petambak pada saat penelitian berlangsung.
10. Analisis optimalisasi dilakukan dengan melihat perbandingan jumlah produksi dengan biaya produksi pemanfaatan lahan tambak ikan bandeng di
Kelurahan Marunda
11. Analisis sensitivitas dilakukan dengan melihat selisih nilai land rent setelah adanya kenaikan dengan sebelum kenaikan biaya sarana produksi yang
diakibatkan kenaikan harga input
V. GAMBARAN UMUM LOKASI DAN OBYEK PENELITIAN
5.1. Keadaan Wilayah Kelurahan Marunda
Kelurahan Marunda merupakan salah satu dari tujuh kelurahan di Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara dan termasuk salah satu kelurahan di pesisir
utara Jakarta. Sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 1.251 tahun 1986 tanggal 29 juli 1986 Marunda menjadi salah satu kelurahan bagian dari
Provinsi di DKI Jakarta, dimana Marunda sebelumnya termasuk dalam Kabupaten Bekasi Utara, Jawa Barat.
Marunda merupakan salah satu kelurahan terluas di Kecamatan Cilincing yaitu seluas 7,9169 Km
2
, dari luas wilayah tersebut hanya kurang lebih 30 yang dihuni oleh masyarakat sebagai pemukiman dan sisanya merupakan lahan
persawahan serta rawa-rawa dan pusat industri. Oleh sebab itu sebagian besar mata pencaharian masyarakat setempat lebih dominan sebagai kelompok tani
tambak, nelayan, tani sawah, dan peternak unggas. Secara administratif Kelurahan Marunda terdiri dari sembilan RW dan
delapan puluh satu RT. Kelurahan ini juga berbatasan dengan beberapa wilayah. Berikut adalah batas-batas kelurahan Marunda:
Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kepulauan Seribu
Sebelah Timur : Kabupaten Bekasi Utara Desa Segara Makmur
Sebelah Selatan : Kelurahan Rorotan
Sebelah Barat : Kelurahan Cilincing
Secara topografi, Kelurahan Marunda termasuk daerah dataran rendah dan landai dengan ketinggian rata-rata nol sampai satu meter dari permukaan laut.
Kelurahan Marunda, Jakarta Utara termasuk daerah tropis beriklim panas dengan suhu rata-rata 25
C – 27
C dan curah hujan setiap tahun rata-rata 142,54 mm.
5.2 Kondisi Demografi Lokasi Penelitian
Tahun 2011, jumlah penduduk Kelurahan Marunda mencapai 20.414 jiwa, yang terdiri dari 10.814 laki-laki dan 9.600 perempuan dengan sex ratio
sebesar 112,38. Tabel 2 menyajikan data jumlah penduduk per RW di Kelurahan Marunda.
Tabel 2.Jumlah Penduduk per RW di Kelurahan Marunda Tahun 2011 RW
Jumlah Penduduk Jiwa Laki-laki
Perempuan Jumlah
01 1.329
1.273 2.602
02 1.742
1.331 3.073
03 1.933
1.907 3.840
04 1.321
1.198 2.519
05 1.451
1.153 2.604
06 956
1.027 1.983
07 1.165
1.032 2.197
08 330
194 524
09 587
485 1.072
Jumlah 10.814
9.600 20.414
Sumber: Laporan Bulanan Kelurahan Marunda, Tahun 2011
Pemukiman penduduk menyebar dan terpusat hanya di beberapa RW saja.Jumlah penduduk terendah berada di RW 08.Daerah ini merupakan daerah
dekat industri, sehingga pemukiman hanya sedikit yang berada di daerah tersebut.Perkembangan wilayah untuk kegiatan industri dan pembangunan sungai
BKT membuat penduduk di RW 08 semakin berkurang akibat tergusur.
5.3 Tata Guna Lahan
Pemanfaatan lahan di Kelurahan Marunda pada tahun 2011 didominasi atas pemukiman, dan industri.Pemanfaatan lahan terbesar di kawasan ini adalah
pemukiman. Pemukiman tersebut terdiri dari bangunan rumah dan rumah susun yang menjadi salah satu program gubernur DKI Jakarta untuk memberikan tempat
tinggal layak bagi masyarakat Marunda.Lahan yang digunakan untuk industri di wilayah
Kelurahan Marunda
merupakan terbesar
kedua setelah
pemukiman.Sepanjang pesisir Jakarta khususnya Kelurahan Marunda saat ini telah dipadati oleh industri.Salah satu kawasan industri terbesar yang ada di
Kelurahan Marunda adalah Kawasan Berikat Nusantara KBN.Data mengenai luas area pemanfaatan lahan di Kelurahan Marunda dapat dilihat dalam Tabel 3.