Karakteristik Petambak Indentifikasi Karakteristik Produksi Budidaya Ikan Bandeng

Rata-rata ketinggian air yang dimasukkan ketambak pada masa pemeliharaan berkisar 10 cm. Tabel 15 menampilkan total kebutuhan air di masing-masing unit analisis pada masa persiapan dan pemeliharaan. Tabel 15.Penggunaan Kebutuhan Air dalam Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis Unit Analisis Masa Persiapan m 3 Ha Masa Pemeliharaan m 3 Ha Total Kebutuhan Air m 3 Ha Pengguna Air BKT 4.047.62 21.746,03 25.793,65 Pengguna Air Laut 4.587,14 19071,43 23928,57 Sumber: Hasil Analisis Data 2012 Data Tabel 15 menjelaskan rata-rata total kebutuhan air per ha di masing- masing unit analisis. Rata-rata total kebutuhan air di unit analisis yang menggunakan air BKT sebesar 25.793,65 m 3 per ha setiap siklus, sedangkan pada unit analisis yang menggunakan air laut rata-rata total kebutuhan air sebesar 23.928,57 m 3 per ha untuk setiap siklusnya.Data penggunaan air seluruh responden di setiap unit analisis terdapat dalam Lampiran 6.

6.1.3 Peralatan Kegiatan Budidaya dan Modal Investasi a Peralatan Kegiatan Budidaya

Salah satu sarana yang digunakan dalam kegiatan budidaya adalah peralatan pendukung. Ada beberapa jenis alat pendukung yang digunakan dalam kegiatan budidaya tambak bandeng, antara lain jaring untuk memanen hasil tambak; pompa air dan pintu air, untuk mensupply air; gobak atau fiber, untuk membersihkan lumpur di tengah tambak; bangunan atau rumah jaga sebagai tempat untuk petambak selama kegiatan pemeliharaan berlangsung. Masing- masing unit analisis terdapat perbedaan peralatan yang dimiliki, sehingga tidak semua jenis peralatan digunakan. Tabel 16 akan menjelaskan rata-rata jumlah unit dan harga peralatan yang digunakan dalam kegiatan budidaya tambak ikan bandeng di kedua unit analisis. Data tersebut menjelaskan bahwa para petambak di unit analisis memiliki perbedaan jumlah peralatan yang digunakan.Pada unit analisis yang menggunakan air BKT memiliki rata-rata jumlah peralatan lebih sedikit dibandingkan unit analisis yang menggunakan air laut. Tabel 16. Peralatan dalam Kegiatan Budidaya Tambak Bandeng di Masing- Masing Unit Analisis Unit Analisis Jenis Jml Unit Harga Rp Umur Teknis Tahun Biaya Pemeliharaan Rptahun Pengguna Air BKT 1. Jaring 2. Pompa 3. Pintu Air 4. Gobak 5. Rumah Jaga 3-20 1 1 1 1-3 257.813,95 1.350.000,00 2.000.000,00 250.000,00 3.300.000,00 2 3 2,5 2 3 250.000,00 200.000,00 350.000,00 Pengguna Air Laut 1. Jaring 2. Pompa 3. Pintu Air 4. Gobak 5. Rumah Jaga 2-10 1-2 1-3 1-2 1-4 340.202,00 2.550.000,00 1.985.294,00 625.000,00 1.767.391,00 1 2,5 3 3 4 300.000,00 250.000,00 400.000,00 Sumber: Hasil Analisis Data 2012 Pada Tabel 16 terlihat bahwa pintu air yang dimiliki oleh kedua unit analisis bekisar antara satu sampai tiga unit.Hal tersebut dikarenakan adanya kepemilikan petak yang berbeda di setiap areal lahan tambak.Pintu air dibuat dengan menggunakan balok kayu dan papan yang memiliki harga cukup mahal.Kayu yang digunakan merupakan kayu yang tidak mudah lapuk apabila terkena air.Selain itu pembuatan ini dilakukan oleh pekerja ahli pembuat pintu air. Rata-rata total pembuatan pintu air sekaligus upah pekerja ahli di lokasi analisis yang menggunakan air BKT yaitu sebesar Rp 2.000.000,00 per unit. Pada lokasi analisis yang menggunakan air laut yaitu sebesar Rp 1.985.294,00 per unit. Tidak semua petambak menggunakan pompa untuk mengalirkan air.Beberapa petambak di unit analisis yang menggunakan air laut lebih memilih untuk menyewa dikarenakan modal petambak yang tidak terlalu besar. Rata-rata harga pembelian pompa air di unit analisis yang menggunakan air BKT adalah Rp 1.350.00,00 per unit, sedangkan di unit analisis yang menggunakan air laut sebesar Rp 2.550.000,00 per unit. Biaya operasional yang dikeluarkan untuk merawat pompa dalam satu tahun adalah Rp 250.000,00 sampai dengan Rp 300.000,00 per unit. Rumah jaga yang dibuat petambak berbeda-beda luasnya.Beberapa petambak bahkan tidak membuat rumah jaga dengan alasan tempat tinggal mereka yang tidak terlalu jauh dari areal tambaknya. Pada unit analisis yang menggunakan air BKT biaya rata-rata yang dikeluarkan untuk membangun rumah jaga sebesar Rp 3.300.000,00 dengan biaya pemeliharaan Rp. 350.000,00 per tahunnya dan umur teknis 3 tahun. Unit analisis yang menggunakan air laut, rata- rata biaya yang dikeluarkan untuk membangun rumah jaga sebesar Rp 1.767.391,00 dengan biaya pemeliharaan Rp 400.000,00 per tahunnya dan umur teknis empat tahun. b Modal Investasi Modal usaha merupakan hal penting dalam memulai kegiatan usaha, agar pemilik modal mengetahui ukuran skala usaha yang dilakukan.Pada umumnya yang termasuk biaya modal usaha dalam kegiatan budidaya ikan bandeng di Kelurahan Marunda adalah pembelian atau penyewaan lahan tambak dan peralatan kegiatan budidaya tambak bandeng yang terdapat pada Lampiran 7.Berdasarkan hasil wawancara pembudidaya, bahwa pada umumnya sumber modal utama dalam melakukan kegiatan budidaya ikan bandeng adalah dengan modal sendiri. Selain itu modal usaha tersebut juga ada yang merupakan warisan turun temurun dari keluarga mereka. Tabel 17akan menampilkan data mengenai rata-rata jumlah modal yang dikeluarkan oleh petambak untuk memulai usaha budidaya ikan bandeng. Tabel 17. Rata-Rata Jumlah Modal Investasi Usaha Kegiatan Budidaya Tambak Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis Unit Analisis Jumlah Modal Rp Pengguna Air BKT 44.084.000,00 Pengguna Air Laut 21.093.000,00 Sumber: Hasil Analisis Data 2012 Berdasarkan informasi dari Tabel 17, unit analisis pengguna air BKT memiliki jumlah modal lebih besar dibandingkan unit analisis pengguna air laut.Perbedaan ini didasari atas kepemilikan sarana produksi di masing-masing responden.Akibat letaknya yang cukup jauh dari pemukiman, petambak di unit analisis air BKT harus membuat bangunan atau rumah jaga di sekitar areal tambak mereka.Hal ini adalah salah satu faktor yang membuat adanya perbedaan modal yang cukup jauh diantara kedua unit analisis masing-masing.

6.1.4 Kegiatan Produksi

Kegiatan budidaya ikan bandeng di masing-masing unit analisis dalam satu siklus berlangsung selama empat sampai enam bulan, sehingga dalam satu tahun petambak dapat melakukan kegiatan usaha ini sebanyak dua sampai tiga siklus.Siklus tersebut terdiri atas masa persiapan, masa pemeliharaan dan masa pemanenan. a Masa Persiapan Kegiatan yang dilakukan dalam masa persiapan adalah mempersiapkan lahan tambak agar layak untuk digunakan sebagai media budidaya ikan bandeng.Waktu yang dibutuhkan dalam kegiatan ini kurang lebih tiga sampai dengan empat belas hari. Adapun yang dilakukan selama masa persiapan antara lain sebagai berikut: 1 Membersihkan lahan tambak, menyingkirkan lumpur-lumpur hitam dan mengeringkan lahan selama beberapa hari. Kegiatan ini bertujuan untuk menjaga kualitas tanah agar tidak bermasalah pada saat kegiatan pemeliharaan, juga untuk mematikan hama atau mikro organisme pengganggu bagi kegiatan budidaya ikan bandeng. Salah satu cara yang digunakan oleh petambak di lokasi penelitian dengan menggunakan obat-obatan atau obat hama. 2 Setelah diberi obat-obatan dan dikeringkan selama beberapa hari, kemudian lahan diberi pupuk yang bertujuan untuk menyuburkan lahan agar dapat menunjang pertumbuhan pakan alami. Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea dan TSP. Rata-rata urea dan TSP yang digunakan masing-masing sebanyak 25 kg - 75 kg untuk satu Ha lahan tambak dengan perbandingan yang sama. 3 Setelah pemberian pupuk dilakukan, kemudian areal tambak diisi air setinggi 30-40 cm atau setengah dari kedalaman tambak, dan benih siap ditebar.