6.1.2 Input Produksi
a Lahan Tambak
Budidaya perikanan tambak merupakan salah satu kegiatan terbesar dalam memanfaatkan lahan di wilayah Kelurahan Marunda. Usaha budidaya tambak
yang dikembangkan oleh masyarakat Marunda merupakan usaha turun temurun, sehingga umumnya kepemilikan tambak di wilayah ini rata- rata juga merupakan
warisan turun temurun. Akibat konversi lahan yang semakin meningkat di Marunda, areal tambak
kini hanya berpusat di dekat aliran sungai. Areal tersebut terbagi menjadi dua kawasan yaitu yang dekat dengan sungai buatan atau Sungai Banjir Kanal Timur
BKT yang berada di sisi timur dan sungai alami atau yang biasa disebut masyarakat sungai Tiram yang berada di sisi utara dari Kelurahan Marunda. Areal
pertambakan yang terletak di dekat sungai BKT, mendapatkan supply air dengan mudah dari sungai tersebut. Sedangkan untuk areal yang dekat dengan sungai
alami, supply air ditentukan dari pasang surut air laut. Rata-rata luasan lahan yang digunakan oleh responden di masing-masing
unit analisis hampir sama yaitu 1,5 Ha di wilayah dekat sungai BKT dan 1 Ha di wilayah pengguna air laut. Data mengenai luasan lahan yang digunakan oleh
petambak di masing-masing unit analisis disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Rata-Rata Luasan Lahan Tambak Kegiatan Budidaya Ikan Bandeng di Masing-Masing Unit Analisis
Unit Analisis Luas Lahan Ha
Kisaran Rata-Rata
Pengguna Air BKT
0,5 - 3 1,5
Pengguna Air Laut
0,5 – 4
1 Sumber: Hasil Analisis Data 2012
Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa rata-rata kepemilikan lahan tambak di masing-masing unit analisis adalah milik sendiri yang dimiliki secara turun
temurun, namun demikian ada beberapa yang menyewa lahan di wilayah tersebut untuk kegiatan budidaya perikanan tambak.Data mengenai harga lahan di masing-
masing unit analisis disajikan dalam Tabel 9.sebagai berikut.
Tabel 9. Harga Lahan Tambak di Masing-Masing Unit Analisis
Unit Analisis Harga Lahan RpHa
Harga SewaRpHa
Pengguna Air BKT
20.000.000 - 30.000.000 -
Pengguna Air Laut
12.000.000 - 30.000.000 2.500.000 - 5.000.000
Sumber: Hasil Analisis Data 2012
Berdasarkan Tabel 9, harga sewa lahan tambak untuk unit analisis pengguna air laut berkisar antara Rp 2.500.000,00 sampai dengan Rp
5.000.000,00 per Ha per tahun. Pada unit analisis BKT tidak ditemukan petambak yang menyewa lahan mereka, sehingga tidak dapat ditentukan kisaran harga sewa
lahan unit analisis tersebut..Harga untuk lahan tambak di kedua unit analisis berkisar antara Rp 12.000.000,00 sampai dengan Rp 30.000.000,00 per Ha.
Namun, harga terendah untuk wilayah pengguna air BKT lebih besar dibandingkan dengan pengguna air laut.Hal ini didasari kualitas lahan dan lokasi
tambak yang lebih strategis di unit analisis tersebut.Lokasi strategis pada lokasi ini disebabkan lahan yang cukup jauh dari pemukiman dan sumber air yang lebih
mudah didapatkan.
b Benih Ikan Bandeng
Benih ikan bandeng atau nener yang digunakan oleh pembudidaya di Kelurahan Marunda rata-rata di dapatkan dari penjual benih di sekitar wilayah
tersebut. Namun, beberapa petambak ada yang membeli nener diluar wilayah tersebut, antara lain berasal dari Kabupaten Karawang dan Serang. Pembelian ini
didasarkan atas adanya perbedaan kualitas benih. Kegiatan budidaya bandeng yang dilakukan oleh petambak di masing-masing unit analisis menggunakan benih
yang berumur 30hari. Harga benih ukuran ini cukup beragam, yaitu antara Rp 150,00 sampai dengan Rp 250,00.
Padat tebar untuk setiap Ha pada areal tambak di Kelurahan Marunda cukup beragam.Faktor yang mendasari keragaman ini didasari oleh modal yang
dimiliki oleh petambak untuk diinvestasikan dalam kegiatan budidaya tambak bandeng tersebut.Tabel 10memberikan informasi mengenai padat tebar benih
bandeng dalam 1 Ha lahan tambak dan harga beli di masing-masing unit analisis.
Tabel 10. Padat Tebar Per Ha dan Harga Benih Ikan Bandeng di Masing- Masing Unit Analisis
Unit Analisis Padat Tebar ekor Ha
Harga Benih Rp ekor Kisaran
Rata-Rata Kisaran
Rata-Rata
Pengguna Air BKT
2.000 - 5.000 2.063,5
150 - 200 165,4
Pengguna Air Laut
500 - 5.000 2.125
150 - 250 199,6
Sumber: Hasil Analisis Data 2012
Terlihat pada Tabel 10 bahwa perbandingan padat tebar di kedua unit analisis cukup berbeda. Rata-rata padat tebar benih untuk unit analisis pengguna
air BKT adalah 2063,5 ekor per ha dan pengguna air laut sebesar 2125 ekor per ha. Harga benih juga mengalami perbedaan dimana untuk pengguna air BKT
sebesar Rp 165,4 per ekor dan pengguna air laut sebesar Rp 199,6 per ekor.
c Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dipakai dalam kegiatan budidaya tambak ikan bandeng dibagi menjadi tiga bagian yang sesuai dengan tahapan kegiatan tersebut yaitu
masa persiapan, masa pemeliharaan dan masa pemanenan.Pada masa persiapan di unit analisis yang menggunakan air BKT mempekerjakan antara dua sampai enam
orang dengan masa kerja antara tiga sampai empat hari. Pada unit analisis yang menggunakan air laut rata-rata dibutuhkan antara satu sampai lima orang dengan
masa kerja antara dua sampai tujuh hari. Pada masa pemeliharaan biasanya di kedua unit analisis mempekerjakan jumlah orang yang sama yaitu antara satu
sampai dua orang untuk menjaga dan mengawasi kegiatan budidaya. Pada masa panen di unit analisis yang menggunakan air BKT dibutuhkan dua sampai enam
orang, sementara di unit analisis yang menggunakan air laut tenaga kerja yang dibutuhkan yaitu antara satu sampai tiga orang. Tabel 11 menampilkan data
kebutuhan tenaga kerja dalam kegiatan budidaya ikan bandeng di masing-masing unit analisis
Tabel 11.Jumlah Tenaga Kerja pada Kegiatan Budidaya Tambak Ikan Bandeng di Masing-masing Unit Analisis
Unit Analisis Luas
Lahan Ha
Masa Persiapan
Orang Masa
Pemeliharaan Orang
Masa Pemanenan
Orang
Pengguna Air BKT 0,5 - 3
2 - 6 1 - 2
2 - 6 Pengguna Air Laut
0,5 - 4 1 - 5
1 1 - 3
Sumber: Hasil Analisis Data 2012