Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

4 kerjasama di antara siswa. Bentuk dari interaksi sosial tidak baik dapat dilihat dimana sikap siswa angkuh, acuh tak acuh, dan terbentuknya kelompok- kelompok teman sebaya dengan saling menjatuhkan sehingga akan menciptakan hubungan yang kurang harmonis antara siswa. Hal tersebut akan menghambat kemajuan siswa dalam proses pembelajaran karena kurangnya kerjasama, dan komunikasi sehingga sering menimbulkan suasana belajar yang selalu gaduh, sering ribut, dan timbulnya pertengkaran. Lingkungan seperti ini akan menyebabkan siswa terganggu dalam proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Hasil observasi studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada pembelajaran IPS di MTs Al-Mursyidiyyah, pada saat ulangan harian berlangsung, guru IPS lebih sering mengadakan secara dadakan dan hasil belajar siswa banyak yang di bawah KKM, hal tersebut dikarenakan siswa jarang berdiskusi dengan teman sebayanya yang lain, hanya berdiskusi dengan temannya yang itu-itu saja atau yang biasa disebut dengan gengnya, perilaku terhadap teman sebayanya yang lain saling angkuh dan acuh tak acuh, sehingga tidak dapat bertukar informasi dan bertukar pendapat dengan teman sebaya yang lainnya. 8 Kompas mengangkat sebuah berita tentang Film pendek komersial yang terinspirasi dari karya sinema Ada Apa Dengan Cinta, belakangan ini menjadi topik hangat antara pengguna media sosial. Pikiran mereka yang menonton, terutama generasi 90-an pun jadi bernostalgia ke masa-masa sekolah dahulu. Salah satu tren gaya hidup yang umum ditemukan pada anak-anak sekolah, baik dulu hingga sekarang, adalah kebiasaan main berkelompok atau nge-geng. Menurut Daniel McFarland, penulis dari A New Paper on High School Cliques sekaligus professor pendidikan di Stanford Geraduate School of Education, hal ini disebabkan oleh insting alami dari remaja yang membagi diri mereka ke 8 Hasil observasi studi pendahuluan pembelajaran IPS kelas VIII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang. Tanggal 26 September 2016 5 dalam suatu pengelompokan dan hirarki. Mereka mengelompokkan dirinya karena pihak sekolah pun yang mengelompokan siswanya dalam bagian akademis seperti di Indonesia contohnya, ketika siswa dibagi menjadi ilmu sosial dan ilmu alam, kelompok olahraga, atau ekstrakulikuler juga mempengaruhi sebuah kelompok pertemanan terbentuk. 9 Hal tersebut yang mengakibatkan interaksi siswa antara teman sebaya yang lainnya menjadi tidak harmonis. Adapun hasil wawancara studi pendahuluan yang dilakukan peneliti secara non struktur kepada guru IPS di MTs Al-Mursyidiyyah, yang menyatakan bahwa “kelas VIII pada umumnya memang lagi sangat aktif- aktifnya, aktif dalam hal yang positif maupun negatif. Yang negatif salah satunya, siswa kebanyakan sangat memilih-milih dalam pertemanan, di dalam kelas atau pun di luar kelas mereka hanya ingin belajar dan bermain dengan orang yang itu-itu saja atau yang biasa disebut dengan gengnya, dan masih terdapat beberapa siswa yang memperlihatkan singkap angkuh dan acuh tak acuh terhadap temannya, karena mereka mempunyai suatu kelompok-kelompok tersendiri. Kelompok tersebut saling iri-irian dan tidak mau kalah satu sama lain. Dan pada saat pembelajaran berlangsung ketika dibuat suatu kelompok untuk berdiskusi, sering sekali siswa hanya ingin berkelompok dengan temannya yang itu-itu saja atau dengan gengnya sehingga membuat interaksi sosial antar teman sebayanya menjadi tidak baik dan membuat suasana belajar menjadi tidak kondusif” Ujar katanya. 10 9 Silvita Agmasari, Mengapa saat remaja wanita lebih suka nge-geng, Kompas , 13 November 2014. diakses pada taggal 27 September 2016 pukul 19.00 http:female.kompas.comread20141113140603620Mengapa.saat.Remaja.Wanita.Lebih.Suka.Nge. -geng 10 Hasil wawancara dengan Ibu Sri Wahyuni, guru IPS kelas VIII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang. Tanggal 26 September 2016, pukul 11.00 6 Berdasarkan latar belakang tersebut akhirnya penulis berinsiatif untuk membuat penelitian tentang “Pengaruh Interaksi Sosial Teman Sebaya terhadap Hasil Belajar IPS Siswa kelas VIII MTs Al-Mursyidiyyah”.

B. Identifikasi Masalah

1. Sebagian siswa masih memperlihatkan sikap angkuh dan acuh tak acuh dengan teman sebayanya. 2. Interaksi sosial siswa dengan teman sebaya yang kurang baik akan menciptakan suasana yang tidak kondusif dan mengakibatkan proses belajar tidak berjalan dengan baik dan kemungkinan hal ini akan berimbas pada hasil belajarnya. 3. Siswa di kelas banyak membuat kelompok-kelompok kecil, dan saling menjatuhkan antara kelompok. 4. Siswa yang kemampuan interaksi sosialnya kurang baik, akan kesulitan untuk menyampaikan pendapatnya dalam proses pembelajaran berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Dalam pembatasan masalah, agar penelitian ini tidak meluas, maka peneliti hanya membatasi pada: 1. Interaksi sosial siswa dengan teman sebaya. 2. Pengaruh interaksi sosial teman sebaya terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang.

D. Perumusan Masalah

Apakah terdapat pengaruh antara interaksi sosial teman sebaya terhadap hasil belajar mata pelajaran pendidikan ilmu pengetahuan sosial IPS siswa kelas VIII di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang? 7

E. Tujuan Penelitian

Untuk mendapatkan data, fakta yang valid, dan terpercaya untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial teman sebaya terhadap hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahan Sosial IPS siswa kelas VIII di MTs Al-Mursyidiyyah Pamulang.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang yang diharapkan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan atau panduan dalam penelitian selanjutnya khususnya terkait tentang interaksi sosial siswa antar teman sebaya di sekolah, baik sekolah dasar dan menengah maupun perguruan tinggi. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti: sebagai bahan pengetahuan lebih lanjut tentang pengaruh interaksi sosial antar teman sebaya terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial IPS siswa. b. Bagi Para Pendidik atau Guru: dapat memberikan solusi permasalahaan dalam mengatasi kendala-kendala dalam proses pembelajaran yang di akibatkan oleh interaksi sosial siswa yang kurang baik, dan lebih memperhatikan interaksi sosial siswa dengan teman sebayanya sehingga hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial IPS lebih baik. c. Bagi Sekolah: Sekolah dapat mengetahui secara umum mengenai hubungan dan pengaruh dari interaksi sosial siswa di sekolah terhadap hasil belajar siswa yang nantinya sekolah dapat membentuk kegiatan akademis dan sistem sosialisasi yang baik demi meningkatkan interaksi sosial pada siswanya. 8

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTEISIS

A. Deskripsi Teoritik

1. Interaksi Sosial

a. Pengertian Interaksi Sosial

Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian interaksi sosial, ialah sebagai berikut: Menurut H. Booner interaksi sosial adalah “hubungan antara dua individu atau lebih, dimana kelakuan individu yang satu memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya”. 1 Menurut definisi di atas bahwa interaksi sosial dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku pada kehidupan sehari-hari. Gillin dan Gillin menyatakan bahwa interaksi sosial adalah “hubungan-hubungan antara orang-orang secara individual, antarkelompok orang, dan orang perorangan dengan kelompok”. 2 Berbeda dengan pendapat sebelumnya, menurut Yusron Razak pengertian interaksi sosial ialah mengutip pandangan Bonner, interaksi sosial adalah “suatu hubungan antara dua orang atau lebih sehingga kelakukan individu yang satu memengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakukan individu yang lain dan sebaliknya”. 3 Menurut kutipan tersebut bahwa interaksi sosial merupakan suatu tindakan yang bisa mengubah atau mempengaruhi perilaku orang lain, baik perilaku yang positif maupun negatif. Interaksi sosial menurut Basrowi adalah “hubungan dinamis yang mempertemukan orang dengan orang, kelompok dengan kelompok maupun orang dengan kelompok manusia. Bentuknya tidak hanya bersifat kerja sama, tetapi bisa juga berbentuk tindakan persaingan, 1 Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2012 ed.2, cet.8, h. 92. 2 Ibid, h. 92. 3 Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi Perspektif Islam, Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008 h. 57. pertikaian dan sejenisnya”. 4 Dari penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan interaksi sosial ialah hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi baik secara tindakan maupun pikiran antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok di dalam kehidupan sehari-hari.

b. Ciri-ciri Interaksi

Sosial Menurut Basrowi, interaksi sosial mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang. b Ada komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol. c Ada dimensi waktu masa lampau, masa kini, dan masa mendatang yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung. d Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan oleh pengamatnya. 5 Tindakan sosial dan interaksi sosial mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan. Tindakan sosial adalah perbuatan yang dipengaruhi oleh orang lain untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu, sedangkan interaksi sosial adalah hubungan yang terjadi sebagai akibat dari tindakan individu-individu. Terjadinya hubungan timbal balik ini disebabkan oleh adanya tindakan aksi dan tanggapan reaksi antara dua pihak. Tindakan merupakan syarat mutlak terbentuknya hubungan timbal balik atau interaksi sosial.

c. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat terjadi apabila ada kontak sosial dan ada komunikasi. Kontak sosial dapat bersifat primer berjumpa face to face dan dapat sekunder berhubungan melalui media komunikasi, baik perantara orang maupun media benda, surat kabar, TV, radio. Komunikasi merupakan usaha penyampaian informasi kepada manusia lainnya. Tanpa komunikasi tidak mungkin terjadi proses interaksi sosial. 4 Basrowi, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005 cet.1, h. 138. 5 Basrowi, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indonesia, 2005 cet.1, h. 139.