Anggota kelompok sebaya bersikap dan bertingkah laku seperti orang dewasa. Untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa
mereka belajar memperoleh kemantapan sosial. Tingkah laku mereka seperti orang dewasa tetapi mereka tidak mau disebut
dewasa. e Dalam kelompok sebaya, indiviu dapat mencapai kebebasan sendiri.
Kebebasan disini diartikan sebagai kebebasan untuk berpendapat, bertindak, atau menemukan identitas diri. Karena dalam kelompok
itu, anggota-anggotanya juga mempunyai tujuan dan keinginan yang sama.
27
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teman sebaya merupakan suatu agen perubahan. Dengan individu berinteraksi dengan
teman sebayanya ia akan menambah wawasan, karena teman sebaya memiliki fungsi memberikan informasi, mengajarkan kebudayaan dan
dengan teman sebaya, individu dapat mencapai kebebasannya sendiri.
d. Ciri-ciri Kelompok
Sebaya
Menurut Slamet Sentosa, kelompok sebaya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
a Tidak mempunyai Struktur Organisasi yang jelas. Kelompok sebaya
terbentuk secara spontan.
b
Bersifat Sementara
Karena tidak ada struktur organisasi yang jelas. Kelompok ini tidak bisa bertahan lama. Lebih-lebih jika yang menjadi keinginan masing-
masing anggota kelompok tidak tercapai. Atau karena keadaan yang
memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah.
c Kelompok sebaya mengajarkan individu tentang kebudayaan yang
luas. Misalnya teman sebaya di sekolah, mereka umumnya terdiri dari individu yang berbeda-beda lingkungannya, yang mempunyai
aturan atau kebiasaan yang berbeda-beda. Lalu mereka
27
Slamet Santosa, Dinamika Kelompok, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006 h. 79-80.
memasukannya dalam kelompok sebaya sehingga mereka saling belajar secara tidak langsung tentang kebiasaan itu dan dipilih yang
sesuai dengan kelompok, kemudian dijadikan kebiasaan kelompok. d
Anggotanya adalah individu yang sebaya. Contoh konkretnya pada anak-anak usia SMP atau SMA yang mempunyai keinginan, tujuan,
dan kebutuhan yang sama.
28
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan, di dalam kelompok sebaya tidak ada organisasi. Karena kelompok sebaya biasanya terbentuk
secara spontan, dan bersifat sementara, karena keadaan memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah misalnya perpindahan
kelas, dan kelompok sebaya biasanya akan saling bertukar informasi dengan tidak disengaja karena keadaan atau latar belakang masing-
masing individu yang berbeda.
e. Interaksi Teman Sebaya
Interaksi dengan teman sebaya merupakan permulaan hubungan persahabatan dan hubungan dengan peer group. Sudah sejak awal
berkembang preferensi tertentu dalam hubungan dengan anak-anak lain. Persahabatan pada anak sekolah pada umumnya terjadi atas dasar interes
dan aktivitas bersama. Menurut La Gaipa maka ketiga sifat berikut ini merupakan inti
persahabatan, yaitu: a loyalitas jujur dan setia, b rasa simpati tidak ada distansi, dan c tulus tidak ada rasa segan, malu, atau kompetisi.
Sifat inti persahabatan ini ditemukan pada masa remaja, namun juga sudah nampak pada masa kanak-kanak.
29
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan, dalam ruang lingkup sekolah terutama di dalam kelas, peserta didik akan melakukan aktivitas secara
bersama-sama. Pada aktivitas tersebut akan memacu terjadinya interaksi
28
Ibid, h. 81-82.
29
F.J Monks dkk, Psikologi Perkembangan: pengantar dalam berbagai bagiannya, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2002 cet.14 h.187.