ii Uji Heteroskedositas
Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedositas pada Grafik Scatterplot
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS for windows 22, 2016 Berdasarkan grafik scatterplot di atas, dapat diketahui bahwa titik-
titik menyebar dengan pola yang tidak jelas berada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Sehingga model regresi ini tidak terjadi masalah
heteroskedositas, karena dalam penelitian yang menggunakan regresi penelitian dikatakan baik jika penelitian tidak terjadi masalah
heteroskedositas.
iii Uji Koefisien Determinasi R
2
Tabel 4.24 Koefisien Determinasi
Model Summary
b
Model R
R Square
Adjuste d R
Square Std. Error
of the Estimate
Change Statistics Durbin
- Watson
R Square Change
F Change
df1 df2
Sig. F Change
1 ,483
a
,234 ,223
4,54123 ,234
22,563 1
74 ,000
1,789 a. Predictors: Constant, interaksi_sosial_teman_sebaya
b. Dependent Variable: hasil_belajar_ips
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS for windows 22, 2016
Dari nilai koefisien determinasi tersebut dapat dijelaskan bahwa variabel independen interaksi sosial teman sebaya mampu menjelaskan variabel
dependen hasil belajar IPS siswa adalah sebesar 23,4. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap variabel yang diteliti.
c. Uji Linieritas Tabel 4.25
Hasil Uji Linieritas
Sumber: Data primer yang diolah dengan SPSS for windows 22, 2016
Berdasarkan tabel di atas, nilai uji signifikansi diperoleh sebesar 0,185 lebih besar dari nilai probabilitas yaitu 0,05. Artinya, 0,185 0,05
maka dapat ditafsirkan bahwa terdapat hubungan linier secara signifikan
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean
Square F
Sig.
HASIL BELAJAR IPS INTERAKSI
SOSIAL TEMAN SEBAYA
Between Groups
Combined 745.185
11 67.744
3.479 .001
Linearity 465.322
1 465.322 23.897
.000 Deviation from
Linearity 279.863
10 27.986
1.437 .185
Within Groups 1246,223
64 19.472
Total 1991,408
75
antara variabel X Interaksi Sosial Teman Sebaya dengan variabel Y
Hasil Belajar IPS. d. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana ini adalah menggunakan uji t t-Test karena data yang diperoleh
telah memenuhi uji prasyarat analisis yaitu data berdistribusi normal dan berbentuk linier.
Berdasarkan perhitungan SPSS for Windows 22 diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Tabel 4.26 Uji Hipotesis Uji T
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 5,208
3,829 ,329
,000 interaksi_sosial_
teman_sebaya 1,071
,025 ,483
4,750 ,000
a. Dependent Variable: hasil_belajar_ips
Berdasarkan tabel coefficients di atas, dapat diketahui koefisen regresi yang diperoleh pada harga komponen a = 5,208 dan harga
komponen b = 1,071. Maka dapat diperoleh persamaan regresi linear sederhana sebagai berikut:
̂ Pada persamaan di atas menunjukan nilai konstanta sebesar
5,208. Hal ini menjelaskan bahwa tidak ada kenaikan nilai dari variabel independen, maka nilai hasil belajar Y adalah 5,208.
Koefisien regresi pada variabel interaksi soial teman sebaya X sebesar 1,071, sehingga dapat diartikan setiap penambahan karena tanda
+ satu skor atau nilai interaksi sosial teman sebaya akan memberi kenaikan skor sebesar 1,071 satuan.
Selanjutnya nilai t
hitung
dapat diketahui sebesar 4.750. Koefisien regresi dikatakan linear jika t
hitung
t
tabel
. Dalam penelitian ini diketahui t
tabel
= 1,992. Berikut akan dijelaskan pengujian hipotesis menggunakan t- Test sebagai berikut:
H
o
: Tidak ada pengaruh positif antara interaksi sosial teman sebaya terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII MTs Al-Mursyidiyyah
Pamulang.
H
a
: Terdapat Pengaruh positif antara interaksi sosial teman sebaya terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VIII MTs Al-Mursyidiyyah
Pamulang. Nilai-nilai yang di analisis adalah t
tabel
= 1,992 dan t
hitung
= 4,750 Maka dapat diambil keputusan t
hitung
t
tabel
= H
o
ditolak dan H
a
= diterima.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan, bahwa t
hitung
t
tabel
atau 4,750 1,992 dengan taraf signifikansi 0,05 berada di daerah penerimaan H
a
maka dengan demikian H
ditolak dan H
a
diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh interaksi sosial teman sebaya terhadap hasil belajar IPS siswa
kelas VIII MTs Al Mursyidiyyah Pamulang sebesar 23,4. Seperti yang dikatakan Slameto, faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa salah
satunya ialah faktor teman bergaul, slameto mengemukakan “Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki
teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.
5
Adanya pengaruh antara interaksi sosial teman sebaya terhadap hasil belajar IPS siswa mengandung pengertian bahwa interaksi sosial teman
sebaya memberikan pengaruh terhadap hasil belajar, hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Diane E. Papalia dan Sally Wendkos Old yang
mengemukakan bahwa “siswa dengan teman sebaya yang sangat menerima, menunjukan penurunan pada prestasi belajar yang lebih sedikit dan
menikmati sekolah, sedangkan mereka yang diasosiasikan dengan low achiever menunjukkan penurunan yang besar. Hal ini berlaku bagi anak
laki- laki dan perempuan dari seluruh etnis”.
6
Selanjutnya, jika kita kaitkan dengan hasil penelitian relevan yang dilakukan oleh Oky Wicaksono dari Universitas Negeri Yogyakarta
7
yang menunjukan bahwa hubungan antara pergaulan teman sebaya terhadap
prestasi belajar yang diperoleh oleh siswa terdapat pengaruh yang signifikan. Menurut analisis peneliti hal ini bisa saja salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi hasil belajar yang akan diperoleh siswa, di samping pengaruh yang diberikan oleh teman sebaya, faktor sekolah juga sangat
penting. Terutama peran guru, artinya murid dapat langsung bertanya dengan gurunya jika mengalami kendala, dan guru pun siap menolong
muridnya. Seperti yang telah disampaikan oleh Ruth Duskin Feldman yang mengemukakan pendapat ba
hwa “kualitas sekolah sangat mepengaruhi prestasi belajar siswa. Sekolah yang bagus memiliki atmosfer yang teratur:
5
Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010 h. 70.
6
Diane E Papalia dkk, Human Development: Psikologi Perkembangan Jakarta: kencana, 2011 h. 570
7
Okky Wicaksono, ‘Hubungan Antara Pergaulan Teman Sebaya dengan Prestasi Belajar
Siswa kelas V SD Gugus Jenderal Sudirman, Kecamatan Sempor, Kabupaten Kebumen’ Skripsi Universitas Negeri Yogyakarta 2014.
kepala sekolah yang aktif dan energik, serta guru yang berpartisipasi dalam mengambil keputusan. Kepala sekolah dan guru memiliki harapan tinggi
kepada siswa, lebih menekankan kegiatan akademis ketimbang aktivitas ekstrakulikuler
”.
8
Namun tidak dinafikan peran orang tua dalam proses pembelajaran juga sangat penting, seperti yang berkaitan dengan penelitian
relevan oleh Novia Eko Wahyuningsih dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
9
interaksi sosial teman sebaya dan pola asuh orang tua otoriter, peneliti menganalisis bahwa peran orang tua sangat penting khususnya
terkait pemberian bimbingan terhadap anaknya yang menurut pengamatan peneliti memberikan peluang untuk peningkatan hasil belajar siswa.
Selain itu, teman sebaya merupakan suatu agen perubahan, seperti yang telah dikemukakan oleh Santrock, ia mengatakan bahwa
“Tentu saja, hubungan sebaya bisa negatif maupun positif. Ditolak atau diabaikan oleh
sebaya membuat beberapa anak merasa kesepian dan dimusuhi. Ketika
Anda membaca tentang sebaya, ingat juga penemuan bahwa pengaruh sebaya bervariasi bergantung pada cara perkembangan yang terbentuk
”.
10
Menurut pandangan tersebut, bahwa teman sebaya dapat merubah perilaku individu baik secara positif maupun negatif, tergantung bagaimana individu
tersebut berkembang dan berinteraksi dengan teman sebayanya. Dari hasil observasi di lapangan, interaksi sosial siswa dengan teman
sebaya di MTs Al Mursyidiyyah cukup baik, karena peneliti melihat disaat pembelajaran berlangsung antara siswa dapat berkomunikasi dengan baik,
dengan berkomunikasi secara baik akan memudahkan siswa dapat bekerjasama dalam proses pembelajaran. Pada saat jam istirahat, peneliti
8
Diane E Papalia dkk, Human Development: Psikologi Perkembangan Jakarta: kencana, 2011 h. 573
9
Novia Eko Wahyuningsih, Pengaruh Interaksi Sosial dengan Teman Sebaya dan Pola Asuh Orang Tua Otoriter terhadap Motivasi Belajar Siswa kelas XI Madrasah Aliyah Pembangunan
UIN Jakarta Tahun Ajaran 20112012. Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.
10
John W. Santrock, Remaja, jilid dua, edisi kesebelas, PT Gelora Aksara Pratama, April, 2007 h. 206.
juga melihat antar siswa menghabiskan waktu istirahat untuk pergi jajan bersama teman, dan ada juga yang di dalam kelas untuk memakan bekal
yang telah dibawa secara bersama.
11
Selain itu, peneliti juga menemukan terdapat kelompok-kelompok teman sebaya baik pada kelas VIII.1, VIII.2
maupun di kelas VIII.3. Kelompok tersebut merupakan kumpulan dua orang individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka, masing-masing menyadari
keanggotaanya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan orang lain yang juga anggota kelompok dan masing-masing menyadari
saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama. Di
samping itu kelompok teman sebaya juga mempraktekkan berbagai prinsip
kerja sama, tanggung jawab bersama, persaingan yang sehat dan sebagainya. E.
Keterbatasan Hasil Penelitian
Penelitian yang telah terlaksana tentunya mempunyai banyak keterbatasan. Walaupun peneliti sudah melakukan penelitian dengan
sungguh-sungguh sesuai prosedur yang telah ada dan sesuai dengan keadaan yang ada di lapangan, namun penulis masih menemukan berbagai
keterbatasan dalam penelitian. Adapun beberapa keterbatasan penelitian
yaitu sebagai berikut:
a. Adanya keterbatasan kemampuan yang tidak terjangkau baik tenaga, waktu dan pemikiran yang kurang optimal sehingga terdapat beberapa
kekurangan dalam penelitian ini. b. Keterbatasan biaya, biaya juga merupakan faktor penting dalam
penelitian, tetapi bukan berarti menjadi penghambat dalam melaksanakan penelitian. Peneliti menyadari bahwa dengan biaya yang
minim peneliti akan mengalami kendala. c. Waktu penelitian dilaksanakan selama pembuatan skripsi sehingga
waktu yang ada mempersempit ruang gerak peneliti yang dikarenakan adanya pembagian waktu untuk bekerja dan melakukan bimbingan
skripsi.
11
Hasil Observasi.