Dasar-dasar Faktor Interaksi Sosial

penyelesaian dari pertikaian. Masyarakat Inonesia termasuk tipe masyarakat kooperatif dengan cirinya yang khas yaitu gotong royong. Masyarakat Amerika termasuk tipe masyarakat kompetitif, yaitu orang- orang saling berlomba mencari kedudukan atau status, harta, dan lain sebagainya tanpa menindas saingannya. 16 Sedangkan dalam buku Ely M. Setiadi, Gillin dan Gillin mengemukakan bentuk interaksi sosial dapat berupa sebagai berikut: a. Proses Assosiatif, terbagi dalam tiga bentuk khusus yaitu akomodasi, asimilasi dan akulturasi. b. Proses disasosiatif, mencakup persaingan yang meliputi pertentangan, dan pertikaian. 17 Menurut Elly M. Setiadi, adapun interaksi yang pokok proses- proses adalah: a. Bentuk Interaksi Assosiatif 1. Kerjasama cooperation Kerjasama timbul karena orientasi orang perorangan terhadap kelompoknya dan kelompok lainnya. Sehubungan dengan pelaksanaan kerjasama, ada tiga bentuk kerjasama: a Bergaining, pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih. b Cooperation, proses penerimaan unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi, sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan. c Coalition, kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. 16 Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar, Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008 h. 59. 17 Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta: Kencana, 2010 ed.2, cet.6, h. 97. 2. Akomodasi Accomodation Istilah akomodasi digunakan dalam dua arti, yaitu untuk menunjuk pada suatu keadaan, berarti suatu kenyataan adanya suatu keseimbangan dalam interaksi antara orang perorangan dan kelompok manusia, sehubungan dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam masyarakat. Adapun bentuk-bentuk dari akomodasi, diantaranya: a Coercion, yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan. b Compromise, suatu bentuk akomodasi, di mana pihak yang terlibat masing-masing mengurangi tuntutannya. c Arbitration, suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak yang berhadapan, tidak sanggup untuk mencapainya sendiri. d Mediation, hampir menyerupai arbitration diundang pihak ketiga yang netral dalam soal perselisihan yang ada. e Conciliation, sutau usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih, bagi tercapainya suatu persetujuan bersama. f Tolerantion, bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formil. g Stelemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang berkepentingan mempunyai kepentingan yang seimbang, berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya. h Adjudication, yaitu perselisihan perkara atau sengketa di pengadilan. 18 18 Ibid, h. 98. b. Bentuk Interaksi Disassosiatif 1. Persaingan competition Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekerasan. 2. Kontravensi contravention Kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan kebencian terhadap diri seseorang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. 3. Pertentangan conflict Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk mencari tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk-bentuk yang khusus, antara lain: a Pertentangan pribadi, pertentangan antar individu. b Pertentangan rasional, pertentangan yang timbul karena perbedaan ras. c Pertentangan kelas sosial, pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan antar kelas sosial. d Pertentangan politik, biasanya terjadi di antara partai-partai politik untuk memperoleh kekuasaan negara. 19 Dari penjelasan di atas, berbeda dengan pendapat yang sebelumnya. Elly M. Setiadi membagi bentuk interaksi menjadi menjadi 2 bagian, yaitu interaksi assosiatif dan interaksi diassosiatif. Bentuk-bentuk tersebut dapat terjadi pada saat individu saling mencari keuntungan masing-masing, maka akan terjadi bentuk interaksi 19 Ibid, h. 98.