Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Interaksi Sosial

b. Bentuk Interaksi Disassosiatif 1. Persaingan competition Persaingan adalah bentuk interaksi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang bersaing untuk mendapatkan keuntungan tertentu bagi dirinya dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada tanpa menggunakan kekerasan. 2. Kontravensi contravention Kontravensi ditandai oleh adanya ketidakpastian terhadap diri seseorang, perasaan tidak suka yang disembunyikan dan kebencian terhadap diri seseorang, akan tetapi gejala-gejala tersebut tidak sampai menjadi pertentangan atau pertikaian. 3. Pertentangan conflict Pertentangan adalah suatu bentuk interaksi individu atau kelompok sosial yang berusaha untuk mencari tujuannya dengan jalan menentang pihak lain disertai ancaman atau kekerasan. Pertentangan memiliki bentuk-bentuk yang khusus, antara lain: a Pertentangan pribadi, pertentangan antar individu. b Pertentangan rasional, pertentangan yang timbul karena perbedaan ras. c Pertentangan kelas sosial, pertentangan yang disebabkan oleh perbedaan kepentingan antar kelas sosial. d Pertentangan politik, biasanya terjadi di antara partai-partai politik untuk memperoleh kekuasaan negara. 19 Dari penjelasan di atas, berbeda dengan pendapat yang sebelumnya. Elly M. Setiadi membagi bentuk interaksi menjadi menjadi 2 bagian, yaitu interaksi assosiatif dan interaksi diassosiatif. Bentuk-bentuk tersebut dapat terjadi pada saat individu saling mencari keuntungan masing-masing, maka akan terjadi bentuk interaksi 19 Ibid, h. 98. persaingan. Dan ketika individu saling memecahkan masalah secara bersama, maka disitu akan terjadi interaksi dalam bentuk bekerjasama.

2. Teman Sebaya

a. Pengertian Teman

Sebaya Dalam kamus lengkap psikologi peer group kelompok kawan sebaya diartikan sebagai satu kelompok, dengan mana anak mengasosiasikan dirinya. 20 Menurut kutipan tersebut bahwa teman sebaya merupakan satu kelompok yang dimana seseorang dapat mengembangkan dirinya terhadap teman sebayanya di dalam satu kelompok tersebut. Adapun pendapat yang telah dikemukakan oleh Yusron Razak, peer group atau teman sebaya yaitu “terdiri dari teman-teman yang seumur serta memiliki status sosial yang kurang lebih sama, sangat berpengaruh dalam pembentukan perilaku dan nilai-nilai anak”. 21 Menurut definisi di atas teman sebaya sangat mempengaruhi pembentukan perilaku seseorang, perilaku positif maupun perilaku negatif dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu John W Santrock mengartikan sebaya adalah “orang dengan tingkat umur dan kedewasaan yang kira-kira sama. Sebaya memegang peran yang unik dalam perkembangan anak. Salah satu fungsi terpenting sebaya adalah memberikan sumber informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga”. 22 Baik Jean Piaget dan Harry Stack Sullivan memberikan penjelasan tentang peran sebaya dalam perkembangan sosioemosional. Mereka menekankan bahwa “melalui interaksi sebayalah anak-anak dan remaja 20 J.P Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006 h. 357. 21 Yusron Razak, Sosiologi Sebuah Pengantar: Tinjauan Pemikiran Sosiologi, Jakarta: Laboratorium Sosiologi Agama, 2008 h. 54. 22 John W. Santrock, Perkembangan Anak, edisi ketujuh jilid dua, PT Gelora Aksara Pratama, 2007 h. 205. belajar bagaimana berinteraksi dalam hubungan yang simetris dan timbal balik”. 23 Selain itu Piaget dan Lawrence Kohlberg mengemukakan pendapat bahwa “melalui hubungan sebaya yang diwarnai memberi dan menerima, anak-anak mengembangkan pemahaman sosial dan logika moral mereka”. 24 Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan teman sebaya ialah anak-anak atau remaja yang tingkat usianya sama, dan merupakan tempat membentuk suatu hubungan dekat untuk saling bertukar informasi, bekerjasama, saling memberikan rasa simpati dan kasih sayang terhadap satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bentuk-bentuk

Sebaya John W Santrock telah membedakan lima status sebaya, yaitu sebagai berikut: a Anak-anak populer, sering dinominasikan sebagai sahabat dan jarang tidak disukai oleh sebaya mereka. b Anak-anak rata-rata, menerima nominasi positif dan negatif rata-rata dari sebaya mereka. c Anak-anak yang diabaikan, jarang dinominasikan sebagai sahabat tetapi tidak dibenci oleh sebaya mereka. d Anak-anak yang ditolak, jarang dinominasikan sebagai sahabat dan dibenci secara aktif oleh sebaya mereka. e Anak-anak kontroversial, sering dinominasikan sebagai teman baik seseorang tapi juga sebagai orang yang tidak disukai. 25 Anak-anak populer memiliki sejumlah kemampuan sosial yang membantu mereka disukai. Peneliti menemukan anak-anak populer mampu berkomunikasi dengan baik terhadap teman sebayanya, dapat mengendalikan emosi, menunjukan sikap peduli pada orang lain dan lebih percaya diri tanpa memuji dirinya sendiri. 23 Ibid, h. 205 24 Ibid, h. 205. 25 John W. Santrock, Remaja, jilid dua, edisi kesebelas, PT Gelora Aksara Pratama, April, 2007 h. 62. Anak-anak yang diabaikan terlibat dalam tingkat interaksi yang rendah dengan teman sebaya mereka dan sering dinilai sebagai anak yang pemalu. Namun anak-anak yang ditolak sering kali memiliki masalah penyesuaian yang lebih serius dibanding anak-anak yang diabaikan.

c. Fungsi Teman Sebaya

Remaja dibiarkan untuk menentukan sendiri komposisi masyarakat mereka. Bagaimanapun, seseorang dapat belajar menjadi seorang petarung yang baik hanya jika berada di antara kawan yang seusia. Salah satu fungsi terpenting dari teman sebaya adalah sebagai sumber informasi mengenai dunia di luar keluarga. Remaja memperoleh umpan balik mengenai kemampuannya dari kelompok teman sebaya. Remaja mempelajari bahwa apa yang mereka lakukan itu lebih baik, sama baik, atau kurang baik dibandingkan remaja-remaja lainnya. Mempelajari hal ini di rumah tidak mudah dilakukan karena saudara kandung biasanya lebih tua atau lebih muda. 26 Slamet Sentosa menjelaskan fungsi kelompok sebaya sebagai berikut: a Mengajarkan kebudayaan Dalam peer group diajarkan kebudayaan yang berada di tempat itu. Misalnya orang luar negeri masuk ke Indonesia maka teman sebayanya di Indonesia mengajarkan kebudayaan Indonesia. b Sebagai sumber informasi bagi orang tua dan guru bahkan untuk masyarakat. c Dalam kelompok sebaya, individu dapat mencapai ketergantungan satu sama lain. Karena dalam kelompok sebaya ini mereka dapat merasakan kebersamaan dalam kelompok dan saling tergantung satu sama lain. d Kelompok sebaya mengajar moral orang dewasa. 26 Ibid, h. 55. Anggota kelompok sebaya bersikap dan bertingkah laku seperti orang dewasa. Untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa mereka belajar memperoleh kemantapan sosial. Tingkah laku mereka seperti orang dewasa tetapi mereka tidak mau disebut dewasa. e Dalam kelompok sebaya, indiviu dapat mencapai kebebasan sendiri. Kebebasan disini diartikan sebagai kebebasan untuk berpendapat, bertindak, atau menemukan identitas diri. Karena dalam kelompok itu, anggota-anggotanya juga mempunyai tujuan dan keinginan yang sama. 27 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa teman sebaya merupakan suatu agen perubahan. Dengan individu berinteraksi dengan teman sebayanya ia akan menambah wawasan, karena teman sebaya memiliki fungsi memberikan informasi, mengajarkan kebudayaan dan dengan teman sebaya, individu dapat mencapai kebebasannya sendiri.

d. Ciri-ciri Kelompok

Sebaya Menurut Slamet Sentosa, kelompok sebaya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a Tidak mempunyai Struktur Organisasi yang jelas. Kelompok sebaya terbentuk secara spontan. b Bersifat Sementara Karena tidak ada struktur organisasi yang jelas. Kelompok ini tidak bisa bertahan lama. Lebih-lebih jika yang menjadi keinginan masing- masing anggota kelompok tidak tercapai. Atau karena keadaan yang memisahkan mereka seperti pada teman sebaya di sekolah. c Kelompok sebaya mengajarkan individu tentang kebudayaan yang luas. Misalnya teman sebaya di sekolah, mereka umumnya terdiri dari individu yang berbeda-beda lingkungannya, yang mempunyai aturan atau kebiasaan yang berbeda-beda. Lalu mereka 27 Slamet Santosa, Dinamika Kelompok, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006 h. 79-80.